Browsing by Author "SUDARYANTO, Tahlim"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
- ItemANALISIS PROSPEK EKONOMI TEMBAKAU DI PASAR DUNIA DAN REFLEKSINYA DI INDONESIA TAHUN 2010(Balai Penelitian Tembakau dan Serat, 2008) SUDARYANTO, Tahlim; Prajogo U. Hadi; Supena Friyatno; Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Departemen Pertanian; Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Departemen PertanianSelama dasawarsa terakhir, meluasnya kampanye antitembakau karena pertimbangan kesehatan yang diperkuat dengan telah diratifikasinya Konvensi Kerangka Pengendalian Tembakau, berkurangnya dukungan pemerintah untuk pengembangan ekonomi tembakau, serta meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan, maka ancaman terha-dap ekonomi tembakau dunia dan Indonesia mulai terasa. Dikhawatirkan ekonomi tembakau dunia akan terus mengala-mi penurunan dan berdampak pada Indonesia. Sehubungan dengan itu, makalah ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis prospek produksi, konsumsi, ekspor, dan impor tembakau di pasar dunia dan Indonesia tahun 2010; (2) Menganalisis peranan agribisnis tembakau dan industri rokok dalam perekonomian nasional; dan (3) Mengidentifikasi prospek peng-gunaan tembakau untuk produk selain rokok. Beberapa temuan penting adalah sebagai berikut. Pertama, secara global, prospek ekonomi tembakau sampai tahun 2010 masih cukup baik. Produksi, konsumsi, ekspor, dan impor diproyeksi-kan masih akan meningkat sampai tahun 2010. Produksi dan konsumsi lebih cepat meningkat di negara berkembang di-banding di negara maju; konsumsi di negara berkembang cepat meningkat sedangkan di negara maju menurun; ekspor dari negara maju dan negara berkembang sama-sama meningkat dengan laju peningkatan yang lambat; dan impor ke negara maju cepat meningkat, sedangkan ke negara berkembang sedikit meningkat. Kedua, di Indonesia, produksi dan konsumsi pada tahun 2010 diproyeksikan akan sedikit lebih tinggi dibanding tahun 2005, tetapi jauh lebih rendah diban-ding tahun 1997–1999. Dalam perdagangan internasional, komoditas tembakau dan rokok lebih banyak menguras dari-pada menghasilkan devisa negara. Dalam perekonomian nasional, peranan agribisnis tembakau dan industri rokok da-lam penciptaan nilai output, nilai tambah, dan penyerapan tenaga kerja kurang signifikan, namun kedua sektor tersebut mempunyai angka pengganda (multiplier effect) output yang cukup besar, terutama tembakau. Angka pengganda untuk tenaga kerja agribisnis tembakau lebih besar daripada industri rokok. Agribisnis tembakau mampu menarik sektor hulu dan mendorong sektor hilir untuk berkembang, sedangkan industri rokok hanya mampu mendorong sektor hilir saja. Kedua sektor (terutama industri rokok) memberikan sumbangan sekitar 7% terhadap penerimaan negara dari dalam ne-geri. Ketiga, dalam daun dan batang tembakau ada unsur-unsur yang dapat dikonsumsi manusia yaitu protein, gula, mi-nyak eter, nitrogen, fosfat, dan kalium. Kandungan protein dalam tembakau lebih banyak dibanding dalam kedelai dan mempunyai kualitas yang sama dengan protein dalam air susu mamalia. Produk sisa (waste) dari proses pengolah-an/ekstraksi protein/gula dapat digunakan untuk pakan ternak dan pupuk organik tanaman. Disarankan agar ada keseim-bangan antara aspek ekonomi dan aspek kesehatan dalam pengembangan tembakau/industri rokok. Salah satu prioritas penelitian tembakau ke depan adalah mengurangi kandungan nikotin dan tar dalam tembakau.