Browsing by Author "Setiyanto, Adi"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Dampak El Nino Terhadap Produksi Tanaman Pangan(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-06-03) Mardianto, Sudi; Setiyanto, AdiPrediksi produksi global tahun 2023 untuk padi, jagung, dan kedelai masih tumbuh positif meskipun El-Nino secara global mulai dirasakan sejak Juni 2023. Bagi Indonesia, El Nino ini perlu mendapat perhatian khusus (utamanya untuk padi), karena Juni-Oktober merupakan periode produksi padi mulai melandai (setelah panen raya Maret-April) hasil dari perpaduan penurunan luas panen dan produktivitas. Potensi defisit produksi padi pada periode JuniOktober diyakini akan semakin melebar dan berdampak terhadap harga. Harga gabah dan beras mulai bergerak naik kembali. Harga beras medium di pasar tradisional yang relatif tinggi saat ini (Rp13.500/kg) berpotensi akan naik terus hingga akhir Desember 2023. Hasil simulas menunjukkan dampak El-Nino intensitas rendah akan menurunkan produksi padi, jagung, dan kedelai masing-masing sebesar 388.725 - 1,12 juta ton GKG; 271.973 - 722.743 ton; dan 2.352 - 9.588 ton. Apabila penurunan produksi terjadi di periode Juni-Desember 2023, maka akan memicu harga ketiga komoditas tersebut, utamanya beras.
- ItemAntisipasi Potensi Dampak Konflik Rusia-Ukraina Terhadap Sektor Pertanian Indonesia(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-02-03) Sumedi; Dermoredjo, Saktyanu K.; Wahida; Setiyanto, Adi; Mardianto, SudiRusia dan Ukraina memiliki peran strategis dalam perdagangan global. Kedua negara ini memasok gas dan dan minyak bumi terutama bagi UE, pengekspor komoditas pangan utama seperti gandum dan jagung serta bahan baku pupuk berupa potasium. Konflik Rusia-Ukraina berpotensi menjadi bola salju pemburukan ekonomi global. Indonesia sebagai salah satu pelaku pasar pangan global, dipastikan juga akan terdampak, baik secara langsung, terdampak melalui gejolak pasar komoditas global, maupun dampak bola salju akibat krisis energi dan industri pupuk. Perdagangan antara Indonesia dengan Ukraina akan terdampak langsung meskipun tidak terlalu besar. Ekspor Indonesia adalah CPO, karet, kopi, kakao, minyak kelapa, teh, dan tembakau. Komoditas yang diimpor adalah gandum dan phospat sebagai bahan baku pupuk. Dampak tidak langsung terjadi, karena konflik Rusia-Ukraina akan meningkatkan harga komoditas pangan dunia, terutama CPO, gandum, jagung dan kedelai. Peingkatan harga ini perlu diwaspadai dampaknya terhadap ketersediaan minyak goreng, industri tahu dan tempe, serta usaha peternakan rakyat. Kenaikan harga energi akan meningkatkan harga pangan global karena meningkatnya biaya produksi terutama pupuk serta biaya distribusi.
- ItemKebijakan Pengendalian Impor Komoditas Pangan Utama(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-09-08) Setiyanto, Adi; Mardianto, Sudi; Gunawan, Endro; Wahida; SumediDitengah situasi global yang dinamis akibat perubahan iklim, pandemi Covid-19 yang belum usai, dan konflik geopolitik yang berdampak terhadap perdagangan global. Isu yang berkaitan dengan impor pangan: penurunan impor jagung yang disubstitusi oleh gandum, terutama untuk pakan ternak sehingga diskusi memunculkan untuk memilah kode HS untuk food dan feed; impor beras terutama beras menir yang dipersepsikan publik dapat dipenuhi dari dalam negeri. Untuk itu, perlu dikaji potensi produksi; penggunaan instrumen tarif untuk meningkatkan daya saing usaha pertanian domestik, khususnya untuk mendorong usaha tani kedelai.
- ItemMenelisik Penyebab Fluktuasi Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-05-02) Mardianto, Sudi; Setiyanto, Adi; Sumedi
- ItemMewaspadai Masa Panen Raya Padi 2023(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-01-01) Setiyanto, Adi; Aziz, Miftahul; Suryadi, Muhammad; Mardianto, SudiHarga beras saat ini masih tinggi dan diperkirakan akan mencapai maksimum pada Januari 2023. Musim panen raya akan terjadi pada Februari-April, pada saat musim penghujan. Kondisi ini dikhawatirkan akan menurunkan kualitas dan harga gabah petani, sementara harga beras masih akan tetap tinggi. Tingginya harga beras disebabkan karena pulihnya permintaan, rencana kenailan HPP gabah dan beras, pengembalian stok para pelaku pasar beras, dan hari besar keagamaan (puasa dan Iedul Fitri).
- ItemPendekatan dan Implementasi Pengembangan Kawasan Komoditas Unggulan Pertanian(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2013-11-22) Setiyanto, Adi
- ItemPerkiraan Potensi Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Kinerja Usahatani Dan Produksi Komoditas Strategis(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-10-09) Setiyanto, Adi; Yofa, Rangga DityaKebijakan Pemerintah meningkatkan harga BBM bersubsdi sebesar 31% untuk solar/biosolar dan 31% untuk pertalite akan berdampak terhadap kinerja peranian secara langsung maupun tidak langsung. Kenaikan harga BBM menyebabkan berubahnya kinerja usaha jasa alsintan (traktor, trans-planter, power thresher harvester, pompa air) yang tercermin dari peningkatan harga sewa jasa alsintan tersebut, biaya operasional dan pemeliharaan, serta berubahnya pembagian hasil sewa jasa antara pemilik dan operator
- ItemProspek Keberlanjutan Produksi Karet Alam Indonesia(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-07-04) Setiyanto, Adi; Mardianto, SudiRendahnya harga karet alam domestik yang telah berlansung lama, telah menurunkan semangat petani karet untuk memelihara tanaman karet dengan baik (termasuk peremajaan) dan bahkan sebagian dari mereka telah mengkonversi tanaman karet menjadi kelapa sawit. Perpaduan penurunan produktivitas dan luas tanam karet, akan berimbas terhadap penurunan produksi karet alam nasional secara tajam. Pada sisi permintaan, telah terjadi perubahan pangsa terbesar impor karet alam di pasar dunia, yang diduga berkaitan dengan pertumbuhan investasi industri otomotif di beberapa negara seperti Tiongkok, India, dan Vietnam. Penurunan semangat petani karet untuk memelihara tanamannya, juga terjadi di Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Dan untuk menahan laju penurunan produksi, ketiga negara tersebut menerapkan berbagai strategi secara komprehensif (hulu-hilir), seperti dukungan harga di tingkat petani, subsidi bunga pinjaman untuk pengembangan usaha hilir, dan peningkatan permintaan karet alam domestik.
- ItemSawit Indonesia dalam Dinamika Pasar Dunia(Pertanian Press, 2024) Sulaiman, Andi Amran; Djufry, Fadjry; Syamsuri, Prayudi; Setiyanto, Adi; Bahrun, Abd. Haris; Hendrawati, Dwiyana; Ridha, M. FauzanIndonesia menjadi produsen minyak sawit terbesar secara global dengan kontribusi sekitar 58% dari total produksi Crude Palm Oil (CPO) dunia. Tidak hanya soal produksi, Indonesia juga menjadi pemimpin eksportir CPO dunia dengan menyumbang 56% dari total ekspor CPO global. Data tersebut menunjukkan betapa strategisnya peran Indonesia dalam pemenuhan vegetable oil dunia khususnya minyak sawit. Peran strategis Indonesia ini tentunya tidak terlepas dari tantangan dan hambatan perdagangan internasional yang melingkupinya, utamanya yang bersifat non-tariff barriers. Setidaknya ada lebih dari 15 jenis isu dapat dikategorikan sebagai non tariff barriers yang ditujukan untuk minyak sawit Indonesia. Hambatan non-tarif tersebut sebagian besar berupa penerbitan dan pemberlakuan regulasi di negara tujuan ekspor yang cenderung bersifat diskriminasi, dan sebagian lainnya bersifat negative campaign. Hal yang menarik dari jenis hambatan non-tarif tersebut, sebagian besar berasal dari Uni Eropa yang merupakan negara tujuan ekspor minyak sawit Indonesia terbesar nomor empat setelah India, Cina dan Pakistan.