Browsing by Author "Rubiyo"
Now showing 1 - 17 of 17
Results Per Page
Sort Options
- ItemBudidaya dan Pasca Panen KAKAO(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010) Karmawati, Elna; Mahmud, Zaenal; Syakir, Muhammad; Munarso, Joni; Ardana, I Ketut; RubiyoKakao merupakan salah satu produk pertanian yang memiliki peranan yang cukup nyata dan dapat diandalkan dalam mewujudkan program pembangunan per-tanian, khususnya dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendorong pengembangan wilayah, peningkatan kesejahteraan petani dan peningkatan pendapatan/ devisa negara. Pengusahaan kakao di Indonesia sebagian besar merupakan perkebunan rakyat. Dalam dua dasawarsa terakhir ini areal kakao Nasional terus menjalani pertumbuhan yang nyata sehingga produksi kakao nasional juga menjalani pertumbuhan yang nyata sehingga produksi kakao nasional juga meningkat seiring dengan peningkatan luas arealnya, namun demikian produktivitasnya stabil bahkan menurun.
- ItemBudidaya dan Pasca Panen Kopi(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010) Prastowo, Bambang; Karmawati, Elna; Rubiyo; Siswanto; Indrawanto, Chandra; Munarso, S. Joni; Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanTanaman kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas unggulan nasional. Untuk mendukung pengembangan kopi dan terutama untuk membantu masyarakat yang tertarik kepada tanaman kopi, maka disusun buku ini. Budidaya sampai Pasca Panen kopi perlu diketahui masyarakat untuk menjadi pedoman umum terutama bagi praktisi di lapangan. Buku ini memuat pedoman awal secara umum, sehingga untuk praktek secara lebih rinci memang masih memerlukan semacam pemahaman mendalam lebih lanjut, baik melalui praktek sendiri maupun pelatihan serta pendalaman ilmunya.
- ItemBudidaya&Pasca Panen kopi(pusat penelitian dan pengembangan perkebunan, 2010) Bambang prastowo; Elna Karmawati; Rubiyo; Siswanto; chandra indrawanto; s.joni munarsoTanaman kopi merupakan salah satu komoditas unggulan nasional.
- ItemJelajah Inovasi Pertanian Wilayah Perbatasan(IAARD Press, 2018) Rubiyo; Alihamsyah, Trip; Bakrie, Bachtar; Hendayana, Rachmat; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
- ItemKARAKTERISTIK KIMIA KOMPOS DAN PAKAN TERNAK HASIL FERMENTASI LIMBAH KULIT BUAH KAKAO(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-08) Towaha, Juniaty; RubiyoKulit buah merupakan komponen terbesar dari buah kakao, sehingga pada setiap pengolahan biji kakao, limbah kulit buah kakao sangat melimpah. Dari limbah kulit buah kakao dapat diolah menjadi pupuk kompos dan pakan ternak. Penelitian dilaksanakan di perkebunan kakao rakyat Kelompok Subak Abian Pucaksari, Desa Mundeh Kauh, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, dari bulan Maret hingga Desember 2009. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia kompos dan pakan ternak hasil fermentasi kulit buah kakao untuk mendukung usahatani pola integrasi kakao-ternak. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan untuk pengomposan dan 4 perlakuan untuk pakan ternak, dengan masing-masing 3 ulangan. Proses pengomposan limbah kulit buah kakao dilakukan 6 perlakuan yaitu : (1) non cacah non mikroba pengompos; (2) non cacah + Trichoderma sp.; (3) non cacah + Rumino bacillus; (4) dicacah non mikroba pengompos; (5) dicacah + Trichoderma sp.; dan (6) dicacah + Rumino bacillus. Pembuatan pakan ternak dari limbah kulit buah kakao dilakukan dengan proses fermentasi menggunakan Aspergillus niger dengan 4 perlakuan yaitu : (1) panen langsung difermentasi; (2) 3 hari setelah panen difermentasi; (3) 6 hari setelah panen difermentasi; dan (4) 9 hari setelah panen difermentasi. Parameter sifat kimia yang dianalisis pada pengomposan adalah pH, C-Organik, N, P, dan K, adapun pada pakan ternak adalah protein kasar, lemak, serat kasar, abu dan Ca. Hasil penelitian menunjukkan kompos dari kulit buah kakao yang mempunyai sifat kimia terbaik dan memenuhi spesifikasi standar kualitas kompos SNI 19-7030-2004 adalah kompos yang diolah melalui pencacahan dan pemberian mikroba aktivator Rumino bacillus dan Trichoderma sp. Kulit buah kakao yang proses fermentasinya dilakukan setelah dipanen 9 hari, masih menunjukkan sifat kimia dan kandungan nutrisi yang cukup baik, sehingga masih layak untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.
- ItemKARAKTERISTIK MUTU DAN CITARASA KOPI ROBUSTA KLON BP 42, BP 358 DAN BP 308 ASAL BALI DAN LAMPUNG(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-08) Purwanto, Eko Heri; Rubiyo; Towaha, JuniatyProduksi kopi Indonesia hingga saat ini masih didominasi jenis Robusta. Kopi Robusta sering dinilai sebagai kopi kelas dua setelah Arabika dan mempunyai harga yang lebih murah, namun paling luas penanamannya. Mengingat kopi Robusta ini mempunyai peranan penting bagi mayoritas pekebun kopi Indonesia, maka diperlukan upaya peningkatan produktivitas dengan menggunakan bahan tanam kopi Robusta yang sesuai dengan kondisi lingkungan kebun dan teknologi budidaya yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran karakteristik mutu dan citarasa kopi Robusta klon BP 42, BP 358 dan BP 308 yang ditanam di Bali pada ketinggian + 650 m dpl, dengan iklim B (basah) dan Lampung pada ketinggian + 850 m dpl, dengan iklim A (sangat basah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji ketiga klon kopi Robusta dari Bali mempunyai nilai mutu dan citarasa yang lebih baik daripada kopi Robusta dari Lampung. Kopi Robusta klon BP 308 dari Bali mempunyai karakteristik mutu paling tinggi dan klon BP 42 dari Bali mempunyai citarasa paling tinggi.
- ItemKEBERHASILAN PERSILANGAN BUATAN ANTAR LIMA KLON KAKAO LINDAK(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2013-12) Dani; Rubiyo; Sulistiyorini, IndahBeberapa klon kakao unggul anjuran saat ini masih menunjukkan sifat-sifat yang kurang baik, seperti kurang tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Perbaikan sifat tanaman kakao salah satunya dapat melalui persilangan buatan antar klon. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keberhasilan persilangan buatan antar kelima klon kakao lindak: ICS 60, UIT 1, Pa 300, Sulbar, dan GC 7. Tiga klon pertama telah dinilai tahan terhadap penyakit busuk buah Phytophthora, sedangkan dua klon lainnya memiliki karakteristik daya hasil tinggi. Rancangan persilangan yang digunakan adalah diallel tidak lengkap. Teknik persilangan buatan melalui penyerbukan menggunakan tangan (hand pollination). Hasil persilangan menunjukkan bahwa persentase pembentukan buah (fruit set) rata-rata hanya sebesar 38,8%. Pada umur satu bulan sejak penyerbukan sebagian buah muda mengering dan rontok yang dikenal dengan fenomena layu pentil (cherelle wilt). Hingga umur tiga bulan sejak penyerbukan persentase buah jadi hanya tinggal 9,18%. Buah yang masih tersisa tersebut dapat bertahan hingga masak panen. Buah kakao yang dipanen mewakili tujuh kombinasi persilangan: (1) Pa 300 x Sulbar (1 buah); (2) Pa 300 x UIT 1 (2 buah); (3) Pa 300 x ICS 60 (1 buah); dan (4) Pa 300 x GC 7 (2 buah); (5) Sulbar x Pa 300 (1 buah); (6) ICS 60 x Pa 300 (1 buah); dan (7) Sulbar x UIT 1 (1 buah).
- ItemKERAGAMAN PERTUMBUHAN SETEK SATU RUAS ENAM KLON KOPI ROBUSTA YANG DIPERLAKUKAN DENGAN HORMON TUMBUH ALAMI(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-04) Dani; Sulistiyorini, Indah; Tresniawati, Cici; RubiyoKopi Robusta (Coffea canephora var. robusta) tergolong tanaman self-incompatible dan sangat heterosigot sehingga pengembangannya disarankan secara poliklonal. Perbanyakan kopi Robusta secara klonal menggunakan teknik setek satu ruas diketahui sangat dipengaruhi oleh genotipe dan interaksinya dengan hormon tumbuh tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman pertumbuhan setek satu ruas antar enam klon kopi Robusta yang diperlakukan dengan hormon tumbuh alami. Setek satu ruas dari enam klon kopi robusta, BP 534, BP 436, BP 42, BP 358, BP 308, RBGN 371, diperlakukan dengan hormon tumbuh alami air kelapa dan urin sapi (konsentrasi 5%, 10%, 15%, dan 20%) sebelum ditanam di persemaian. Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor, yaitu perbedaan klon dan perlakuan hormon tumbuh alami. Masing-masing perlakuan terdiri atas 6 ulangan dan masing-masing ulangan terdiri dari 16 setek. Variabel keberhasilan dan pertumbuhan setek yang diamati meliputi persentase setek yang hidup, persentase setek berakar, persentase setek berkalus, jumlah akar, panjang akar, tinggi bibit (diukur dari pangkal setek), dan tinggi tunas. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh perbedaan klon terhadap keberhasilan dan pertumbuhan setek satu ruas kopi Robusta. Tidak terdapat interaksi antara klon dengan hormon tumbuh alami yang diaplikasikan. Variasi hormon tumbuh alami (air kelapa dan urin sapi) yang digunakan tidak menunjukkan pengaruh terhadap seluruh variabel yang diamati kecuali persentase setek berkalus.
- ItemMULTIFUNGSI LAHAN SAWAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EKSISTENSI SUBAK(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Suharyanto; Rinaldi, Jemmy; Rubiyo; Balai Pengkajian Teknologi PertanianDampak alih fungsi lahan sawah terhadap penggunaan non pertanian menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas seperti aspek produksi pangan, perubahan orientasi ekonomi, social, budaya dan politik masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai persepsi petani terhadap multifungsi lahan sawah secara langsung maupun tidak langsung terhadap keberlanjutan kelembagaan subak. Penelitian dilakukan di tiga kabupaten sentra produksi padi sawah di Provinsi Bali yakni Kabupaten Tabanan, Badung dan Buleleng. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap 90 petani pada bulan Mei-Juli 2015. Pemilihan petani sampel dilakukan dengan teknik acak sederhana masing-masing 30 petani per kabupaten contoh. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan teknik skor. Hasil analisis mengindikasikan bahwa pemahaman petani terhadap multifungsi lahan sawah pada umumnya masih terfokus pada manfaat langsung khususnya pada penyediaan pangan dan kesempatan kerja. Sedangkan fungsi-fungsi lahan sawah lainnya diperoleh respon yang bervariasi antar wilayah. Jika masyarakat petani kurang memahami dan menyadari arti penting dari multifungsi lahan sawah secara utuh, maka hal ini dapat berimplikasi pada semakin sulitnya upaya pengendalian laju konversi lahan sawah ke penggunaan pertanian, yang tentunya akan berdampak pada eksistensi kelembagaan subak sebagai organisasi sosio religious.
- ItemMULTIFUNGSI LAHAN SAWAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EKSISTENSI SUBAK(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Suharyanto; Rinaldi, Jemmy; Rubiyo; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungDampak alih fungsi lahan sawah terhadap penggunaan non pertanian menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas seperti aspek produksi pangan, perubahan orientasi ekonomi, social, budaya dan politik masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai persepsi petani terhadap multifungsi lahan sawah secara langsung maupun tidak langsung terhadap keberlanjutan kelembagaan subak. Penelitian dilakukan di tiga kabupaten sentra produksi padi sawah di Provinsi Bali yakni Kabupaten Tabanan, Badung dan Buleleng. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap 90 petani pada bulan Mei-Juli 2015. Pemilihan petani sampel dilakukan dengan teknik acak sederhana masing-masing 30 petani per kabupaten contoh. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan teknik skor. Hasil analisis mengindikasikan bahwa pemahaman petani terhadap multifungsi lahan sawah pada umumnya masih terfokus pada manfaat langsung khususnya pada penyediaan pangan dan kesempatan kerja. Sedangkan fungsi-fungsi lahan sawah lainnya diperoleh respon yang bervariasi antar wilayah. Jika masyarakat petani kurang memahami dan menyadari arti penting dari multifungsi lahan sawah secara utuh, maka hal ini dapat berimplikasi pada semakin sulitnya upaya pengendalian laju konversi lahan sawah ke penggunaan pertanian, yang tentunya akan berdampak pada eksistensi kelembagaan subak sebagai organisasi sosio religious.
- ItemPedoman Umum Inventori Gas Rumah Kaca dan Mitigasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011) Setyanto, Prihasto; Susanti, Emi; Las, Irsal; Amien, Istiqlal; Makarim, A. K.; Nursyamsi, Dedy; Rubiyo; Anwar, Khairil; Widarto, Heru Tri; Rejekiningrum, Popi; Surmaini, Elza; Estiningtyas, Woro; Suciantini; Pujilestari, Nurwindah; Sutarya, Rakhmat; Harmanto; Miranti; Hamdani, Adang; Sukarman; Wahyunto; Thalib, Amlius; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
- ItemPemetaan dan Reviu Proses Bisnis Perencanaan Kawasan Perkebunan Kopi di Indonesia(Biro Perencanaan Kementerian Pertanian, 2019-11) Rubiyo; Hermanto; Indrawanto, Chandra; Yusron, Much.; Darwis, Valeriana; Anggraeni, Tien; Hadiutomo, Kusno; Nurcahya S, Yenny; Biro Perencanaan Kementerian PertanianTanaman kopi merupakan salah satu komoditas strategis di sektor perkebunan. Hal ini direpresentasikan dari nilai ekspor kopi peringkat ketiga tertinggi dibawah nilai ekspor tanaman kelapa sawit dan karet. Selain menghasilkan devisa, tanaman kopi juga sebagai sumber penghasilan dan lapangan pekerjaan bagi petani, pedagang, eskportir, pengusaha dan industri minuman serta sebagai pelengkap dari paket wisata. Buku ini berisikan kondisi eksisting kawasan perkebunan Kopi Robusta dan Kopi Arabika, serta perancangan proses bisnis perencanaan wilayah kopi. Didalam mengisi kawasan pertanian, maka peran kelembagaan ekonomi untuk mendukung pembangunan korporasi petani, diperlukan perancangan proses bisnis perencanaan wilayah kawasan perkebunan kopi secara terintegrasi mulai dari subsistem agribisnis hulu, on-farm, hilir dan penunjang pada kawasan perkebunan Kopi.
- ItemPEMULIAAN TANAMAN PARTISIPATIF DAN TEKNIK SAMBUNG SAMPING DALAM PERAKITAN VARIETAS UNGGUL BARU KAKAO (Theobroma cacao L.) TAHAN PENGGEREK BUAH KAKAO(2016-08) Sulistyorini, Indah; Rubiyo; Tresniawati, CiciBahan tanaman kakao unggul dapat dihasilkan dari kegiatan pemuliaan tanaman partisipatif, dimana petani menyeleksi tanaman-tanaman yang ada di kebunnya berdasarkan daya hasil dan sifat unggul lainnya. Dari kegiatan dapat ini diperoleh klon-klon lokal harapan kakao yang memiliki daya hasil tinggi. Beberapa varietas unggul baru (VUB) kakao telah diperoleh melalui kegiatan pemuliaan partisipatif diantaranya MCC 01, MCC 02, Sulawesi 1 dan Sulawesi 2. Tim peneliti Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar bersama petani di Besulutu, Sulawesi Tenggara bekerjasama melalui pemuliaan partisipatif dalam perakitan VUB tahan hama penggerek buah kakao (PBK). Tanaman yang digunakan dalam karakterisasi awal adalah tanaman hasil sambung samping. Hasil karakterisasi awal diperoleh aksesiBSK 1 yang memiliki keunggulan nilai buah/pod indeks (IP) sebesar 31,77, intensitas serangan PBK 5,83%, persentase serangan PBK 6,67% dan persentase biji lengket 6,17% paling rendah serta memiliki permukaan buah yang halus. BSK 1 berpotensi untuk dikembangkan menjadi klon lokal unggul untuk ketahanan hama PBK.
- ItemPerbanyakan Kopi Robusta Secara Klonal(2012) Supriadi Handi; Randriani Enny; RubiyoTanaman kopi Robusta merupakan tanaman menyerbuk silang. Perbanyakan dengan menggunakan benih atau biji menghasilkan turunan yang tidak sama dengan induknya, sehingga sifat unggul yang terdapat pada induk kopi Robusta tidak dijumpai pada turunannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, perbanyakan kopi Robusta harus dilakukan secara klonal melalui penyetekan dan penyambungan.
- ItemPerbenihan Pertanian : Mendukung Peningkatan Mutu Benih dan Adopsi Varietas Unggul Spesifik Lokasi untuk Ketahanan Pangan Nasional(IAARD Press, 2019) Rubiyo; Widiarta, I Nyoman; Hendayana, Rachmat; Harnowo, Didik; ; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
- ItemSTRATEGI REVITALISASI PENGEMBANGAN LADA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Suharyanto; Rubiyo; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungProvinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) merupakan sentra produksi lada putih yang telah memperoleh indikasi geografis sebagai penghasil Muntok White pepper. Namun, usahatani lada dalam dasawarsa terakhir mengalami fluktuasi baik luas areal maupun produksinya karena berbagai permasalahan seperti konversi menjadi lahan tambang timah maupun komoditas perkebunan lainnya seperti karet dan kelapa sawit. Sejalan dengan diberlakukannya pelarangan penambangan inkonvensional dan harga komoditas karet dan kelapa sawit yang cenderung turun, masyarakat telah mulai kembali membudidayakan tanaman lada. Lada putih masih memiliki kekuatan dan peluang untuk dikembangkan karena memiliki kesesuaian lahan yang cukup luas, tersedianya teknologi ramah lingkungan yang efisien serta peluang melakukan diversifikasi usahatani maupun produk. Namun pada kenyataannya di lapang pengembangan usahatani lada juga mengalami kendala, kelemahan dan ancaman. Penyusunan strategi kebijakan revitalisasi pengembangan lada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dilakukan dengan pendekatan analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) melalui Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan pada bulan September 2015 dengan melibatkan beberapa stakeholder terkait. Indepth interview juga dilakukan pada beberapa petani lada di beberapa sentra produksi lada. Beberapa alternatif strategi revitalisasi pengembangan lada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung antara lain : (1) intensifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi usahatani lada dengan teknologi rekomendasi, (2) peningkatan produktivitas dan diversifikasi produk dan usahatani lada, (3) pengembangan industri perbenihan tersertifikasi, (4) meningkatkan peran kelembagaan input-output dan diseminasi teknologi dan (5) meningkatkan peran kerjasama dan kemitraan antar institusi.
- ItemTeknik Persilangan Kakao Secara Konvensional(2012) Rubiyo; Wardiana Edi; DaniKakao merupakan salah satu komoditas sub sektor perkebunan yang memiliki nilai ekonomis tinggi karena sebagian besar produk yang dihasilkan ditunjukan untuk ekspor. Di satu sisi, peluang pasar semakin lebar seiring meningkatnya permintaan konsumen global maupun regional terhadap produk kakao.