Browsing by Author "Setiyono, Rudi T"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemBIOLOGI BUNGA DUA VARIETAS GAMBIR (Uncaria gambir Hunter)(Roxb) DI KEBUN PAKUWON(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2013-08) Udarno, Laba; Setiyono, Rudi TAspek-aspek biologi bunga seperti stuktur bunga, waktu bunga mekar, kemasakan stigma dan masa reseptif stigma merupakan aspek penting dalam hal melakukan persilangan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui waktu yang tepat dalam persilangan bunga gambir. Bahan yang digunakan adalah 20 klaster bunga tanaman gambir tipe Cubadak dan Udang umur 3 tahun yang ada di KP. Pakuwon pada bulan Januari sampai Juli 2011. Pengamatan yang dilakukan meliputi stuktur bunga, waktu bunga mekar, kemasakan stigma dan viabilitas serbuk sari baik secara langsung di lapangan maupun di laboratorium secara mikroskopis menggunakan mikroskop merk Olympus BX 41 dan camera Olympus DP 20. Hasil tahap perkembangan biologi bunga gambir dari awal inisiasi bunga sampai menjadi buah membutuhkan waktu 116 hari setelah antesis. Bunga gambir struktur bunga majemuk tak terbatas, yang mempunyai susunan acropetal dan harmaprodit. Waktu masak bunga jantan dan bunga betina pada tanaman gambir bersamaan sehingga sebelum melakukan persilangan antar varietas, harus dilakukan kastrasi organ kelamin jantan.
- ItemPENAMPILAN MORFOLOGIS KEMIRI DI KEBUN KOLEKSI BOGOR(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Udarno, Laba; Setiyono, Rudi T; Tjahjana, Bambang Eka; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarTanaman kemiri merupakan tanaman tahunan yang multi guna karena hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Terdapat 5 jenis kemiri yang tumbuh dan berproduksi dengan baik di Indonesia yaitu Aleurites mollucana, Aleurites trisperma, Aleurites montana, Aleurites cordata dan Aleurites fordii. Penelitian ini hanya dilaksanakan untuk mengetahui penampilan morfologi dua jenis kemiri yang dikoleksi oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan di Bogor. Penampilan morfologi kedua jenis kemiri tersebut berbeda satu sama lainnya dengan kadar minyak berkisar 40‐60%.
- ItemPLASMA NUTFAH DAN PEMULIAAN ILES‐ILES (Amorphophallus spp.)(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Ajijah, Nur; Setiyono, Rudi T; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarIles‐iles (Amorphophallus spp) merupakan tanaman umbi‐umbian asli Indonesia yang termasuk famili Araceae. Amorphophallus merupakan genus yang besar dengan jumlah spesies lebih dari 170 spesies, 20 diantaranya terdapat di Indonesia dan 9 spesies terdapat di Jawa. Hasil karakterisasi morfologi ditemukan adanya 8 bentuk variasi morfologi pada A. onchopyllus, 16 bentuk variasi morfologi pada A. campanulatus dan 7 bentuk variasi morfologi pada A. variabilis. Hasil analisis kekerabatan yang dilakukan terhadap 50 aksesi A. muelleri yang ada di Jawa menunjukkan adanya keragaman genetik namun lebih rendah dibandingkan pada A. titanum. Secara umum keragaman genetik dari kultvar dan landrace Amorphophallus yang ada sangat terbatas. A. campanulatus var. sylvestris memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku penghasil bioenergi karena memiliki kandungan pati yang lebih tinggi namun tidak dipergunakan sebagai sumber pangan. Sedangkan A. campanulatus var. hortensis sekalipun memiliki kandungan pati yang tinggi namun dipergunakan sebagai bahan pangan. Program pemuliaan Amorphophallus yang ada sekarang ditujukan untuk mengembangkan kultivar dengan kandungan asam oksalat yang rendah, kandungan mannan yang tinggi, produksi tinggi dan berumur genjah. Apabila akan dikembangkan sebagai tanaman sumber energi baru (bioetanol) maka program pemuliaan tanaman iles‐iles sebaiknya diarahkan untuk menghasilkan varietas dengan kandungan pati yang tinggi. Program pemuliaan lainnya yang harus dikembangkan adalah peningkatan keragaman genetik baik melalui persilangang antar spesies maupun mutasi.
- ItemSELEKSI KARET ALAM ASAL BIJI TERHADAP PRODUKSI LATEKS DI LAMPUNG UTARA(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-04) Setiyono, Rudi TSeleksi yang dilakukan di kebun produksi karet alam asal biji milik petani di Lampung Utara yang berumur lebih dari 13 tahun bertujuan untuk mencari/memperoleh nomor pohon terpilih yang memiliki potensi produksi lateks tinggi. Seleksi dilakukan pada kebun petani seluas 2 ha, metoda seleksi menggunakan metode survei dengan penarikan sampel secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel secara sengaja dengan pertimbangan sampel/pohon yang terpilih memiliki produksi lateks yang tinggi. Diperoleh sebanyak 30 tanaman/pohon yang diduga memiliki produksi lateks tinggi. Parameter yang diamati meliputi produksi lateks/pohon/bulan dengan interval sadap 1-2 hari sekali, lingkar batang, tebal kulit, panjang dan lebar daun, luas daun dan panjang tangkai daun. Hasil produksi lateks diperoleh berkisar antara 334-9800 g/pohon/bulan, sedangkan pembanding klon GT 1 hasil okulasi diperoleh lateks 1575 g/pohon/bulan. Nomor pohon terpilih HB 005; HB 022; HB 025; HB 004; HB 024; HB 010; dan HB 002 memiliki produksi lateks masing–masing 9800 ; 8425; 7275; 6175; 4800; 3200; dan 3150 g/pohon/bulan sedangkan GT 1 hasil okulasi 1575 g/pohon/bulan. Nomor pohon terseleksi HB 002; HB 004; HB 005; HB 022 memiliki lingkar batang tanaman yang lebih lebar dibanding klon GT 1. Nomor pohon terseleksi HB 005; HB 004; dan HB 002 memiliki karakter tebal kulit masing-masing 15 mm, 15 mm, dan 17 mm, sedangkan pembanding GT 1 memiliki tebal kulit 6 mm.
- ItemSELEKSI PLASMA NUTFAH KOPI ROBUSTA DI DESA BODONG, KECAMATAN SUMBER JAYA, KABUPATEN LAMPUNG BARAT(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-08) Setiyono, Rudi T; Udarno, LabaSalah satu cara untuk mendapatkan varietas unggul adalah dengan seleksi. Seleksi dilakukan pada koleksi plasma nutfah hasil eksplorasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan keragaman genetik plasma nutfah. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bodong, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat, mulai Januari sampai Desembar 2013. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu dengan cara memilih individu tanaman kopi yang berbeda penampilan. Metode pengambilan contoh maupun data dilakukan secara acak (random). Masing-masing aksesi terpilih diamati karakter jumlah percabangan primer, jumlah dompol per cabang, jumlah buah per dompol, potensi produksi per ha. Hasil eksplorasi diperoleh 15 nomor aksesi plasma nutfah kopi robusta. Keragaman genetik untuk karakter kuantitatif antara lain jumlah percabangan primer berkisar antara 3 – 12 dompol per percabangan primer; jumlah buah per dompol 12 – 25 buah per dompol. Hasil seleksi sementara ada lima nomor aksesi yang memiliki potensi produksi tinggi yaitu nomor aksesi Coro 0403; Coro 0415; Coro 0406; Coro 0407; dan Coro 0410 yaitu masing – masing 1600 kg/ha; 2112 kg/ha; 1496 kg/ha; 1400 kg/ha; dan 1440 kg/ha. Kopi Robusta bersifat menyerbuk silang, perlu penelitian lebih lanjut kompatibilitas antara kelima nomor aksesi,untuk setiap kondisi lingkungan berbeda. Komposisi nomor aksesi memiliki pasangan yang saling sesuai, sehingga nomor aksesi tersebut dapat digabung menjadi satu komposisi yang sesuai.