Browsing by Author "Romdon, Anggi Sahru"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemEfektivitas Program Upsus Padi: Kasus di Empat Kabupaten (Brebes, Tegal, Pemalang, dan Purbalingga) Provinsi Jawa Tengah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Hermawan, Agus; Romdon, Anggi Sahru; Hantoro, Franciscus Rudi Prasetyo; Harwanto; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianKementerian Pertanian sejak tahun 2015 menggulirkan program Upaya Khusus Peningkatan Produksi (UPSUS) padi, jagung, dan kedelai. Pada tahun 2018, dilakukan evaluasi untuk mengetahui efektivitas program UPSUS untuk komoditas padi di Provinsi Jawa Tengah, mengingat peran Jawa Tengah sebagai kontributor nasional utama untuk komoditas ini. Evaluasi dilakukan dengan membdaningkan data bulanan sebelum (tahun 2010-2014) dan sesudah pelaksanaan (tahun 20152017) UPSUS di tingkat provinsi dan empat kabupaten contoh, yaitu Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, dan Purbalingga. Data yang dievaluasi meliputi luas tanam, luas panen, tingkat keberhasilan usahatani padi, produksi dan produktivitas padi. Data yang dianalisis merupakan data ATAP tahun yang bersangkutan dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah. Data dianalisis dengan analisis profil. Hasil analisis data menunjukkan bahwa program UPSUS padi secara efektif telah meningkatkan luas tanam, luas panen, tingkat keberhasilan usahatani padi, produksi dan produktivitas padi di Jawa Tengah. Luas tanam akhir, luas panen, dan tingkat keberhasilan usahatani padi di empat kabupaten telah bergeser sesuai pendekatan UPSUS, yaitu mengurangi kesenjangan produksi padi pada musim panen raya (peak season) dan masa paceklik (lean season). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa efektivitas peningkatan kinerja produksi padi berbeda antar musim tanam dan antar kabupaten.
- ItemKelayakan Usahatani Tanaman Pangan pada Pola Tanam Berbeda di Kabupaten Tegal(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Romdon, Anggi Sahru; Prasetyo, F. Rudi; Harwanto; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianProduksi bahan pangan khususnya padi dan jagung harus terus diupayakan peningkatannya, mengingat kebutuhan akan komoditas tersebut terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Usaha pemerintah dalam meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan lebih banyak dengan intensifikasi dibanding ekstensifikasi. Intensifikasi dilakukan antara lain melalui penggunaan VUB, penerapan sistem tanam jajar legowo dan perubahan pola tanam. Penelitian dilakukan di dua Desa yaitu Blubuk dan Bulakpacing pada bulan Oktober – Nopember 2018. Penelitian menggunakan metode survei dengan jumlah responden 30 orang, analisis data dilakukan secara deskriptif baik kualitatif maupun kuantitatif sedangkan kelayakan usahatani dilihat berdasarkan perhitungan penerimaan, pendapatan, R/C, dan BEP (P). Tujuan penelitian untuk mengetahui kelayakan usahatani pola tanam padi – padi – padi dan padi – padi – jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan antara pola tanam padi – padi – padi dengan pola tanam padi – padi – jagung, dimana pendapatan pola tanam padi – padi – jagung lebih tinggi Rp 19.605.960,-. Kelayakan usaha menunjukkan bahwa kedua pola tanam yang diusahakan petani layak terlihat dari nilai R/C lebih dari 1, dimana nilai R/C pola tanam padi – padi – jagung lebih besar dibanding R/C pola tanam padi – padi – padi. Untuk itu maka pola tanam padi – padi – jagung dapat direkomendasikan untuk dikembangkan lebih luas di Desa Blubuk dan Bulakpacing secara khusus dan Kecamatan Dukuhwaru serta Kabupaten Tegal secara umum.
- ItemKeragaan Hasil dan Pendapatan Petani Jagung Hibrida di Lahan Kering Iklim Kering(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Mardian, Irma; Widiastuti, Eka; Romdon, Anggi Sahru; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianPendapatan usaha tani dan produktivitas jagung hibrida petani di lahan kering belum optimal sehingga memerlukan inovasi teknologi untuk lebih mengoptimalkan hasil jagung. Varietas unggul jagung merupakan teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas dan cepat diadopsi petani. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui daya adaptasi, produktivitas dan tingkat pendapatan petani dari beberapa varietas jagung hibrida di lahan kering iklim kering Kabupaten Bima. Kajian ini dilakukan pada lahan tadah hujan di Desa Donggo Bolo, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, NTB dari bulan Mei - Agustus 2018. Pengkajian dilakukan di lahan petani melalui pendekatan On Farm Adaptive Research (OFAR). Rancangan yang digunakan dalam pengkajian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal. Perlakuan yang dikaji adalah 3 varietas jagung hibrida yaitu Bima 20 URI, JH 27, dan Pioneer 21. Setiap perlakuan diulang lima kali. Hasil kajian menunjukkan varietas jagung hibrida Bima 20 URI menunjukkan keragaan agronomi terbaik, provitas tertinggi (7,25 t/ha) dan keuntungan terbaik (Rp. 15.390.840,-). dibandingkan varietas Pioneer 21 dan JH 27.
- ItemKinerja Beberapa Varietas Unggul Baru Padi Dalam Mendukung Swasembada Pangan Di Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Romdon, Anggi Sahru; F. D. Ariyanti; S. Budiyanto; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Kebutuhan inovasi teknologi dalam peningkatan produksi sudah semakin mendesak diterapkan, hal tersebut seiring dengan adanya keinginan pemerintah untuk swasembada pangan dalam 3 tahun (2015–2017). Inovasi teknologi dapat menjawab permasalahan–permasalahan usahatani yang selama ini terjadi misal berkurangnya lahan usahatani, sulit tenaga kerja dibidang pertanian dan adanya anomali iklim. Penelitian kinerja beberapa varietas unggul baru mendukung swasembada pangan dilakukan di Desa Kalimanah Wetan, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga mulai bulan Juni sampai dengan September 2015. Tujuan penelitian adalah mengetahui keragaan agronomis VUB yang didisplaykan, persepsi dan respon petani terhadap VUB yang didisplaykan dan kelayakan usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaan agronomis baik tinggi tanaman, jumlah anakan maupun produksi VUB yang didisplaykan menunjukkan ada perbedaan. Produksi tertinggi dicapai oleh Inpari 31 (9,52 t/ha GKP) sedangkan terendah Inpari 32 (7,93 t/ha GKP). Produksi tersebut lebih tinggi 1,43–3,02 t/ha GKP dari varietas eksisting yaitu Ciherang/IR64 (6,5 t/ha GKP). Hasil survei dari 33 petani menunjukkan bahwa sebagian besar petani belum pernah mengenal padi varietas Inpari. Sedangkan hasil evaluasi kelayakan usahatani baik secara teknis maupun finansial menunjukkan bahwa display inovasi teknologi lebih layak dibanding dengan pola petani. Persepsi dan respon petani terhadap varietas yang didisplaykan kecenderungan petani memilih Inpari 31 baik dilihat dari komponen agronomis maupun hasil/produksinya. Sebesar 69,7% petani menyatakan akan menanam varietas yang dipilih pada musim berikutnya. Penggunaan varietas unggul baru dengan penerapan inovasi teknologi secara utuh dapat meningkatkan produksi, untuk itu sudah semestinya petani menerapkan inovasi teknologi dalam usahataninya. Inpari 31 perlu dipertimbangkan untuk di masyarakatkan di Kabupaten Purbalingga baik secara jabal dari hasil panen display maupun dijadikan program pemerintah Kabupaten melalui bantuan benih.