Browsing by Author "Saragih, Suryanto"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemBEBERAPA ALTERNATIF POLA TANAM MENDUKUNG OPTIMASI PEMANFAATAN LAHAN PASANG SURUT UNTUK TANAMAN PANGAN(Balittra, 1996) Saragih, Suryanto; Ar-Riza, Isdijanto; Noor, Muhammad; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaLaban pasang surut merupakan sumber daya alam penting untuk dijadikan Iahan Ftanian dimasa mendatang. Potensi Iahan ini di Indonesia masih cukup luas, dimana dai iuta hektar yang tayak dijadikan untuk Iahan pertanian baru 3,6 juta (38 %) yang telah śtmanfaatkan. Upaya pemanfaatan Iahan pasang surut yang dilaksanakan petani sełamafr"i masih sangat sederhana. Lahan hanya ditanami padi lokal sekarł setahun dan hasi yang diperoleh rendah yaitu berkisar antara 0,5 sampai 2,5 t GKG/ha. Pemanfatan Iahan pasang surut untuk tanaman pangan sesungguhnya dapat di l;kukan secara optimal dengan beberapa alternatifteknik pengaturan pola tanam sesuai devantpotogi Iahan dan perbaikan sistem pengaturan airnya. Lahan tipe A misalnya, dengan pengaturan air dapat dilakukan pertanaman pola padi dua kali setahun yaitu kornbinasi padi unggul-padi unggul atau padi unggul-padi lokal
- ItemPENGARUH KEDALAMAN AIR TANAII TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG IIIJAU Dl TANAH SULFAT MASAM(Balai Standar Pengujian Instrumen (BPSI) Pertanian Lahan Rawa, 2005) lestari, Yuli; Saragih, Suryanto; Balai Standar Pengujian Instrumen (BPSI) Pertanian Lahan RawaTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kedalaman air tanah yang tepat dalam pengelolaan air untuk mendapatkan hasil kacang hijau yang tinggi. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca BAL17TRA Banjarbaru, dari bulan Februari hingga Juni 2000. Tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah tanah sulfat masam dari Belandean Kalimantan Selatan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak lengkap, dengan tiga ulangan. Perlakuan yang diteliti adalah perbedaan kedalaman air tanah pada 5 cm, 10 cm, 15 cm, 20 cm, 25 cm dan 30 cm dari permukaan tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan kedalaman air tanah mempengaruhi kadar air permukaan tanah, pertumbuhan, komponen hasil (kecuali jumlah biji per polong dan bobot 100 biji) dan hasil kacang hijau. Semakin dalam air tanah maka kadar air permukan tanah semakin menunm. Pertumbuhan tanaman paling baik diperoleh pada kedalaman air tanah 15 cm, yang diindikasikan oleh bobot kering tajuk padafase vegetatifpaling tinggi. Komponen hasil seperti jumlah polong per pot dan jumlah biji per pot serta hasil yang ditunjukkan bobot biji per pot paling tinggi diperoleh pada kedalaman air tanah 15 cm. Kedalaman air tanah 15 cm memberikan kondisiyang terbaik untukpertumbuhan dan hasil kacang hijau di tanah sulfat masam
- ItemSISTEM PENGELOLAAN AIR DALAM MENUNJANG PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN Dl LAMAN PASANG SURUT(Balittra, 1996) Noor, Muhammad; Saragih, Suryanto; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaBeragam komoditas pangan dapat dikembangkan di lahan pasang surut, namun yang sangat menonjol adalah tanaman pangan berupa padi dan palawija. Datam perkembangannya pengelolaan air merupakan kunci yang sangat menentukan dalam peningkatan produktivitas lahan dan intensitas tanam. Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan air, pelumpuran dan pemberian kapur dapat meningkatkan hasil padi dari 126 t GKG/ha pada tahun pertama pembukaan menjadi 4,03 tma setelah pengusahaan tiga tahun dengan penerapan pengelolaan air yang diperbaiki dengan sistem irigasi, drainase dan intersepsi (one flow system) secara berkesinambungan dalam tiga musim tanam. Pelumpuran pada MT I menurunkan hasil padi, tetapi pada MT selanjutnya pelumpuran dapat meningkatkan hasil antara 17-32% dibandingkan dengan MT l. Pergifiran tanaman dengan palawija memberikan hasil yang cukup baik, terutama dengan kedelai. Jumlah pemberian kapur cukup berpengaruh terhadap tingkat hasil yang diperoleh baik pada tanam 1 (padi) maupun tanam ke-2 (kedelai dan kacang tanah). Hasil padi dan palawija terbaik Yang dicapai 2,73 t gabah kering giling (GKG), 2,03 t bili kering kacang tanah, dan 1,54 t biji kering kedelai. Residu 4 t kapurma (L3) yang diberikan pada musim tanam ke-l dan ke-2 dapat memberikan peningkatan hasil padi sebesar 85% dan hasil kedelai sekitar 4 kali lipat. Pengolahan tanah dapat meningkatkan secara nyata baik hasil padi pada tanam 1 dan palawija (kacang tanah dan kedelai) pada tanam 2. Pada lahan pasang surut tipe B, dengan sistem drainase dangkal dimungkinkan untuk tanam palawija dalam 2-3 kali setahun. Kapur dan pemupukan berpengaruh cukup besar terhadap hasil palawija. Hasil terbaik palawija yang dicapai masing-masing 4,41 t pipilan kering jagung, 3,52 t biji kering kacang tanah, dan 2,2 t biji kering kedelai per ha.
- ItemSISTEM PENGELOLAAN AIR DALAM MENUNJANG PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN Dl LAMAN PASANG SURUT(Balittra, 1996) Noor, Muhammad; Saragih, Suryanto; Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawaswasembada betas dan mengantisipasi menyusutnya kevetfuan nonpertanian, maka perfuasan areal pertanian ke lahan sever% taken pasanq surut akan menjadi p'Tlhan. Lahan pasang surut gerg49a-s 4•anase, terutama pada musim hujan ketika terjadi kelebihan air. Saluran %arzse deqan ukucan rebar 40 an dan dalamnya sekitar 20 an, berfungsi ke(emUbzn lahan, gekaligus sebagai pengumpul dan penya!ur antag bin asam dan zat toksik dari lahan. Penerapan drainase pada lahan yang A 6 bersifat Tabunegen megawn dengan tanaman jarak seperti 12 m Fedapat 2 , A1menekan 3+ dan S042- konsentrasimenjadi