Browsing by Author "SUHARA, Cece"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemEVALUASI KETAHANAN AKSESI-AKSESI WIJEN (Sesamum indicum L.) TERHADAP PENYAKIT Phytophthora sp.(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2007) SUHARA, Cece; Titiek Yulianti; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratPenelitian yang bertujuan untuk mengetahui ketahanan beberapa aksesi wijen (Sesamum indicum L.) terhadap Phytophthora sp., telah dilaksanakan di Laboratorium dan Rumah Kasa Penyakit Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang, mulai bulan April 2005 sampai dengan Juli 2005. Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari 32 aksesi wijen termasuk kontrol tahan dan rentan. Unit perlakuan 40 tanaman tiap aksesi. Parameter pengamatan dengan menghitung luas serangan. Media yang digunakan untuk isolasi dan pemurnian jamur Phytophthora sp. adalah CMA dan apel manalagi yang digunakan sebagai sumber inokulum. Inoku-lasi dilakukan pada 1 minggu setelah tanam dengan menggunakan suspensi murni Phytophthora sp., kerapatan 106 konidia/ml, tiap baris diberi 10 ml suspensi 40 ml tiap bak. Dari hasil penelitian diperoleh 1 aksesi moderat; 18 aksesi rentan, dan 11 aksesi sangat rentan terhadap Phytophthora sp.
- ItemPERANAN PENYAKIT CUCUMBER MOZAIC VIRUS (CMV) DAN STRATEGI PENCEGAHANNYA PADA BUDI DAYA TEMBAKAU BESUKI NO(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2008) SUHARA, Cece; Supriyono; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratSerangan Cucumber Mosaic Virus (CMV) menimbulkan kerugian terhadap produksi dan kualitas tembakau be-suki NO (Nicotiana tabacum L.). Kerugian akibat penyakit virus mosaik pada pertanaman tembakau BESNO sekitar 2,34–3,11 juta rupiah/ha pada MTT 1998 dan 1999 di daerah Jember. Gejala daun yang terserang CMV adalah terjadi-nya perubahan warna seperti pola mosaik, seringkali tanaman menjadi kerdil, daun menyempit dan mengalami distorsi. Aktivitas virus dan metabolisme sel inang sangat erat kaitannya sehingga belum ada zat kimia yang secara spesifik dapat mengendalikan perkembangan virus tanpa mempengaruhi tanaman inangnya. Oleh karena itu pengendalian virus secara kimiawi belum dapat diterapkan. Berkembangnya isu mengenai residu pestisida pada tanaman, menyebabkan pengen-dalian penyakit secara kimiawi mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan dan mikroorganisme nontarget. Sejauh ini pengendalian virus masih bersifat preventif, seperti penggunaan varietas tahan, pemberantasan gulma, pengendalian biologis melalui perlindungan silang, pergiliran tanaman, pengelolaan sanitasi lingkungan, penggunaan biji dan alat per-kembangbiakan vegetatif bebas infeksi virus. Penggunaan varietas tahan merupakan teknik yang paling efektif, efisien, mudah penerapannya, dan dapat dikombinasikan dengan teknik pengendalian yang lainnya. Hasil evaluasi beberapa va-rietas tembakau besuki NO, diperoleh varietas H 894 yang agak tahan terhadap penyakit CMV dengan mutu yang cukup baik. Aksesi S.2234 dan S.2398 dapat digunakan sebagai sumber ketahanan dalam merakit varietas baru yang tahan ter-hadap CMV. Meskipun ada tanaman transgenik (mengandung gen Cry yang merupakan gen pengendali ketahanan terha-dap CMV), namun tanaman tersebut belum bisa diterima oleh konsumen, sehingga metode pemuliaan konvensional ma-sih tetap diperlukan.