Browsing by Author "Sakiroh"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemPENGARUH TINGKAT KEMATANGAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS BENIH KOPI ARABIKA(2017-12) Sobari, Iing; Sakiroh; Rokhmah, Dewi NurTeknik perbenihan kopi Arabika mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan pertumbuhan dan produksi tanaman kopi di lahan. Benih kopi yang bermutu baik diperoleh dari buah kopi yang telah memasuki kriteria masak fisiologis dan disimpan dengan teknik yang tepat sehingga menghasilkan viabilitas yang baik. Buah kopi dipanen pada saat masih hijau memiliki kualitas fisiologis lebih rendah bila dibandingkan dengan benih dipanen pada saat warna merah dan kuning kehijauan. Vabilitas benih kopi lebih baik dihasilkan dari buah kopi yang berwarna merah dan diperlukan pengemasan terlebih dahulu sebelum disimpan. Pengemasan benih menggunakan alumunium foil dapat mempertahankan kadar air benih selama 5 bulan dan penyimpanan menggunakan kemasan parchment yang tahan air bisa meningkatkan viabilitas benih selama satu bulan yang disimpan pada suhu10°C .
- ItemTANGGAP MORFOLOGI, FISIOLOGI DAN MOLEKULER KLON-KLON KARET TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-04) Sakiroh; Sasmita, Kurnia Dewi; Izzah, Nur KholilatulPemilihan klon unggul dalam budidaya karet merupakan faktor yang penting untuk mendapatkan tanaman dengan pertumbuhan yang baik dan produksi tinggi. Klon unggul karet dibedakan menjadi dua jenis yaitu klon penghasil lateks dan klon penghasil kayu lateks. Untuk memperoleh tanaman karet dengan pertumbuhan dan produksi yang optimal pada kondisi cekaman kekeringan maka diperlukan informasi mengenai klon yang sesuai dengan kondisi tersebut. Kondisi stres air berpengaruh terhadap tinggi tanaman, kandungan air relatif daun, laju fotosintesis, konduktivitas stomata, kadar klorofil, unsur hara, dan gula yang terlarut. Selain itu, cekaman kekeringan juga mempengaruhi ekspresi gen yang berhubungan dengan ketahanan tanaman terhadap kondisi tersebut. Gen-gen tersebut akan tetap terekspresi dengan optimal setelah 3-5 hari tanpa pemberian air. Beberapa klon karet seperti PR 261, BPM 24, RRIM 703, PR 255, PR 300, dan GT 1 dapat direkomendasikan untuk ditanam pada lahan marjinal dengan tekstur tanah lempung berpasir sampai pasir berlempung, serta memiliki periode bulan kering yang tegas. Sedangkan hasil penelitian lain mengenai pengujian adaptasi klon karet pada fase pertumbuhan menunjukkan bahwa klon IRR 104 dan IRR 118 cukup baik dibudidayakan di daerah yang memiliki iklim kering, sementara klon IRR5, IRR 112, PB 217 dan RRIM 921 memiliki pertumbuhan paling baik di daerah yang memiliki iklim basah.
- ItemTEKNOLOGI MENGURANGI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA KAKAO DI LAHAN KERING(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-08) Sakiroh; Sobari, Iing; Herman, MamanTarget Indonesia sebagai penghasil kakao nomor satu dunia harus didukung oleh budidaya yang baik sehingga mendapatkan produksi yang tinggi dan berkelanjutan. Hal ini dapat terwujud dengan melakukan optimalisasi lahan sebagai upaya ekstensifikasi maupun perbaikan budidaya. Pertanaman kakao pada lahan-lahan kering mempunyai permasalahan bagi pertanaman kakao. Karakteristik tanaman kakao yang tidak tahan terhadap cekaman air menjadi kendala bagi pertumbuhan maupun produksi tanaman kakao. Permasalahan lain yang sudah mulai terjadi pada lahan kakao adalah terjadinya perubahan iklim yang ekstrim, terutama El-Nino atau La-Nina yang menyebabkan kegagalan panen, kerusakan sumberdaya lahan pertanian, peningkatan frekuensi, luas, dan bobot/intensitas kekeringan, peningkatan kelembaban, peningkatan hama maupun munculnya penyakit. Dengan demikian diperlukan upaya terintegrasi dalam memperkuat kemampuan lahan kering untuk menghadapi perubahan iklim. Adapun upaya yang dapat dilakukan yaitu: pemberian mikoriza, penggunaan varietas yang tahan kekeringan (Klon Sulawesi 1, Sulawesi 2, ICCRI 03, ICCRI 04, dan Scavina 6), pembuatan rorak, pembuatan penampungan air, pupuk organik, pembenah tanah, melakukan pemupukan yang tepat, tanaman penutup tanah, naungan dan pemangkasan.