Browsing by Author "Saiful Anis"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemEfikasi Protektif Vaksin Subunit SLPS dan Vaksin Strain RB51 pada Mencit (Mus musculus) terhadap Infeksi B. abortus Isolat Lapang(Balai Besar Veteriner Maros, 2019) Saiful Anis; RamlanPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui efikasi protektif vaksin subunit smooth Brucella abortus lipopolysaccharide (SLPS) dan vaksin B. abortus RB51 pada mencit BALB/c terhadap infeksi B. abortus. Dua puluh delapan mencit Mus musculus divaksinasi dengan vaksin subunit Brucella SLPS, vaksin Brucella SRB51 dan satu kelompok sebagai kontrol. Uji tantang dilakukan pada 30 hari pasca vaksinasi menggunakan B. abortus isolat lapang Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan dengan menginjeksikan suspensi B. abortus secara intra peritonial. 15 hari pasca uji tantang, mencit dibunuh dan organ limpa diambil secara aseptis untuk dilakukan penghitungan koloni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, vaksin subunit Brucella SLPS dengan adjuvant AL(OH)3 dan montanide dapat menginduksi tingkat proteksi yang cukup kuat terhadap uji tantang menggunakan isolate B. abortus virulent pada mencit, dengan unit proteksi yang lebih rendah dibandingkan dengan yang diinduksi oleh vaksin Brucella RB51. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan perlu dilakukan formulasi vaksin subunit yang bersifat polyvalent dengan menggabungkan SLPS dengan beberapa antigen yang mampu menginduksi sel T dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada hewan ruminansia kecil untuk benarbenar mengetahui potensi vaksin subunit Brucella SLPS montanide dan vaksin subunit Brucella SLPS Al(OH)3 pada hospes alaminya.
- ItemStatus dan Prospektif Vaksin Caprine Brucellosis(Balai Besar Veteriner Maros, 2019) Saiful Anis; RamlanBrucellosis merupakan penyakit zoonosis endemis dan tersebar luas di seluruh dunia, yang menyerang hewan dan manusia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang termasuk dalam genus Brucella. Spesies Brucella memiliki hospes yang bersifat khusus, namun demikian penularan silang yang bersifat selektif dan terbatas dapat terjadi. Pada manusia brucellosis terutama disebabkan oleh Brucella melitensis diikuti dengan Brucella abortus. Brucella melitensis memiliki derajad virulensi yang lebih tinggi terhadap manusa dibandingkan dengan Brucella abortus dan menjadi penyebab pertama pada kasus brucellosis pada manusia. Brucella melitensis sebagai penyebab caprine brucellosis dan dan pola pemeliharaan kambing disekitar manusia merupakan sumber utama penularan brucellosis pada manusia. Berjangkitnya caprine brucellosis dapat dicegah dengan vaksinasi secara efektif pada populasi kambing. Telah tersedia vaksin yang efektif untuk kambing dan domba misalnya Rev.1, namun vaksin ini sangat berbahaya bagi manusia, sehingga penggunaannya tidak direkomendasikan di beberapa Negara. Pada situasi tertentu pengembangan dan percobaan beberapa vaksin telah dilakukan, baik pembuatan vaksin secara tradisional atau pengembangan tingkat lanjut. Review ini berusaha untuk meringkas dan mendiskusikan kelebihan dan kekurangan dari vaksin, sehingga dihasilkan vaksin yang aman dan efektif terhadap Brucella melitensis.
- ItemStudi Tingkat Penyakit Brucellosis sebagai Dasar Penentuan Aras Prevalensi dalam Program Pembebasan Brucellosis di Kabupaten Kepulauan Selayar(Balai Besar Veteriner Maros, 2019) Saiful Anis; RamlanKegiatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat prevalensi dan distribusi reaktor brucellosis yang sebenarnya di Kabupaten Kepulauan Selayar dan menentukan strategi pembebasan yang harus dilakukan berdasarkan base prevalensi yang diperoleh dari kegiatan ini. Metode yang digunakan dalam surveillans ini adalah serosurvey, dengan desain sampling yang digunakan adalah cross sectional. Teknik sampling yang dilakukan adalah multistage random sampling. Pengambilan sampel pada populasi dilakukan secara proporsional. Serum sampel diuji menggunakan Rose Bengal Test (RBT) sebagai uji tapis dilanjutkan dengan uji konfirmasi menggunakan Complement Fixation Test (CFT) secara warm fixation. Pengambilan sampel serum dilakukan di 8 kecamatan, dengan jumlah sampel sebanyak 790 sampel. Hasil pengujian tidak menunjukkan adanya reaksi sero konversi terhadap Brucella abortus pada sampel secara keseluruhan. Dengan demikian dapat dinyatakan untuk sementara Kepulauan Selayar bebas dari brucellosis. Strategi pembebasan yang dapat dilakukan selanjutnya adalah tetap memantau tingkat penyakit selama tiga tahun mendatang diakhiri dengan serosurvei untuk mendeteksi tingkat penyakit, melakukan pendekatan uji dan potong paksa disertai pengawasan lalulintas ternak yang ketat.