Browsing by Author "Setyanto, Prihasto"
Now showing 1 - 16 of 16
Results Per Page
Sort Options
- ItemBuku Saku Budidaya Sayuran Bawang Putih(Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, 2018) Setyanto, Prihasto; Hayati, Mardiyah; Samijan; Prastuti, Tri Reni; Nurlaily, Ridha; Husni, Indra; Sari, Mutiara; Anggraeni, Fajar; Julietha, Duma; Nggaro, Yulius Y.M; Subardi; Haryanto; Waludin, Jamin; Sumarno, Agus; Direktorat Jenderal HortikulturaBuku ini berisi informasi tentang budidaya bawang putih mulai dari bibit, penyiapan lahan, pengaturan jarak tanam, penggunaan mulsa, pemupukan, pengairan dan penyiangan, pengendalian OPT, mitigasi iklim, hama dan penyakit, dan varietas bawang putih nasional.
- ItemClimate-Smart Agriculture (CSA) di Lahan Sawah Tadah Hujan(IAARD Press, 2018) Setyanto, Prihasto; Wihardjaka, A; Susilawati, Helena Lina; Pramono, Ali; Yulianingsih, Eni; Kartikawati, Rina; Ariani, Miranti; Hervani, Anggri; Adriany, Terry Ayu; Yunianti, Ika Ferry; Yulianingrum, HestiPada dekade terakhir ini, perubahan iklim menjadi perhatian serius masyarakat global, regional, nasional, dan lokal. Perubahan iklim merupakan dampak pemanasan global akibat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca antropogenik di atmosfer bumi. Dampak perubahan iklim terjadi juga di sektor pertanian termasuh di agroekologi sawah tadah hujan. Penerapan Climate-Smart Agriculture dalam mengoptimalkan lahan sawah tadah hujan merupakan salah satu antisipasi dampak perubahan iklim yang mensinergiskan upaya adaptasi dan mitigasi dalam memperbaiki produktivitas dan pendapatan masyarakat melalui inovasi teknologi ramah lingkungan. Inovasi teknologi ramah lingkungan yang diterapkan harus memenuhi prinsip dasar peningkatan produktivitas, konservasi tanah dan air, rendah emisi gas rumah kaca, adaptif terhadap perubahan iklim, penerapan pengendalian hama terpadu, rendah cemaran pestisida dan logam berat, pengelolaan pertanian minimum limbah, pemanfaatan sumberdaya lokal, pelestarian keanekaragaman hayati, dan integrasi tanaman-ternak. Buku Climate-Smart Agriculture mengulas upaya adaptasi mitigasi perubahan iklim yang bermuara terhadap peningkatan produktivitas dan pendapatan masyarakat serta mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
- ItemEmisi Gas Rumah Kaca Dan Hasil Padi Dari Perlakuan Alternate Wetting and Drying Di Lahan Sawah Tadah Hujan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Pramono, Ali; Ayu Adriani, Terry; Setyanto, Prihasto; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Budidaya padi di lahan sawah merupakan salah satu sumber emisi gas rumah kaca terutama CH . Pengelolaan air di lahan sawah dapat menurunkan emisi gas rumah kaca, salah satu diantaranya adalah dengan pengaturan cara pemberian air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaturan air pada lahan sawah tadah hujan terhadap emisi gas rumah kaca dan hasil gabah. Penelitian dilaksanakan pada musim tanam gogo rancah 2013 di lahan sawah tadah hujan, Jakenan-Pati, Jawa Tengah. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 perlakuan yaitu 1) Pengairan tergenang secara terus menerus (continuous flooding/CF), 2) Pengairan berselang (Alternate Wetting and Drying/ AWD 25 cm), 3) Alternate Wetting and Drying site specific (AWDS), yaitu 2 kali pengeringan dengan interval 7 hari. Setiap perlakuan diulang 3 kali. Parameter yang diamati meliputi fluks GRK (CH2) dan N2O) O), tinggi muka air pH dan Eh, hasil dan komponen hasil padi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaturan air dapat mengurangi emisi gas rumah kaca tanpa mengurangi hasil padi di lahan sawah tadah hujan. Perlakuan AWD dan AWDS dapat menurunkan emisi gas CH2 masing-masing sebesar 38,6% dan 27,6% dibandingkan dengan perlakuan tergenang, namun tidak berbeda nyata. Hasil gabah tertinggi diperoleh dengan perlakuan AWD yaitu sebesar 6,94 ton GKG ha
- ItemEmisi Gas Rumah Kaca Dari Berbagai Varietas Padi Di Lahan Sawah Tadah Hujan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Yulianingsih, Eni; Kartikawati, Rina; Wihardjaka, Anicetus; Setyanto, Prihasto; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Dinamika gas rumah kaca pada tanah sawah dengan periode tidak tergenang lebih lama akan berbeda polanya dengan tanah sawah yang tergenang terus menerus, sehingga akan berpengaruh terhadap sumber dan rosot GRK. Tanaman padi memegang peran penting dalam emisi gas CH4 dari lahan sawah. Kurang lebih 90% CH4 yang dilepas dari lahan sawah ke atmosfer dipancarkan melalui tanaman dan sisanya melalui gelembung air (ebullition). Ruang udara pada pembuluh aerenkima yang terdapat pada daun, batang dan akar yang berkembang dengan baik menyebabkan pertukaran gas pada tanah tergenang (anaerobik) berlangsung cepat. Kegiatan penelitian lapang dilakukan di lahan sawah berjenis tanah Inceptisol pada musim penghujan 2014/2015 dan musim kering 2015 untuk mengetahui emisi GRK dari beberapa varietas padi tipe baru. Percobaan disusun secara acak kelompok dengan tiga ulangan dan delapan varietas padi (Ciherang, Cibogo, Cigeulis, Memberamo, Hipa Jatim 2, Hipa 18, Inpari 19 dan Inpari 20). Rejim air dipertahankan pada ketinggian air 5 cm. Data yang dikumpulkan meliputi fluks GRK, pH tanah, potensial redoks, pertumbuhan tanaman (tinggi dan jumlah anakan), komponen hasil dan hasil gabah. Varietas Inpari 19 melepaskan emisi gas rumah kaca terendah, yaitu masing-masing 3,60 t CO2-eha-1musim-1(musim kering 2015) dibandingkan varietas yang lain yang diuji (Ciherang, Cibogo, Cigeulis, Memberamo, Hipa Jatim 2, Hipa 18, Inpari 19 dan Inpari 20).
- ItemIDENTIFIKASI SEBARAN TIMBAL (Pb) PADA LAHAN SAWAH DATARAN TINGGI DI KABUPATEN WONOSOBO DAN SERAPANNYA PADA TANAMAN PADI(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Mellyga, Dolty; Sukarjo; Hidayah, Anik; Setyanto, Prihasto; BPTP JambiTimbal (Pb) secara alami terdapat di dalam kerak bumi dan tersebar di alam dalam jumlah kecil melalui proses alami termasuk letusan gunung berapi dan proses geokimia. Sumber-sumber timbal antara lain cat usang, debu, udara, air, makanan yang terkontaminasi dan bahan bakar bertimbal (SNI 7387:2009). Penelitian ini untuk mengetahui sebaran Pb pada tanah sawah di Kabupaten Wonosobo dan konsentrasi Pb pada tanaman padi (jerami dan beras). Metode pengambilan sampel menggunakan metode survey. Satuan peta dideliniasi dengan bantuan program ArcGIS berdasarkan kemiringan lahan. Terdapat 312 titik lokasi sampel namun hanya 13 sampel yang terdeteksi mengandung logam Pb. Unsur-unsur logam berat di dalam contoh tanah dan tanaman dapat ditetapkan dengan alat Spektrofotometri Serapan Atom setelah sebelumnya diekstrak melalui proses destruksi menggunakan asam campur yang terdiri dari HNO3, HClO4 dan H2SO4. Logam berat dari ekstrak jernih diukur langsung dengan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom, menggunakan deret standar logam berat sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran Pb pada lahan sawah dataran tinggi Dieng terdistribusi normal dan menyebar. Konsentrasi Pb tanah terukur antara 9,32 ppm - 14,82 ppm, konsentrasi di jerami 0,18 ppm - 4,1 ppm, konsentrasi di beras 0,28 ppm - 1,32 ppm. Hanya ada 13 sampel yang terdeteksi
- ItemN2O Emissions from Rainfed Sugarcane Plantation(Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, ) Hervani, Anggri; Kartikawati, Rina; Ariani, Miranti; Setyanto, Prihasto
- ItemPedoman Budidaya Bawang Putih(Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, 2017) Setyanto, Prihasto; Direktorat Jenderal Hortikultura
- ItemPedoman Umum Inventori Gas Rumah Kaca dan Mitigasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011) Setyanto, Prihasto; Susanti, Emi; Las, Irsal; Amien, Istiqlal; Makarim, A. K.; Nursyamsi, Dedy; Rubiyo; Anwar, Khairil; Widarto, Heru Tri; Rejekiningrum, Popi; Surmaini, Elza; Estiningtyas, Woro; Suciantini; Pujilestari, Nurwindah; Sutarya, Rakhmat; Harmanto; Miranti; Hamdani, Adang; Sukarman; Wahyunto; Thalib, Amlius; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
- ItemPENGARUH PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DI LAHAN TADAH HUJAN(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Yunianti, Ika Ferry; Paputri, Dollty Mellyga Wangga; Setyanto, Prihasto; bPenggunaan pupuk anorganik dan organik sebagai sumber unsur hara sayuran masih banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk anorganik dan organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Pati pada bulan Oktober sampai November 2015. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan (K0) Urea 200 kg ha-1 + SP36 200 kg ha-1 + KCl 100 kg ha-1 + Kompos 0 kg ha-1,(K1) Urea 100 kg ha-1 + SP36 100 kg ha-1 + KCl 50 kg ha-1 + Kompos 1 ton ha-1, (K2) Urea 100 kg ha-1 + SP36 100 kg ha-1 + KCl 50 kg ha-1 + Kompos 2 ton ha-1, (K3) Urea 100 kg ha-1 + SP36 100 kg ha-1 + KCl 50 kg ha-1 + Kompos 3 ton ha-1, (K4) Urea 100 kg ha-1 + SP36 100 kg ha-1 + KCl 50 kg ha-1 + Kompos 4 ton ha-1 dan (K5) Urea 0 kg ha-1 + SP36 0 kg ha- 1 + KCl 0 kg ha-1 + Kompos 5 ton ha-1, dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk anorganik dan organik meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah batang dan indeks luas daun. Produksi kangkung tertinggi diperoleh pada perlakuan K5 yaitu sebanyak 17,43 ton ha-1.
- ItemPENGARUH RESIDU PUPUK ORGANIK TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BULAI (Sclerospora maydis L.) DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Wahyuni, Sri; Setyanto, Prihasto; Lasmono, Agung; Rianto, Slamet; Balai Pengkajian Teknologi PertanianSalah satu agenda “Nawa cita” adalah peningkatan kedaulatan pangan. Kedaulatan pangan dicerminkan oleh kekuatan untuk mengatur masalah pangan secara mandiri. Penggunaan pupuk organik sangat diperlukan untuk memperbaiki kualitas tanah, bermanfaat bagi kesuburan dan peningkatan produksi tanaman. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah tadah hujan di Kebun Percobaan Jakenan, Balai Penelitian Lingkungan Pertanian di Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada musim tanam (MT III) pada bulan Juni 2015 sampai Oktober 2015. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan 6 perlakuan 3 ulangan. Tanaman yang digunakan adalah jagung varietas sukmaraga, dengan jarak tanam (70 x 25) cm dan ukuran plot (10 x 5) m. Penelitian ini menggunakan lahan yang sebelumnya ditanami padi walik jerami yang pemupukannya menggunakan dosis pupuk yang berbeda-beda. Dosis pupuk organik yang gunakan sebelumnya adalah 10 ton dan 20 ton ha -1 . Penelitian tanaman jagung ini menggunakan pupuk NPK yang sama pada setiap perlakuan. Tujuan penelitian adalah mendapatkan informasi ketahanan tanaman jagung terhadap serangan penyakit bulai dan produksi tanaman jagung dengan memanfaatkan residu pupuk organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik meningkatkan ketahanan terhadap serangan penyakit bulai dan meningkatkan produksi tanaman jagung. Tanaman jagung tanpa residu pupuk organik serangan bulainya mencapai 20%, sedangkan yang memanfaatkan residu pupuk organik 20 t ha-1 +NPK rekomendasi serangan penyakit bulainya cukup rendah yaitu 2%. Produksi jagung tertinggi terdapat pada perlakuan penggunaan pupuk organik 20 ton ha -1 ditambah dengan pupuk NPK yang mencapai 6,2 ton/ha.
- ItemPENGARUH RESIDU PUPUK ORGANIK TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BULAI (Sclerospora maydis L.) DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Wahyuni, Sri; Rianto, Slamet; Lasmono, Agung; Setyanto, Prihasto; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungSalah satu agenda “Nawa cita” adalah peningkatan kedaulatan pangan. Kedaulatan pangan dicerminkan oleh kekuatan untuk mengatur masalah pangan secara mandiri. Penggunaan pupuk organik sangat diperlukan untuk memperbaiki kualitas tanah, bermanfaat bagi kesuburan dan peningkatan produksi tanaman. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah tadah hujan di Kebun Percobaan Jakenan, Balai Penelitian Lingkungan Pertanian di Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada musim tanam (MT III) pada bulan Juni 2015 sampai Oktober 2015. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan 6 perlakuan 3 ulangan. Tanaman yang digunakan adalah jagung varietas sukmaraga, dengan jarak tanam (70 x 25) cm dan ukuran plot (10 x 5) m. Penelitian ini menggunakan lahan yang sebelumnya ditanami padi walik jerami yang pemupukannya menggunakan dosis pupuk yang berbeda-beda. Dosis pupuk organik yang gunakan sebelumnya adalah 10 ton dan 20 ton ha-1. Penelitian tanaman jagung ini menggunakan pupuk NPK yang sama pada setiap perlakuan. Tujuan penelitian adalah mendapatkan informasi ketahanan tanaman jagung terhadap serangan penyakit bulai dan produksi tanaman jagung dengan memanfaatkan residu pupuk organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik meningkatkan ketahanan terhadap serangan penyakit bulai dan meningkatkan produksi tanaman jagung. Tanaman jagung tanpa residu pupuk organik serangan bulainya mencapai 20%, sedangkan yang memanfaatkan residu pupuk organik 20 t ha-1 +NPK rekomendasi serangan penyakit bulainya cukup rendah yaitu 2%. Produksi jagung tertinggi terdapat pada perlakuan penggunaan pupuk organik 20 ton ha-1 ditambah dengan pupuk NPK yang mencapai 6,2 ton/ha.
- ItemPengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) Dan Penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) Di Lahan Sawah Tadah Hujan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Purbalisa, Wahyu; Yulianingsih, Eni; Setyanto, Prihasto; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Pembangunan pertanian berkelanjutan di lahan sawah tadah hujan masih memerlukan perbaikan komponen pengelolaan tanaman terpadu diantaranya pengelolaan hara spesifik lokasi ((PHSL) dan penggunaan varietas unggul baru (VUB). Penggunaan VUB dan PHSL di lahan sawah tadah hujan belum banyak dikaji. Pada musim tanam 2015-2016 dicobakan dua perlakuan yaitu pemupukan dan varietas di KP. Jakenan. Pemupukan menggunakan PHSL (Pemupukan Hara Spesifik Lokasi berdasarkan Permentan No. 40/OT 140/4 Tahun 2007) dan existing petani. Dosis pupuk yang digunakan berdasarkan PHSL Kecamatan Jaken Kabupaten Pati yaitu pupuk organik (pupuk kandang) 2 ton/ha, urea 325 kg/ha, SP 36 50 kg/ha, KCl 30 kg/ha. Dosis pupuk existing petani yang digunakan yaitu pupuk kandang 4 ton/ha, urea 250 kg/ha, SP 36 100 kg/ha dan KCl 100 kg/ha. Varietas yang dicobakan adalah varietas padi sawah dataran rendah yaitu Inpari 14 dan varietas padi gogo seperti Inpago 8, Towuti dan Batu Tegi serta Situ Bagendit sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan varietas Batu Tegi pada PHSL memberikan hasil tertinggi pada MT I maupun MT II dan varietas Inpago 8 menghasilkan berat 1000 butir terbesar dibanding varietas lain.
- ItemPertumbuhan Tanaman Padi Varietas Dendang Dengan Kombinasi Media Tanam Lumpur Sidoarjo Sebagai Alternatif Sumber Hara(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Ayu Adriany, Terry; Setyanto, Prihasto; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Kombinasi media tanam lumpur Sidoarjo, tanah lahan tadah hujan dan kompos diharapakan dapat menjadi media tanam tanaman padi varietas Dendang. Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi pertumbuhan tanaman padi varietas Dendang dengan kombinasi media tanam lumpur Sidoarjo sebagai alternatif sumber hara. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian pada bulan Desember 2015 – April 2016. Varietas yang digunakan adalah varietas Dendang dengan 9 perlakuan kombinasi media tanam dan 3 ulangan. Variabel yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah anakan, hasil gabah dan kemasaman tanah serta hasil analisa tanah. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi media tanam lumpur Sidoarjo L1, L2, L3, L4, L5 dan L6 belum menunjukkan respon positif untuk pertumbuhan tanaman padi varietas Dendang. Kombinasi media tanam tanah lahan tadah hujan dan kompos L7 dan L8 menghasilkan pertumbuhan tanaman padi Dendang yang baik dengan jumlah anakan yang banyak dan peningkatan produksi hasil gabah, meskipun umur tanaman menjadi lebih panjang dibandingkan dengan media L9 (100% tanah).
- ItemStandar operasional prosedur (SOP) budidaya cabai rawit(Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, 2020) Setyanto, Prihasto; Direktorat Jenderal Hortikultura
- ItemSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) CABAI MERAH(Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, 2020) Setyanto, Prihasto; Direktorat Jenderal Hortikultura
- ItemUpaya Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim Pada Lahan Tadah Hujan Melalui Budidaya Padi Rendah Emisi Metana(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Kartikawati, Rina; Yulianingrum, Hesty; Setyanto, Prihasto; A. Wihardjaka; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Adaptasi merupakan upaya yang sangat penting dilakukan dalam menghadapi perubahan iklim. Salah satu strategi adaptasi adalah melalui budidaya padi rendah emisi CH. Badan Litbang Pertanian telah melepaskan banyak varietas padi unggul berdaya hasil tinggi, namun belum banyak informasi berapa besarnya emisi yang dilepaskan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi emisi CH4 dari berbagai varietas padi dan informasi peluang varietas tersebut dalam upaya adaptasi. Penelitian dilaksanakan di KP Balingtan pada musim gora tahun 2015/2016. Delapan varietas unggul padi (Ciherang, Mekongga, Inpari 18, IPB 3S, Inpari 13, Inpari 31, Inpari 32 dan Inpari 33) ditanam dalam boks berukuran 1 m2 yang berada pada plot berukuran 5 x 6 m. Percobaan dirancang secara acak kelompok dengan tiga ulangan. Pengambilan sampel CH dilakukan dengan menggunakan alat pengukur GRK otomatis yang dioperasikan selama pertumbuhan tanaman di musim gora. Sebanyak 24 boks berukuran 50 cm x 50 cm x 100 cm digunakan untuk menagkap gas CH. Gas dianalisa menggunakan Gas Chromatography (GC) tipe 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi CH4 yang dilepaskan dari delapan varietas berbeda nyata pada taraf P<0.05. Besarnya misi CH4 pada varietas Ciherang, Mekongga, Inpari 18, IPB 3S, Inpari 13, Inpari 31, Inpari 32 dan Inpari 33 adalah 229; 202; 249; 240; 168; 277; 285 dan 235 kg/ha/musim, secara berturut-turut. Mekongga mempunyai peluang sebagai varietas rendah emisi CH berdaya hasil cukup tinggi yang dapat digunakan dalam upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim dari lahan sawah.