Browsing by Author "Santoso, Agung Budi"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemDampak Program Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Terhadap Perilaku Petani Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Di Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Zainuddin, Yuliani; Santoso, Agung Budi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPemanfaatan pekarangan dalam konsep model KRPL adalah pengembangan usaha diversifikasi pangan sebagai model diseminasi inovasi teknologi pertanian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Desember 2015, sebanyak 15 orang pada Kelompok Wanita Sekar Sari Kecamatan Baula, Kabupaten Kolaka. Pemilihan lokasi kegiatan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan lokasi P2KP yang melaksanakan ―Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui Konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)‖ di Kabupaten Kolaka. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara survey pada 15 rumah tangga secara acak sederhana. Data diperoleh dengan cara wawancara dengan mengunakan kuisioner tentang pola konsumsi pangan, alokasi biaya untuk konsumsi pangan, dan luasan pekarangan dan pemanfaatannya. Selain itu dikumpulkan pula data primer dari instansi terkait. Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan diolah untuk mengukur PPH dan dianalisis secara deskriptif, serta penyusunan strategi pemanfaatan lahan pekarangan. Hasil kajian menunjukkan melalui kegiatan pendampingan KRPL mampu meningkatan pengetahuandan sikap petani kooperator terhadap introduksi teknologi dalam kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan, yaitu 78,09% dan 73,33% (kategori tinggi) sedangkan keterampilan yaitu 40,00% (kategori sedang). Sedangkan untuk petani non kooperator Peningkatan pengetahuan dan sikap sekitar 80% dan 66,67% (kategori tinggi) sedangkan keterampilan sekitar 40% (kategori sedang). Bahwa perilaku petani responden terhadap introduksi teknologi pada kegiatan pendampingan KRPL termasuk kategori TTS (tinggi, tinggi sedang) sehingga pendekatan yang harus dilakukan adalah melakukan pelatihan-pelatihan baik melaui Demplot dan Demcar. Melalui kegiatan pendampingan KRPL mampu dilakukan penghematan belanja untuk konsumsi sebesar Rp 105.000,- dan mendorong peningkatan skor PPHsebesar 2,71 dari 87,91 menjadi 90,63 melalui peningkatan konsumsi pangan hewani serta sayur dan buah.
- ItemJumlah Kalori Konsumsi Masyarakat Kecamatan Puuwatu Provinsi Sulawesi Tenggara Terhadap Sayur Dan Buah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Fathnur; Santoso, Agung Budi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuKecukupan pangan manusia dapat didefinisikan secara sederhana sebagai kebutuhan harian yang paling sedikit memenuhi kebutuhan gizi, yaitu sumber kalori atau energi yang dapat berasal dari semua bahan pangan tetapi biasanya sebagian besar diperoleh dari karbohidrat, lemak, sumber protein untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan penggantian jaringan, dan sumber vitamin serta mineral. Sayur dan buah mengandung zat gizi berupa vitamin, mineral, dan serat. Kebutuhan vitamin, mineral, dan serat menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Semakin banyak kalori konsumsi sayur dan buah, maka kebutuhan vitamin dan mineral tercukupi, utamanya vitamin A, B1, B2, B6, niasan, asam folat, vitamin C, D, dan E. Kebutuhan gizi akan sayur dan buah melengkapi kebutuhan gizi rumah tangga. Di Sulawesi Tenggara dengan 15 rumah tangga jumlah kalori konsumsi sayur dan buah sebesar 22359,12 kalori.
- ItemPeranan Penyuluh Terhadap Preferensi Teknologi Dan Persepsi Petani Cengkeh Di Maluku Tengah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Latuconsina, Rizal; Santoso, Agung Budi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuProvinsi Maluku dikenal sebagai penghasil cengkeh di Indonesia. Pemeliharaan tanaman cengkeh yang memasuki usia produktif tidak terlepas dari peran penyuluh dalam memberikan rekomendasi teknologi kepada petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peranan penyuluh dengan preferensi dan persepsi petani. Penelitian dilakukan di Kecamatan Tehoru dan Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah. Data Primer dikumpulkan dengan menggunakan quesioner setelah petani mengikuti pelatihan penggunaan pupuk organik dan pestisida nabati. Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan analisis korelasi rank-spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan penyuluh dalam meningkatkan motivasi, meningkatkan partisipasi, mendidik dan mengarahkan berhubungan erat dengan preferensi petani terhadap paket teknologi yang diberikan penyuluh kepada petani. Peranan penyuluh untuk menjalin komunikasi, meningkatkan partisipasi petani, dan meningkatkan motivasi berhubungan dengan persepsi petani. Peningkatan motivasi petani selama pelatihan atau penyuluhan berhubungan kuat terhadap perubahan persepsi dan preferensi petani.
- ItemProspek Dan Analisis Kelayakan Finansial Usaha Kerupuk Telur Asin(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Rahmawati, Fauzia; Santoso, Agung Budi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuKerupuk telur asin merupakan inovasi baru pengolahan telur itik yang diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomis produk telur serta dapat melestarikan salah satu makanan khas Kabupaten Brebes tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji aspek finansial usaha kerupuk telur asin ditinjau dari Break Event Point (BEP) dan Net Benefit-Cost Ratio (N B/C Ratio). Hasil analisa menunjukkan bahwa pada usaha kerupuk telur asin BEP harga jual sebesar Rp25.100,00, BEP volume produksi 32,5 kg dan N B/C Ratio sebesar 1,38. Dilihat dari keseluruhan perhitungan analisis keuangan, maka usaha kerupuk telur asin ini layak untuk dikembangkan. Selain itu, usaha kerupuk telur asin prospektif untuk dijalankan mengingat harga jualnya yang kompetitif dibandingkan dengan harga varian kerupuk lainnya di pasaran.
- ItemProspek Pengembangan Jeruk Pamelo Mendukung Kawasan Taman Teknologi Pertanian Di Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Sarintang; Muhammad, Thamrin; Santoso, Agung Budi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuSulawesi Selatan merupakan salah satu wilayah pengembangan Taman Teknologi Pertanian (TTP) dari lima provinsi di Indonesia. Lokasi TTP dilaksanakan di Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) dan merupakan salah satu kekuatan inti perekonomian daerah yang selama ini baru dikelola sampai skala regional. Salah satunya adalah sentra budidaya jeruk pamelo (jeruk besar) di Kabupaten Pangkep. Di kabupaten ini terdapat dua kecamatan sentra pengembangan jeruk, yakni Kecamatan Marang dengan potensi areal 350 ha dengan jumlah 70.000 pohon dan Kecamatan Labakkang seluas 170 ha dengan 34.000 pohon. Hal yang unik dari Kabupaten Pangkep, khususnya pada dua kecamatan tersebut adalah bahwa struktur tanah dan kandungan unsur hara dalam tanah yang sangat mendukung untuk pengembangan budidaya jeruk. Pengembangan agribisnis jeruk besar dipersyaratkan dengan daya saing kuat yang ditunjukkan oleh produktivitas tinggi, mutu produk yang baik, dan mampu menghasilkan produk dengan jumlah dan ragam sesuai dengan kebutuhan pasar. Untuk mewujudkan hal tersebut , perlu peningkatan efektivitas pengelolaan kebun jeruk besar melalui perbaikan kualitas bibit, perbaikan manajemen pengelolaan usahatani dan perbaikan manajemen produksi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk. Orientasi pengembangan agribisnis jeruk besar sangat terkait dengan pembangunan masyarakat lokal, melalui pendekatan terpadu, untuk menggerakkan berbagai sumberdaya sebagai kekuatan utama untuk mewujudkan pengembangan agribisnis jeruk besar yang berkelanjutan. Masalah-masalah dalam agribisnis jeruk besar untuk mendukung pengembangan kawasan hortikultura pada beberapa subsistem hulu, on farm dan hilir adalah : (1) belum maksimalnya dukungan teknologi; (2) perlunya peningkatan keterampilan teknis petani; (3) relative rendahnya dukungan informasi teknologi; (4) kurang intensifnya pendampingan; (5) masih rendahnya bargaining position; (6) belum dilakukan grading; (7) belum adanya legalitas hokum kelembagaan petani; (8) kurangnya pengetahuan tentang spesifikasi mutu produk dan (9)rendahnya market intelligence
- ItemUpaya Perbaikan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Dari Buah Jeruk(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Santoso, Agung Budi; Muhammad, Abid; Muh, Afif Juradi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuJeruk merupakan komoditi hortikultura yang pada umumnya memiliki sifat mudah rusak sehingga penanganan pascapanen buah jeruk yang tidak tepat dapat mengakibatkan penur unan mutu buah (penampakan, susut bobot dan penurunan nilai gizi) yang tinggi, olehnya itu diperlukan cara untuk menurunkan tingkat kerusakan jeruk dengan menggunakan aplikasi edible coating. Untuk mendapatkan kualitas yang baik pada jeruk, yang harus diperhatikan adalah pascapanen. Penanganan buah setelah dipanen meliputi pemilihan ( sorting), pemisahan berdasarkan umur (sizing), pemilihan berdasarkan mutu (grading), dan pengepakan (packing). Selain itu juga dilakukan tambahan penanganan buah seperti degreening, pencucian, penggunaan bahan kimia, pelapisan (coating), dan pendinginan awal (pre-cooling). Metode penyimpanan dingin, maka beberapa teknik penyimpanan dingin untuk buah yang dapat digunakan meliputi 1) pendinginan ruang ( cooling room), 2) pendinginan tekanan udara (forced-air cooling), 3) pendinginan menggunakan air (hydro cooling), 4) pendinginan vacuum (vacuum cooling), dan 5) pendinginan menggunakan es batu (package icing).