Browsing by Author "Setyorinie, Evy Indah"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XIX Nomor 1 Tahun 2023 : Pembuatan Antigen Rabies untuk Kit Elisa Rabies Tahun 2020-2022(Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma, 2023) Restika, Kiki Dwi; Setyorinie, Evy Indah; Wahyuri, Ismail BudiTingkat antibodi rabies paska vaksinasi dapat diukur dengan menggunakan kit elisa rabies. Mikroplat kit elisa rabies telah dicoated dengan antigen rabies yang sesuai, oleh karena itu antigen rabies merupakan bahan utama pembuatan kit elisa rabies. Pada tulisan ini diuraikan cara pembuatan antigen rabies yang akan dicoatingkan pada kit elisa rabies. Seed virus rabies strain pasteur diinokulasi pada kultur sel BHK-21 konfluen dengan dosis inokulasi 3 ml per botol roux menggunakan perhitungan multiple of infection (moi) 0.5. Sel diinkubasi pada suhu 35 ⁰C selama 60 menit kemudian ditambahkan 100 ml media pertumbuhan virus dan diinkubasi kembali pada suhu 35 ⁰C selama 96 jam. Suspensi virus diinaktivasi dengan betapropiolakton 10% kemudian diuji inaktivasi dan titrasi virus menggunakan mencit. Suspensi virus 200 ml dikoleksi. Hasil uji inaktivasi didapatkan inaktif dan hasil titrasi didapatkan titer 107.0 - 107.9LD50/ml. Virus dimurnikan dengan filtrasi. Virus rabies inaktif dapat dicoatingkan pada mikroplate sebagai antigen rabies.
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XVI Nomor 1 Tahun 2021(Pusat Veteriner Farma, 2021) Pangesti, Rinasti Rida; Saputri, Petri Nandatina; Setyorinie, Evy Indah; Manaf, Abd; Sjolichah, Nur; Hartanti, Febri; Winarko, Yudi; Cahyani, Jossie Intan; Prasetyowati, Sapto Rini Budi; Zakariya, Faizal; Lestari, Dwi Kurnia; Pusat Veteriner FarmaBuletin Veteriner Farma Volume XVI Nomor 1 Tahun 2021 • Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Titer Antigen Newcastle Disease (ND) • Pengujian Masa Kadaluarsa Antigen Mycoplasma • Respon Imun terhadap Antigen AI H9NI Isolat Sidrap dan Isolat South Sulawesi pada Ayam yang Divaksinasi ND-AI H9N2 Isolat Sidrap • Surveilans PMK Berbasis Resiko Sebagai Upaya Pembuktian Ketidakberadaan Penyakit Mulut dan Kuku di Indonesia Tahun 2020
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XVIII Nomor 1 Tahun 2022: Pembuatan Kit Toksoplasmosis Tomat Alih Teknologi dari BVET Lampung ke Pusvetma(Pusat Veteriner Farma, 2022) Setyorinie, Evy Indah; Firmansyah, Haris; Wijayanti, Putriani Endah; Wahyuri, Ismail BudiToksoplasmosis adalah penyakit yang bisa menular ke manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Kit diagnostik diperlukan untuk mendeteksi Toksoplasmosis. Teknik pengujian serologis dengan metode aglutinasi merupakan pilihan yang sesuai dan tepat. BVet Lampung berhasil membuat kit toksoplasmosis dengan dasar metode aglutinasi yang dinamakan Kit ToMAT. Pemanfaatan Kit ToMAT secara luas belum bisa dilaksanakan karena ada keterbatasan tupoksi BVet Lampung. Kegiatan alih teknologi dari BVet Lampung ke Pusvetma akan dilakukan agar Kit ToMAT dapat dimanfaatkan secara luas. Kegiatan alih teknologi Kit ToMAT dilakukan dengan mengikuti prinsip produksi dan pengujian yang telah dikembangkan oleh BVet Lampung. Prinsip produksi dan pengujian tersebut diverifikasi dan disesuaikan dengan kemampuan Pusvetma. Kegiatan alih teknologi Kit ToMAT juga dijalankan dengan mengikuti saran dari tim ahli dan bantuan BVet Lampung. Kit ToMAT telah berhasil diproduksi oleh Pusvetma. Namun, Kit ToMAT tersebut masih memerlukan uji validasi.
- ItemPenelitian Pendahuluan Propagasi Sel BHK-21 pada Microcarrier Menggunakan Bioreaktor untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi Vaksin Rabies Pusvetma(Direktorat Kesehatan Hewan, 2019) Pancawidyana, Diah; Wriningati; Setyorinie, Evy Indah; Restika, Kiki DwiRabies merupakan penyakit zoonosis fatal yang disebabkan oleh virus Rabies. Vaksinasi adalah metode yang efektif untuk mengontrol penyakit Rabies. Peningkatan kapasitas produksi Pusvetma sebagai produsen vaksin Rabies sangat diperlukan untuk memenuhi permintaan vaksin di lapangan. Propagasi sel BHK-21 sebagai media pertumbuhan virus Rabies pada microcarrier menggunakan Bioreaktor mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan metode konvensional menggunakan botol roller. Tujuan penelitian ini membandingkan efektifi tas propagasi sel BHK-21 pada sistem microcarrier menggunakan Bioreaktor dengan sistem konvensional pada botol roller sebagai pengembangan metode untuk peningkatan kapasitas produksi vaksin rabies Pusvetma. Sel BHK-21 di propagasi menggunakan dua sistem yaitu sistem mikrocarrier menggunakan bioreactor dan metode konvensional menggunakan botol roller. Pada sistem mikrocarrier menggunakan bioreactor Sel BHk-21 sebanyak 2x108 sel dalam 120 ml media dimasukkan ke dalam botol CelCradle-500 yang berisi 850 carier. Metode konvensional dilakukan dengan cara melakukan propagasi pada 30 botol roller dengan jumlah sel 5-10 x 107 sel per botol roller. Propagasi virus rabies strain Pasteur dilakukan dengan menginokulasi inokulasi botol CelCradle-500 sebanyak 65 ml dan botol roller sebanyak 5 ml dengan titer virus 10" LD50/ml. Parameter yang dibandingkan adalah pertumbuhan sel BHK-21, penggunaan media Eagle dan titer virus Rabies strain Pasteur yang dihasilkan Hasil yang diperoleh pada sistem micocarrier menggunakan Bioreaktor pertumbuhan sel BHK-21 sebanyak 1.296x106 sel, media Eagle yang digunakan 500 ml, dan titer virus yang diperoleh 106.7, sedangkan pada sistem konvensional menggunakan botol roller diperoleh pertumbuhan sel BHK-21 sebanyak 13x108 sel, media Eagle yang digunakan 5.200 ml dan titer virus yang diperoleh 106. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan sistem microcarrier menggunakan Bioreaktor lebih efektif dan efi sien daripada metode konvensional menggunakan botol roller.
- ItemPerbandingan Keamanan dan Potensi Vaksin Septicaemia Epizootica Menggunakan Antigen Crude Product dan Antigen Murni(Direktorat Kesehatan Hewan, 2018) Setyorinie, Evy Indah; Wahyuni, A.E.T.H.; Asmara, WidyaVaksin ajuvan minyak merupakan vaksin yang poten tetapi vaksin ajuvan minyak mempunyai viskositas yang tinggi, kadang menyebabkan kebengkakan, nekrosis serta shock sesudah vaksinasi. Usaha pengembangan vaksin ajuvan minyak diperlukan untuk mengurangi reaksi sesudah vaksinasi. Tujuan dari penelitian ini untuk membandingkan viskositas, keamanan dan potensi dari vaksin SE antigen crude product dan vaksin SE antigen murni dengan menggunakan ajuvan Montanide ISA 50. Kultur kuman disiapkan dari Pasteurella multocida strain Katha, yang di kultur pada media Casein Sucrose Yeast (CSY) kemudian di inaktivasi menggunakan formalin 0.5%. Antigen murni disiapkan dengan metode sentrifugasi pada kecepatan 5000 rpm selama 20 menit, supernatan dibuang dan diganti dengan NaCl 0.9%. Antigen crude product disiapkan dengan tidak ada pemisahan antara antigen dan media cair. Kedua suspensi kemudian diformulasi dengan menggunakan ajuvan montanide ISA 50 dengan perbandingan 1:1. Vaksin diukur viskositasnya menggunakan viskometer, di uji keamanan dan potensi pada mencit. Uji potensi dilakukan dengan Active mouse protection test (AMPT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa viskositas vaksin SE antigen murni yaitu 200 cP dan vaksin SE antigen crude product 440 cP. Uji keamanan menunjukkan bahwa tidak ada kejadian syok sesudah vaksinasi, kematian pada mencit ataupun gejala SE pada mencit, tetapi pada satu mencit dari kelompok vaksin crude product terdapat kemerahan pada bekas tempat suntikan. Uji potensi dilakukan dengan metode AMPT dan didapatkan potensi vaksin SE antigen murni 5.2 log unit dan vaksin SE antigen crude product 4.2 log unit. Penelitian ini menunjukkan bahwa kedua vaksin baik itu vaksin SE antigen murni ataupun vaksin crude product aman digunakan, tetapi vaksin SE antigen murni mempunyai viskositas yang lebih rendahdan potensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan vaksin SE antigen crude product.