Browsing by Author "Samaullah, M. Yamin"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemDaya Hasil Galur Padi Sawah Toleran Kekeringan Pada Tiga Kondisi Pengairan Berbeda(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Susanto, Untung; Imamuddin, Ali; Samaullah, M. Yamin; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiEvaluasi daya hasil galur-galur padi sawah tadah hujan toleran kekeringan telah dilakukan pada MK 2013 di Anjatan, Indramayu, Jawa Barat. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan galur-galur harapan padi yang memiliki daya hasil yang baik di lingkungan tadah hujan dengan kondisi pengairan terbatas. Penelitian menggunakan rancangan percobaan acak kelompok 3 ulangan dengan perlakuan 25 galur toleran kekeringan dan 5 varietas pembanding. Varietas pembanding yang digunakan adalah Inpari 10, Inpari 13, Silugonggo, Dodokan, dan Situ Bagendit. Bibit umur 21 hari setelah sebar dari setiap galur dan varietas pembanding ditanam 1-3 bibit per lubang pada plot berukuran 4 m x 5 m dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Pemeliharaan tanaman dilakukan secara intensif berdasarkan rekomendasi budidaya padi sawah. Pengujian dilakukan pada lahan sawah dengan perlakuan terdiri atas tiga kondisi pengairan, yaitu (a) normal (diairi 100 %); (b) setengah kering (75 % diairi) pertanaman diairi sampai umur satu bulan setelah tanam dan selanjutnya diairi seminggu sekali sampai menjelang panen; dan (c) kering (diairi 50 %), pertanaman diairi sampai umur satu bulan setelah tanam, selanjutnya tidak diairi sampai panen. Hasil percobaan menunjukkan adanya kecenderungan penurunan hasil dengan menurunnya intensitas pengairan meskipun ada variasi antar genotipe. Pada kondisi pengairan 100%, terdapat empat galur yang diuji menunjukkan hasil GKG yang lebih baik dibanding varietas pembanding yaitu BP9444-1f-Kn-1-3-6*B, IR 83381-B-B-6-1, SMD9-149DMR-7, dan BP14284e-2-3. Pada kondisi pengairan 75%, terdapat delapan galur yang menunjukkan hasil GKG yang lebih baik dibanding varietas pembanding yaitu BP9444-1f-Kn-1-3-6*B, IR 83381-B-B-6-1, IR82589-B-B-84-3, IR 82635- B-B-72-2, SMD9-149D-MR-7, IR 83383-B-B-129-4, IR61336-4B-14-3-2 (PSB RC94), dan BP14262e-2-8. Dan pada kondisi pengairan 50%, terdapat lima galur yang diuji menunjukkan hasil GKG yang lebih baik dibanding varietas pembanding yaitu BP9444-1f-Kn-1-3-6*B, IR 83381-B-B-6-1, IR61336-4B-14-3-2 (PSB RC94), TB155J-TB-MR-3-1-2, dan Zhonghua 1.
- ItemEvaluasi Beberapa Galur Mutan Padi Pada Kondisi Sawah Tadah Hujan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Imamuddin, Ali; Susanto, Untung; Samaullah, M. YaminBeberapa galur mutan diharapkan memiliki daya adaptasi yang baik di lahan sawah tadah hujan. Evaluasi galur-galur mutan padi toleran kekeringan pada lahan tadah hujan telah dilakukan di Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati Jawa Tengah pada MK 2014. Penelitian menggunakan rancangan percobaan acak kelompok 2 ulangan dengan perlakuan 38 galur mutan padi toleran kekeringan dan empat varietas pembanding. Galur-galur mutan yang dievaluasi berasal dari penyinaran sinar gamma Co60 terhadap varietas Inpari 13. Varietas pembanding yang digunakan adalah Inpari 13, Inpari 10, Inpari 23, dan Situ Bagendit. Bibit umur 20 hari setelah sebar dari setiap galur dan varietas pembanding ditanam 1-3 bibit per lubang pada plot berukuran 2 m x 5 m dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Pengairan bergantung pada turunnya hujan dan pompa air dari embung penampung air hujan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur yang diuji memiliki perbedaan nyata pada lima karakter agronomi yang diamati, namun tidak nyata pada karakter jumlah anakan produktif. Sebanyak 13 genotipe menunjukkan hasil lebih tinggi daripada semua varietas pembanding. Dua genotipe diantaranya menunjukkan hasil yang beda nyata lebih tinggi daripada Inpari 13 yaitu BP17280M-26D-1-SKI-1-IND-1 (3,89 t/ha) dan BP17280M-24C-2-1-SKI-1- IND-1 (3,54 t/ha). Sedangkan varietas pembanding terbaik yakni Inpari 13 dan Situ Bagendit mencapai hasil masing-masing 2,88 t/ha dan 3,04 t/ha. Rata-rata umur 50% berbunga genotipe-genotipe terbaik tersebut 68-70 HSS dan umur panen 98-104 HSS. Dengan hasil ini diharapkan memberikan peluang yang besar pada pengujian-pengujian selanjutnya untuk pengembangan varietas baru padi sawah tadah hujan.
- ItemPenampilan Galur Padi Tadah Hujan Pada Kondisi Kekeringan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Samaullah, M. Yamin; Susanto, Untung; Ali, Imamuddin; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiPenelitian uji toleransi terhadap cekaman kekeringan di lapang telah dilaksanakan di Jakenan, Jawa Tengah, terhadap 25 galur observasi dengan 5 Varietas pembanding sebagai kontrol yaitu : Inpari 10, Inpari 13, Silugonggo, Dodokan dan Situ Bagandit. Penanaman dilakukan 3 kali dengan selang waktu 3 minggu dengan maksud untuk mendapatkan kondisi cekaman kering pada saat pertumbuhan tanaman. Tanam pertama 10 April 2013, kedua 2 Mei 2013 dan ketiga 24 Mei 2013. Pertanaman pertama dan kedua tidak mengalami cekaman berarti sehingga sampai fase vegetative akhir pertanaman masih normal. Meskipun demikian sejumlah galur menunjukkan penampilan yang setara atau lebih baik dari varietas pembanding Inpari 10 dan Inpari 13. Cekaman kekeringan mulai terlihat pada fase generative awal pada pertanaman kedua, sehingga berpengaruh terhadap tingkat kehampaan gabah dan hasil akhir. Dengan menggunakan kreteria seleksi Stress Tolerance Index (STI) 0,60 %, Adaptation Index (AI) dan Tolerance Index (TI > 0,25 %), dari 25 galur yang terpilih atas dasar hasil setara Inpari 10 dan Inpari 13, hanya terpilih 7 galur yang hasilnya lebih tinggi dari varietas pembanding, yaitu ; BP14342f-7, IR83142-B-21, BP11152f-3-3, BP11246f-5-3, IR82589-B-84-3, PSB RC94, BP16734e-6 dan TB155J-TB-mr-3-1-2. Pada pertanaman ketiga, kondisi kekeringan semakin berat dengan tidak ada pasokan air sama sekali yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi cekaman kekeringan, meskipun galur tersebut masih menunjukkan toleransi, tetapi tingkat kehampaan tinggi dan hasil yang didapat relative sangat rendah. Periode pertengahan April sampai dengan awal Agustus (pertanaman kedua) pada penelitian ini merupakan priode yang tepat untuk melakukan kegiatan pengujian terhadap kekeringan.