Browsing by Author "Rusli"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemDAMPAK DAN ANTISIPASI KEKERINGAN PADA TANAMAN KARET(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-08) Rusli; Heryana, NanaKekeringan berkepanjangan akan berdampak terhadap pertumbuhan tanaman dan menyebabkan beberapa masalah pada tanaman diantaranya penurunan aliran air, penutupan stomata, dan penurunan fiksasi CO2 oleh daun, sehingga menghambat proses fotosintesis. Iklim ekstrim ini berdampak pada tanaman karet, seperti daunnya berguguran dan produksti mata tunas untuk okulasi akan menurun; pertumbuhan tanaman terhambat dan rentan terhadap kebakaran; periode penyadapan menjadi mundur; dan menurunnya produksi lateks. Upaya untuk mengantisipasi kekeringan pada tanaman karet akibat kemarau panjang adalah dengan menggunakan teknologi rekayasa, pembuatan rorak diantara tanaman karet, suplai pupuk hijau dan mulsa, pemupukan, menggunakan bibit tahan kekeringan, pengaturan waktu tanam, penanaman legume cover crop (LCC), pemberantasan gulma, mengurangi bahaya kebakaran, pembuatan kolam, pembuatan irigasi, dan konservasi air.
- ItemDIVERSIFIKASI PEMANFAATAN SENYAWA GLUKOMANNAN ILES-ILES(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2016-04) Towaha, Juniaty; RusliSenyawa glukomannan merupakan salah satu komponen kimia terpenting yang terdapat dalam umbi iles-iles (Amorphophallus sp.), dengan kandungan yang bervariasi tergantung pada spesiesnya yaitu antara 5 – 65%. Senyawa glukomannan mempunyai sifat khas yaitu larut dalam air, membentuk gel, merekat kuat, daya mengembang tinggi dan tembus pandang. Karena sifat khasnya tersebut maka senyawa glukomannan dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri seperti makanan minuman dan suplemen kesehatan, film coating/edible film, farmasi, pertambangan, penjernih air, perekat, bahan kedap air, cat, media pertumbuhan mikroba dan kultur jaringan, tekstil, kertas, absorbent, serta pengganti selulosa. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan industri yang semakin kehilir dan menciptakan lapangan pekerjaan serta memberi nilai tambah pada pendapatan petani, maka sudah selayaknya Indonesia melakukan pengembangan diversifikasi pemanfaatan glukomannan tersebut.
- ItemKARAKTERISASI MORFOEKOTIPE POHON INDUK JAMBU METE DI FLORES TIMUR(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2013-12) Supriadi, Handi; RusliKabupaten Flores Timur (Flotim) merupakan salah satu sentra produksi jambu mete di Indonesia. Penggunaan benih yang asalan meyebabkan produksi jambu mete di daerah ini masih tergolong rendah. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui penggunaan benih unggul yang dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan sub optimal. Penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik morfologi pohon induk jambu mete terpilih dan lingkungan tumbuhnya di Kabupaten Flotim dilakukan pada tahun 2011 dengan metode survey dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 15 pohon induk jambu mete terpilih di Flores Timur memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai sumber benih di daerah yang beriklim sedang.
- ItemPENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET MELALUI INTRODUKSI TANAMAN SELA DAN JARAK TANAM(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-04) Ferry, Yulius; RusliHarga karet dunia terus mengalami penurunan yang berimbas pada rendahnya harga karet di dalam negeri. Rendahnya harga dan sempitnya kepemilikan lahan petani (rataan1,4 ha/KK), dengan produktivitas yang hanya 700 kg/ha, pendapatan petani akan semakin rendah. Banyak hasil penelitian yang melaporkan penanaman tanaman sela di antara tanaman karet, tidak hanya berpengaruh positif terhadap tanaman karet, tetapi juga dapat menambah pendapatan petani. Namun penanaman tanaman sela tersebut harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti faktor teknis/biologis, ekonomis dan sosial budaya. Salah satu faktor teknis/biologis yang cukup penting adalah jarak tanam. Jarak tanam karet 2 x 10 meter merupakan usaha untuk meningkatkan pemanfaatan lahan diantara tanaman karet lebih lama yaitu sampai tanaman karet menjadi tua, tambahan pendapatan dari tanaman sela semakin menentukan. Komposisi pendapatan petani tidak terlalu tergantung pada produksi karet dan penurunan harga karet tidak banyak mempengaruhi ekonomi petani. Selanjutnya daya saing tanaman karet akan meningkat dan diharapkan harga akan membaik. Tanaman sela yang dapat ditanam dapat dibagi berdasarkan umur tanaman karet yaitu kurang dari 5 tahun dan lebih dari 5 tahun. Banyak manfaat yang diperoleh dari penanaman tanaman sela di antara tanaman karet, antara lain, memperpendek masa non produktif lahan, diversifikasi pendapatan, efisiensi penggunaan lahan, terbukanya kesempatan kerja, dan tambahan pendapatan petani. Penanaman padi gogo varietas cirata di bawah tanaman karet pada umur 1 tahun dapat menghasilkan 3,06-3,40 ton/ha, dan pada umur karet 3 tahun menghasilkan 2,44-2,62 ton/ha. Sedangkan pola tanam karet + jagung-kedele-kacang hijau memberikan nilai pendapatan Rp. 2.136.250/ha/tahun.