Browsing by Author "Santoso, Budi"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemKINERJA TEKNOLOGI MESIN PENGOLAHAN SAGU SKALA KECIL DI KABUPATEN SUPIORI, PROVINSI PAPUA(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, ) -, Darma; Santoso, Budi; -, Reniana; Arbianto, Moh Arif
- ItemPengaruh Kondisi Keluarga terhadap Gerak Penduduk di Pedesaan Jawa Barat(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2016-09-09) Hastuti, Endang Lestari; Santoso, Budi
- ItemPengujian Terhadap Antibodi Jembrana Kegiatan Monitoring Penyakit di Propinsi Sumatera Barat Tahun 2008(BPPV Regional II, 2008) Santoso, Budi; Yulfitria; Hartini, Rina; Syibli, MuhammadTelah dilakukan pengujian terhadap serum darah untuk pemeriksaan antibodi terhadap penyakit Jembrana di BPPV Regional II Bukittinggi selama tahun 2008. Sampel yang diperiksa merupakan serum darah Sapi Bali yang berasal dari Propinsi Sumbar yakni dari Kabupaten Agam, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Dharmasraya. Metode pengujian yang digunakan adalah ELISA. Hasil Pemeriksaan laboratorium menunjukkan di Kabupaten Agam terdapat 8,7% sampel positif titer antibodi Jembrana atau 2 sampel dari 23 sampel. Di Kabupaten Pesisir Selatan 45,6% sampel positif titer antibodi Jembrana atau 47 sampel dari 103 sampel. Dan di Kabupaten Dharmasraya sampel 18,7% positif titer antibodi Jembrana atau 9 sampel dari 48 sampel. Kewaspadaan terhadap Penyakit Jembrana perlu ditingkatkan mengingat dari hasil monitoring, ternyata titer antibodi terhadap Penyakit Jembrana masih rendah pada daerah-daerah dengan sejarah kasus dan vaksinasi.
- ItemPola Pemilikan lahan dan produktivitas tenaga kerja pada berbagai daerah dengan kondisi pengairan yang berbeda(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2016-09-14) Santoso, Budi; Hermanto, nFN
- ItemRawat Ratoon Tebu Di Lahan Kering(Balittas, 2015) Santoso, Budi; ; ; ; ; BalittasProduktivitas pertanaman tebu pertama (PC) hingga pertanaman ratoon kedua (RC-2) di lahan kering secara umum tidak mengalami perubahan yakni sekitar 80 90 ton per hektar. Pada pertanaman ratoon ketiga (RC-3) dan seterusnya produktivitas tanaman yang diperoleh mengalami penurunan sebesar 41,2% menjadi 50 ton per ha. Hal ini terjadi karena tanahnya mulai mengeras, jumlah anakan yang terbentuk sudah banyak tetapi berdiameter kecil, dan banyak tanaman tebu yang mati. Oleh karena itu pemerintah memprogramkan bongkar ratoon dilakukan pada pertanaman RC-3. Penerapan program bongkar ratoon tersebut menyebabkan pembongkaran areal tanaman tebu seluas 33% dari total areal pengembangan tebu di Indonesia per tahunnya dan penyediaan benihnya untuk penanaman kembali. Penyediaan benih yang dibutuhkan tersebut terlalu banyak dan sulit untuk dipenuhi. Oleh karena itu penerapan program bongkar ratoon perlu diperpanjang dari pertanaman RC-3 menjadi pertanaman RC-5 dengan syarat produktivitas yang dihasilkan setara dengan yang diperoleh pertanaman PC. Perpanjangan penerapan program bongkar ratoon tersebut dimaksudkan untuk mengurangi penyediaan benih 50% dari kebutuhan semula sehingga kebutuhan benih tebu per tahunnya semakin sedikit.
- ItemVARIANT-3 MESIN EKSTRAKSI PATI SAGU TIPE STIRRER ROTARY BALADE BERTENAGA MOTOR BAKAR BENSIN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Darma; Santoso, Budi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratWalaupun Papua Barat memiliki potensi sagu yang sangat besar, namun sampai saat ini produksi dan pemanfaatannya masih sangat rendah dibandingkan dengan potensinya. Hal ini terutama disebabkan karena sebagian besar proses pengolahan sagu oleh petani masih dilakukan secara tradisional dengan efektivitas dan efisiensi rendah. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan prototype mesin ekstraksi pati sagu tipe stirrer rotary blade untuk meningkatkan kinerjanya. Pengembangan dilakukan terutama pada komponen saringan. Pada percobaan ini digunakan saringan dengan lubang yang lebih halus yaitu 60 mesh yang diuji pada 3 periode waktu ekstraksi yaitu 10, 20 dan 30 menit. Evaluasi kinerja dilakukan dengan mengukur variabel kapasitas ekstraksi, rendemen pati, hasil pati dan persentase pati pada ampas. Hasil pengujian kinerja mesin menunjukkan bahwa semakin lama periode waktu ekstraksi, semakin rendah kapasitas ekstraksi, hasil pati dan persentase pati pada ampas sedangkan rendemen pati meningkat. Kinerja tertinggi diperoleh pada periode waktu ekstraksi 10 menit. Kinerja mesin pada kondisi tersebut adalah (a) Kapasitas ekstraksi 222 kg ela/jam, (b) Rendemen pati 45.2%, (c) Hasil pati 100 kg/jam dan (d) Persentase pati pada ampas 5.5%