Browsing by Author "Sebayang, Lukas"
Now showing 1 - 13 of 13
Results Per Page
Sort Options
- ItemBercocok Tanam Paprika(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, 2014) Sebayang, LukasBuku Bercocok Tanam Paprika in Greenhouse ini merupakan buku petunjuk teknis/pedoman yang menyajikan profil, teknik budidaya, panen dan pasca panen tanaman paprika. Selain itu buku ini dilengkapi gambar-gambar yang men dukung penjelasan dari buku ini.
- ItemBudidaya dan Pengolahan Gambir(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, 2013) Sebayang, LukasBuku ini menyajikan informasi mengenai teknologi budidaya yang berasal dari biji, pengolahan secara tradisional (Pakpak Bharat) dan pengolahan secara Cina serta deskripsi 3 varietas gambir sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 115, 116 dan 117 /Kpts/SR. 120/2/2007 tanggal : 20 Februari 2007.
- ItemInovasi Teknologi Gambir Di Kabupaten Pakpak Barat(BPTP Sumatera Utara, 2014) Sebayang, Lukas; BPTP Sumatera UtaraSektor pertanian mempunyai peranan yang strategis dalam struktur perekonomian di Kabupaten Pakpak Barat yang dapat dilihat pada sumbangan PDRB sebesar 73,7%, dengan keterlibatan angka kerja dibidang pertanian dalam skala rumahtangga sebesar 88,35%. Subsektor tanaman perkebunan merupakan subsektor penyumbang terbesar kedua setelah subsektor tanaman pangan terhadap nila tambah sektor pertanian. Pada tahun 2012, subsektor perkebunan mempunyai andil sebesar 25,13% terhadap sektor pertanian. Salah satu komoditas unggulan dan andalan dari subsektor perkebunan di Kabupaten Pakpak Barat adalah komoditas tanaman gambir (Uncaria gambire Roxb), dengan luas areal tanaman gambir 1.224 ha diperoleh produksi gambir sebesar 1.453,40 t. Sesuai harapan Pemerintah Daerah untuk menjadikan Kabupaten Pakpak Barat sebagai penghasil gambir terbesar melalui "Program Sejuta Gambir".
- ItemPenampilan beberapa varietas unggul padi sawah pasca tsunami di kecamatan teluk dalam Nias Selatan(BB Biogen, 2013-12) Sebayang, Lukas; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianDaerah Botohilitano adalah salah satu sentra produksi padi yang terendam air laut pada saat terjadi tsunami pada tahun 2004. Akibatnya, pertumbuhan tanaman padi di daerah ini sangat terganggu. Pada pihak lain produktivitas padi sawah di daerah ini masih rendah, karena umumnya petani masih menanam lokal. Studi pengenalan varietas baru dilaksanakan dengan tujuan untuk mempelajari keragaan beberapa varietas unggul padi sawah di lahan bekas tsunami. Penanaman padi dilakukan dilahan sawah petani di Desa Botohilitano Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan. Varietas yang diuji adalah : Kapuas, Banyuasin dan Ciherang. Varietas pembanding adalah varietas lokal (Sabuso). Umur bibit 15 hari setelah sebar dengan jumlah 1-2 batang per rumpun dengan sistim tanam jajar legowo 4 : 1. Hasil pengkajian menunjukan bahwa varietas yang memiliki keragaan hasil tertinggi sampai terendah di dicapai pada varietas Kapuas 7,1 t/ha ; Banyuasin 6,8 t/ha; Ciherang 6,1 t/h sedangkan varietas lokal 3,2 t/ha.
- ItemPengkajian keragaan beberapa varietas unggul kedelai di desa tanjung jati kecamatan Binjai kabupaten Langkat(BB Biogen, 2013-12) Sebayang, Lukas; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPengkajian ini dilaksanakan di lahan kering di desa Tanjung Jati, Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. Waktu pelaksanaan bulan September-Nopember 2012 Tujuan dari pengkajian adalah untuk mendapatkan varietas kedelai berproduksi tinggi dan disukai petani. Perlakuan varietas, yaitu Anjosmoro, Agromulyo, Burangrang, Grobogan, Kaba dan Wilis dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati tinggi tanaman, jumlah cabang utama,jumlah polong per batang, dan hasil. Hasil dari ubinan diperoleh dari yang tinggi yaitu Anjosmoro 2,9 t/ha, Burangrang 2,4 t/ha, Grobogan 2,3 t/ha, Agromulyo 2,2 t/ha, Kaba 2,1 t/ha dan Wilis 1,9 t/ha.
- ItemPetunjuk Teknis Pengendalian OPT Kubis(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, 2017) Sipahutar, Tumpal; Sebayang, LukasKubis (Brassica oleracea var. capitata L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki nilai ekonomi penting. Hambatan dalam budidaya tanaman kubis adalah masih tingginya serangan organisme hama pengganggu tanaman (OPT) kubis yang meliputi hama, penyakit dan gulma yang mempengaruhi produksi tanaman. Untuk melakukan pengendalian OPT perlu diketahui OPT tanaman kubis serta cara pengendaliannya agar tepat sasaran dan hemat biaya produksi. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penyusunan buku petunjuk teknis ” TEKNOLOGI PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN KUBIS”. Tujuan pembuatan buku ini adalah untuk: mengetahui teknologi pengendalian organisme pengganggu tanaman kubis.
- ItemProfil dan Potensi Pertanian Pakpak Bharat(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, 2015) Sebayang, LukasData dan informasi yang akurat, lengkap dan terbaru ( up to date) mutlak diperlukan dalam membuat suatu rencana. Menyadari akan hal itu, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara bekerjasama dengan Pemerintahan Kabupaten Pakpak Bharat berupaya menyusun dan menyajikan data dan informasi Pertanian di Kabupaten Pakpak Bharat dalam buku: “Profil dan Potensi Pertanian Pakpak Bharat”. Disadari dan diakui bahwa materi buku ini masih sangat terbatas pada gambaran wajah dan kondisi pertanian secara umum Kabupaten Pakpak Bharat samapai dengan akhir 2014, sehingga memerlukan penyesuaian terhadap setiap perkembangan terakhir sejak diterbitkannya buku ini.
- ItemTanaman Andaliman (Zanthoxylum sp.) dan Manfaatnya(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, 2016) Sebayang, LukasSalah satu jenis rempah yang pemanfaatannya hingga sekarang masih sebatas komoditas primer adalah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC). Bumbu ini di Indonesia hanya dikenal untuk masakan Batak, sehingga dikenal orang luar daerah ini sebagai "merica batak". Masakan khas Batak seperti arsik dan saksang memerlukan andaliman sebagai bumbu yang tak tergantikan. Bentuknya mirip lada (merica) bulat kecil, berwarna hijau, tetapi jika sudah kering, agak kehitaman. Bila digigit tercium aroma minyak atsiri yang wangi dengan rasa yang khas getir sehingga merangsang produksi air liur. Andaliman memiliki aroma jeruk yang lembut namun "menggigit" sehingga menimbulkan sensasi kelu atau mati rasa di lidah, meskipun tidak sepedas cabai atau lada.
- ItemTeknik Pengendalian Penyakit Kuning Pada Tanaman Cabai(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, 2013) Sebayang, LukasTanaman cabai merah keriting di Sumatera Utara merupakan komoditas sayuran penting, untuk komsumsi rumah tangga dan dipasarkan dalam keadaan segar maupun olahan. Cabai biasanya dimanfaatkan sebagai bumbu masak, bahan baku berbagai industri makanan, minuman dan obat-obatan. Masalah utama yang dihadapi petani dalam budidaya tanaman cabe saat ini adalah serangan penyakit kuning yang menyebabkan pertumbuhan tanaman cabe terhambat. Bagi petani cabai, ternyata serangan virus ini telah menjadi sesuatu yang menakutkan. Betapa tidak, dalam beberapa tahun terakhir ini ribuan hektar cabai luluh lantak diterjang virus dengan gejala kuning keriting.
- ItemTeknologi Budidaya Kedelai Untuk Mengoptimalisasi Sela Tanaman Kelapa Sawit Yang Belum Menghasilkan (TBM)(BPTP Sumatera Utara, 2014) Sebayang, Lukas; Winarto, Loso; BPTP Sumatera UtaraKedelai atau kacang kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Kedelai memiliki posisi strategis dan penting sebagai komoditas tanaman pangan di Provinsi Sumatera Utara dan termasuk enam besar penghasil kedelai di Indonesia. Kebijakan strategis yang perlu dilakukan untuk meningkatkan daya saing kedelai nasional adalah pemilihan wilayah pengembangan yang sesuai, peningkatan produktivitas melalui manajemen usahatani, kebijaksanaan tarif import yang memadai untuk mendorong adopsi teknologi dan peningkatan produksi. Di Sumatera Utara membutuhkan 52.560 ton kedelai, sementara yang bisa dihasilkan hanya dapat memenuhi 14.142 ton (26,90%) dari kebutuhan. Produksi tersebut diperoleh dari luas panen yang semakin berkurang dengan produktivitas yang relatif konsisten namun masih rendah yaitu sebesar 1,05 t/ha. Lahan usahatani kedelai umumnya lahan sawah tadah hujan, dan sawah irigasi. Faktor utama penurunan produksi kedelai adalah semakin rendahnya minat petani terhadap usahatani kedelai yang sering tidak menguntungkan, karena lemahnya permodalan, dukungan kelembagaan dan penguasaan teknologi. Salah satu alternatif pengembangan lahan untuk dapat ditanami kedelai di Sumatera Utara cukup besar, yaitu bisa di tanam sebagai tanaman sela di antara tanaman kelapa sawit yang masih berumur 1-3 tahun dan tanaman karet yang belum menghasilkan baik perkebunan rakyat maupun perkebunan PTPN dan perkebunan Swasta.
- ItemTeknologi Pengendalian Hama Terpadu Pada Tanaman Kubis(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, 2015) Winarto, Loso; Sebayang, LukasDalam upaya mengatasi upaya masalah hama/penyakit tanaman kubis, pada umumnya para petani menekankan pada pengedalian secara kimiawi. Menurut laporan Woodford et al. ( 1981 ), biaya penggunaan pestisida pada tanaman kubis yang dilakukan oleh petani di Kabupaten Bandung sebesar 30% dari total biaya produksi. Umumnya pestisida digunakan secara insentif, baik secara tunggal maupun campuran dari beberapa jenis pestisida, dengan konsentrasi penyemprotan melebihi rekonmendasi dan interval penyemprotan yang pendek, 1-2 kali/seminggu (Sastrosiswojo 1987). Dampak negatif yang timbul sebagai akibat penggunaan pestisida yang insentif tersebut antara lain adalah : (1) hama ulat daun kubis (Plutella xylostella L.) menjadi resisten terhadap beberapa jenis insektisida kimia dan mikroba (Sastrosiwojo et al.1989; Setiawati 1996), (2) resurgensi hama P. Xylostella terhadap Asefat, permetrin dan kuinalfos (Sastrosiswojo 1988), (3) residu pestisida yang dapat membahayakan konsumen kubis ( Soeriaatmadja & Sastrosiswojo 1988), dan (4) terganggunya kehidupan dan peranan parasitoid Diadegma semiclausum sebagai musuh alami penting hama P. Xylostella (Sastrosiswojo 1987).
- ItemTeknologi Perbenihan Tanaman Gambir(BPTP Sumatera Utara, 2013) Nainggolan, Palmarum; Parhusip, Dorkas; Sebayang, Lukas; BPTP Sumatera UtaraGambir (Unicarie gambir Roxb) merupakan tanaman perdu, termasuk salah satu jenis tanaman famili Rubiaceae (kopi-kopian). Bentuk keseluruhan tanaman ini seperti pohon bougenvil, yaitu merambat dan berkayu. Gambir merupakan salah satu komoditas perkebunan Indonesia yang pasar utamanya adalah ekspor. Ekspor gambir Indonesia pada tahun 2009 mencapai sekitar 18.290 ton dengan nilai US 38,04 juta (BPS, 2010). Indonesia Menguasai 80% pangsa gambir di dunia. India merupakan tujuan ekspor utama, dan negara lainnya adalah Bangladesh, Jepang, Malaysia, Pakistan, dan Singapura.
- ItemTumbuhan Berkhasiat Untuk Kesehatan(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, 2017) Marpaung, Imelda S; Parhusip, Dorkas; Sebayang, LukasPemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman obat-obatan saat ini dirasakan sangat penting hal ini berkaitan dengan kecenderungan pengobatan secara tradisional untuk kesehatan keluarga akhir- akhir ini sangat populer di masyarakat. Keanekaragaman sumber daya genetik dan budidaya menghasilkan pula keanekaragaman pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya genetik untuk keperluan obat-obatan. Meningkatnya penggunaan obat tradisional didasari oleh harga obat–obatan buatan pabrik yang sangat mahal, sehingga masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih murah. Efek samping yang ditimbulkan oleh obat tradisional sangat kecil dibandingkan dengan obat buatan pabrik.