Browsing by Author "Rokayah, Euis"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemPetunjuk Teknis Pengolahan Hasil Pertanian(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2010) Sukmaya; Histifarina, Dian; Rokayah, EuisSingkong, Ubi, Pisang merupakan sumber karbohidrat yang banyak digunakan masyarakat sebagai sumber pangan sehari-hari setelah beras. Singkong, ubi dan pisang banyak ditanam hampir diseluruh pelosok wilayah indonesia, karena toleransi terhadap lingkungannya sangat tinggi sehingga ditanam di lahan kritispun masih cukup baik. Pemanfaatan komoditas itu saat ini masih terbatas dengan dijual dalam bentuk segar. Padahal banyak peluang yang bisa ditingkatkan untuk mendapatkan tambahan penghasilan melalui upaya pengolahan. Melalui tulisan ini diharapkan mampu menginspirasi para petani yang selama ini menghasilkan singkong, ubi dan pisang dalam jumlah yang banyak dan menjualnya dalam bentuk segar, agar mau mengubahnya dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dijual kepasaran. Baik dalam bentuk setengah jadi atau bahan baku olahan lain seperti pembuatan tepung sebagai bahan kue atau dalam bentuk makanan siap saji. Dengan dilakukannya pengolahan ditingkat petani diharapkan bisa memberikan penghasilan tambahan dan mengatasi turunnya harga jual bila tiba saatnya musim panen raya. Sebagai bahan referensi masyarakat melalui buku ini disajikan bagaimana cara membuat tepung kasava, ubi dan pisang serta pemanfaatannya dalam pembuatan aneka makanan.
- ItemSistem tanam legowo dan mina padi meningkatkan pendapatan petani di Kabupaten Cianjur (Studi kasus petani demfarm SLPTT Kabupaten Cianjur)(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Perdhana, Fyannita; Rokayah, Euis; Ishaq, Iskandar; BPTP Jawa BaratUpaya peningkatan produksi pangan, utamanya beras semakin berat dengan berbagai permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pembangunan pertanian saat ini, diantaranya laju konversi lahan sawah yang tinggi, akses petani terhadap teknologi relatif rendah, dan lain sebagainya. Melihat potensi lahan sawah irigasi yang cukup baik, maka pemanfaatan lahan secara optimal dapat dilakukan dengan menetapkan pertanian terpadu (integrated farming). Salah satu contohnya adalah sistem usahatani minapadi yaitu sistem pertanian terpadu antara budidaya padi sawah dan ikan. Mina padi dapat dilakukan secara tumpang sari (ikan bersama padi) maupun “penyelang” (saat menunggu). Sedangkan sistem tanam jajar legowo 2 :1 merupakan sistem tanam padi yang dapat menghasilkan produksi cukup tinggi, yaitu tanam padi sawah yang memberikan ruang (barisan yang tidak ditanami) pada setiap dua barisan tanam, tetapi jarak tanam dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm – 15 cm. Penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan produktivitas padi sawah dengan system tanam jajar legowo dan mina padi sebagai upaya peningkatan pendapatan petani. Penelitian dilaksanakan di areal sawah Kelompok tani Rindu Alam, Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, dalam bentuk demfarm PTT Padi Sawah dengan system jajar legowo 2:1 jarak tanam (30x15x50) cm dan 1 kali mina padi, system tanam jajar legowo 2:1 dengan jarak tanam sama (30x15x50 cm) tanpa mina padi dan untuk perbandingan juga digunakan kontrol pertanaman padi yang menggunakan sistem tanam tegel (17x20 cm) tanpa mina padi. Hasil pengkajian memberikan pengaruh terhadap peningkatan produktivitas padi sebesar 24,42% (6,918 ton/ha, rata-rata di desa Bobojong 5,560 ton/ha), dan tambahan penghasilan Rp.600.000/ha skali panen mina padi.
- ItemStrategi Peningkatan Intensitas Tanam Menuju IP Padi 400 di Jawa Barat(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2009) Rokayah, Euis; Nurhati, Indah; Sukmaya; BPTP Jawa BaratPenyediaan beras bagi penduduk Indonesia dengan pertumbuhan 1,3% per tahun, tidak akan mampu disokong hanya dengan luasan lahan yang tetap, bahkan semakin berkurang akibat konversi lahan. Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) Padi 400 merupakan salah satu terobosan yang diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi tanaman padi mendatang. IP Padi 400 akan berhasil meningkatkan produksi dan pendapatan petani apabila didukung oleh semua pihak termasuk pemangku kepentingan baik hulu maupun hilir serta terciptanya koordinasi pelaksanaan IP Padi 400 yang sinkron dan sinergis mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai ke tingkat desa.