Browsing by Author "Rahmini"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Baru Padi(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2019) Sasmita, Priatna; Satoto; Rahmini; Agustiani, Nurwulan; Handoko, Dody Dwi; Suprihanto; Guswara, Agus; SuharnaBuku ini menginformasikan karakteristik VUB padi secara rinci, antara lain potensi hasil, ketahanan terhadap cekaman biotik, dan toleran terhadap cekaman abiotik.
- ItemKetahanan Galur-Galur Padi Tadah Hujan terhadap Wereng Coklat Biotipe 1(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2019-12) Munawar, Dede; Rahmini; Susanto, Untung; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Uji massal ketahanan galur padi tadah hujan terhadap wereng coklat biotipe 1 dilakukan dirumah kaca BB Padi pada tahun 2017. Galur yang diuji terhadap wereng coklat biotipe 1 sebanyak 588. Untuk mendapatkan nimfa wereng yang seragam, maka 25 pasang imago wereng coklat dimasukkan pada satu rumpun padi dalam suatu kurungan dengan waktu pemaparan selama 1-2 malam, setelah itu wereng induknya diambil lagi, dan telur didalam tanaman dipelihara sampai instar 2-3. Instar inilah yang akan dipakai untuk diinfestasikan pada tanaman yang akan diuji. Dengan 3 varietas differensial TN1, Rathu Heenati, PTB33, disemaikan dalam box berukuran 200 x 75 x 20 cm yang berisi tanah dari Lembang Jawa Barat. Tanah dalam boks dibagi tiga sehingga setiap bagian ada 20cm. Tiap-tiap galur disemaikan sebanyak 25 biji pada alur sepanjang 20cm. Dibaris pinggir ditempatkan varietas TN1 yang rentan, Varietas diferensial yang tahan ditempatkan dibaris tengah sebagai fokus tekanan wereng coklat. Lima hari setelah semai diadakan penjarangan dengan disisakan 20 tanaman setiap galur/varietas. Bibit padi tersebut diinfestasi dengan 8 ekor wereng coklat instar 2-3. Perhitungan atau skoring kerusakan dilakukan pada 7-10 hari setelah infestasi, sebab pada saat ini 90% varietas cek rentan TN1 mati. Skor berdasarkan Standard Evaluation System for Rice (2014) dari IRRI. Hasil pengujian menunjukan bahwa dari 588 galur tadah hujan yang diuji ketahanannya terhadap wereng coklat biotipe 1 menunjukan reaksi tahan sampai dengan sangat rentan. Galur yang menunjukan skor 1 (tahan) sebanyak 16 galur (2,72%), galur skor 3 (AT, agak tahan) sebanyak 309 galur (52,04%), galur skor 5 (AR, agak rentan) sebanyak 190 galur atau (32,31%, galur skor 7 R (rentan) sebanyak 68 galur (11,56%, galur skor 9 (SR,sangat rentan) 1 galur 0, 17%, dari 588 galur yang di uji, galur yang tidak tumbuh sebanyak 3 galur.
- ItemPengaruh Dosis Urea Terhadap Perkembangan Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) Pada Varietas Inpari 13(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Iswanto, Eko Hari; Munawar, Dede; Rahmini; Gunawan, IndraNitrogen yang terdapat pada pupuk urea merupakan unsur penting dalam pertumbuhan tanaman padi. Namun, unsur tersebut berpengaruh terhadap perkembangan wereng coklat dalam beradaptasi terhadap varietas tahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk urea terhadap perkembangan wereng coklat pada varietas Inpari 13. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi pada tahun 2015. Penelitian menggunakan rancangan acal lengkap faktorial dengan 5 ulangan, faktor pertama adalah tingkat dosis urea sedangkan faktor kedua adalah varietas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase hidup nimfa pada varietas tahan Inpari 13 berkorelasi positif dengan dosis urea. Pada Dosis 0, 200 dan 400 Kg/ha persentase hidup nimfa berturut-turut sebesar 66, 74 dan 80%. Jumlah keturunan wereng coklat juga meningkat seiring dengan peningkatan dosis urea pada tanaman, baik pada varietas rentan maupun varietas tahan. Pada varietas TN1, jumlah keturunan pada dosis urea 400 kg/ha mencapai 2,5 kali lipat dibanding kontrol (dosis 0 kg/ha), sedangkan pada varietas Inpari 13 mencapai lebih dari 1,5 kali lipat
- ItemReaksi Ketahanan Varietas Lokal Indonesia Terhadap Wereng Coklat Biotipe 3(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Iswanto, Eko Hari; Rahmini; Munawar, Dede; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiIndonesia memiliki plasma nutfah padi berupa varietas lokal yang tersebar di berbagai daerah. Varietas lokal yang tahan terhadap wereng coklat dapat dimanfaatkan sebagai sumber gen dalam perakitan varietas tahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan varietas lokal terhadap wereng coklat. Varietas lokal yang digunakan dalam pengujian yaitu Mundam (No. Aksesi 9328), Bawan Pulau (9329), Andel Abang (1755), Cicih Ijo Gading (2548), Buban (3018) dan Bulang (3027). Reaksi varietas tersebut terhadap wereng coklat dilakukan melalui skrining uji penapisan berdasarkan Standard Evaluation System (SES) 2014 dari IRRI, perkembangan populasi dan preferensi wereng coklat. Hasil uji penapisan diketahui bahwa Varietas Mundam (9328) dan Bawan Pulau (9329) bereaksi tahan, Varietas Mundam Payakumbuh (aksesi 646 dan 5984) bereaksi rentan, sedangkan varietas Andel Abang (1755), Cicih Ijo Gading (2548), Buban (3018) dan Bulang (3027) bereaksi agak rentan terhadap wereng coklat biotipe 3. Pada perkembangan populasi diketahui jumlah keturunan dari 5 ekor wereng coklat pada varietas Mundam (9328) dan Bawan Pulau (9329) berturut turut sebanyak 133 dan 159 ekor nimfa, lebih sedikit dibanding pada varietas rentan TN1 yaitu sebanyak 265,75 ekor, sedangkan pada varietas tahan PTB33 dan Rathu Heenati jumlah nimfa keturunannya berturut-turut sebanyak 77,75 dan 144,5 ekor. Wereng coklat cenderung memilih varietas rentan dibanding varietas tahan, hal tersebut terlihat pada uji preferensi makan dan oviposisi dimana wereng coklat lebih memilih untuk makan dan meletakan telur lebih banyak pada varietas TN1 dan IR42 dibanding pada varietas Mundam (9328) , Bawan Pulau (9329), RH dan PTB33. Varietas lokal Mundam (9328) dan Bawan Pulau (9329) diduga mempunyai gen ketahanan terhadap wereng coklat yang dapat dijadikan tetua dalam perakitan varietas tahan
- ItemRekomendasi Budidaya Padi pada Berbagai Agroekosistem(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2020) Susanti, Zuziana; Rumanti, Indrastuti A; Rahmini; Sukarman; Mulyani, Anny; Setyorini, Diah; Syahbuddin, Haris; Sasmita, Priatna; Widowari, Ladiyani Retno; Anggara, Agus Wahyana; Wijanarko, Andy; Nugroho, Yudhistira; Suprihanto; Hasmi, Idrus; Rohaeni, Wage Ratna; Handoko, Dody Dwi; Susanto, Untung; Safitri, Heni; Hairmansis, Aris; Widyantoro; Kasno, A.; Jumali; Roza, Celvia; Norvyani, Mutya; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
- ItemRekomendasi Budidaya Padi untuk Berbagai Agroekosistem(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2022) Sasmita, Priatna; Sastro, Yudi; Satoto; Nugraha, Yudhistira; A, Agus Wahyana; Hairmansis, Aris; Suprihanto; Hasmi, Idrus; Zusanti, Zuziana; Rumanti, Indrastuti Apri; Rahmini; Handoko, Dody Dwi; Agustini, NurwulanUpaya mewujudkan kedaulatan pangan merupakan komitmen pemerintah yang tiada henti dilakukan melalui peningkatan produksi padi. Strategi peningkatan produksi nasional saat ini dan kedepan ditem puh melalui peningkatan produktivitas (intensifikasi) dan perluasan areal tanam, baik melalui peningkatan Indek Pertanaman (IP) maupun perluasan lahan baku sawah. Upaya tersebut optimis dapat direalisasikan karena tersedianya berbagai inovasi dan teknologi hasil penelitian, terutama yang dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), meskipun teknologi tersebut baru sebagian yang diterapkan oleh petani. Saat ini produksi padi nasional sudah mencapai angka 56,54 juta ton GKG. Kementerian Pertanian pada tahun 2020 mentargetkan peningkatan produksi padi nasional sebesar 7%. Aspek penting yang menjadi perhatian dalam peningkatan produksi padi tersebut antara lain adalah peningkatan efisiensi dan pelestarian lingkungan karena berkaitan dengan daya saing produksi berkelanjutan yang didasarkan pada agroekosistem padi.
- ItemRekomendasi Budidaya Padi untuk Berbagai Ekosistem(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2021) Samsita Priatna; Sastro, Yudi; Satoto; Nugraha Yudhistira; A, Agus Wahyana; Hairmasnsis, Aris; Suprianto; Hasmi Idrus; Zusanti, Zuziana; rumanti, Indrastuti Apri; Rahmini; Handoko, dody Dwi; Agustini, NurwulanUpaya mewujudkan kedaulatan pangan merupakan komitmen pemerintah yang tiada henti dilakukan melalui peningkatan produksi padi. Strategi peningkatan produksi nasional saat ini dan kedepan ditempuh melalui peningkatan produktivitas (intensifikasi) dan perluasan areal tanam, baik melalui peningkatan Indek Pertanaman (IP) maupun perluasan lahan baku sawah. Upaya tersebut optimis dapat direalisasikan karena tersedianya berbagai inovasi dan teknologi hasil penelitian, terutama yang dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), meskipun teknologi tersebut baru sebagian yang diterapkan oleh petani. Saat ini produksi padi nasional sudah mencapai angka 56,54 juta ton GKG. Kementerian Pertanian pada tahun 2020 mentargetkan peningkatan produksi padi nasional sebesar 7%. Aspek penting yang menjadi perhatian dalam peningkatan produksi padi tersebut antara lain adalah peningkatan efisiensi dan pelestarian lingkungan karena berkaitan dengan daya saing produksi berkelanjutan yang didasarkan pada agroekosistem padi. Petunjuk teknis penerapan Teknologi Budidaya Padi di berbagai Agroekosistem ini disusun sebagai acuan bagi para pihak yang akan menerapkan teknologi tersebut, selanjutnya diharapkan buku ini dapat bermanfaat. Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pemikiran dalam penyusunan buku rekomendasi ini disampaikan penghargaan dan terima kasih
- ItemRespon Ketahanan Galur-Galur Harapan Padi Konsorsium (Padi Gogo Dan Padi Sawah) Terhadap Penyakit Tungro(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Kusdiaman, Dede; Rahmini; Rumasa, Oco; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiTungro merupakan salah satu penyakit pada tanaman padi yang ditularkan oleh wereng hijau. Penyakit ini disebabkan oleh virus. Salah satu komponen pengendalian penyakit ini adalah penggunaan varietas tahan. Untuk memperoleh varietas padi tahan terhadap penyakit tungro, dilakukan uji skrining terhadap galur-galur tanaman padi. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap galur-galur padi untuk padi gogo dan padi sawah. Penelitian dilakukan di rumah kassa Kebun Percobaan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Galur-galur harapan konsorsium padi sawah dan padi gogo yang diuji ketahanannya terhadap penyakit tungro sebanyak 76 galur harapan pada musim kemarau (MK) 2013 dan sebanyak 52 galur harapan pada musim hujan (MH 2013/2014). Inokulum yang digunakan untuk uji ketahanan yaitu inokulum Garut (073), Purwakarta (033), dan Magelang (031) sedangkan wereng hijau (Nephotettix virescen) yang digunakan berasal dari Subang. Hasil uji ketahanan terhadap 128 galur-galur harapan padi sawah dan padi gogo konsorsium baik pada musim kemarau 2013 maupun musim hujan 2013/2014 menunjukkan dua galur agak tahan terhadap penyakit tungro varian Garut (073), varian Magelang (033) dan varian Purwakarta (031), yaitu BP3672-2E-KN-17-3- 3*B (MK 2013) dan B10891B-MR-3-KN-4-1-1-MR-1 (MH 2013/2014).
- ItemSerangan Hama Dan Penyakit Padi Pada Varietas Unggul Baru Potensi Hasil Tinggi Di Lahan Irigasi Dataran Rendah(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB PADI), 2017) Hari Iswanto, Eko; Rahmini; Hasmi, Idrus; MaolanaYusup, Asep; Sasmita, Priatna; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB PADI)Varietas unggul baru merupakan komponen teknologi utama dalam peningkatan produktivitas padi. Program perakitan varietas unggul baru selain produktivitas tinggi juga diharapkan toleran terhadap perubahan lingkungan, baik factor biotic maupun abiotik. Beberapa varietas unggul seperti Inpari30, Inpari 32,Inpari 33 dan Inpari 43 telah dilepas untuk menghadapi kendala tersebut dilapangan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serangan hama dan penyakit pada beberapa varietas unggul baru di pertanaman dengan sistem budidaya pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Percobaan dilaksanakan di lahan irigasi. Kabupaten Indramayu pada MT 2015/2016 menggunakan rancangan acak kelompok 5 perlakuan dan 4 ulangan. Varietas unggul yang diuji adalah varietas Inpari 43, Inpari 30, Inpari 32, HipaJatim 2 dan Inpari 33. Hasil penelitian diketahui bahwa Inpari 33 sangat baik dalam menekan perkembangan wereng coklat, jumlah populasi wereng coklat relatif lebih rendah dibanding varietas lainnya pada semua stadia. Namun, varietas ini rentan terserang hawar daun bakteri (HDB). Varietas Inpari 32 dan Inpari 43 tahan terhadap serangan penyakit hawar daun bakteri, sampai stadia pengisian pun kedua varietas tersebut tidak menunjukkan adanya gejala penyakit HDB. Hipa Jatim 2 rentan terhadap wereng coklat dan wereng punggung putih serta terhadap penyakit HDB dan Bakteri daun bergaris (BLS). Varietas Inpari 33 dianjurkan ditanam di daerah endemis wereng coklat sedangkan Inpari 32 dan Inpari 43 untuk daerah endemis penyakit hawar daun bakteri. Hipa Jatim 2 hanya dianjurkan ditanam di daerah yang relative aman dari serangan hama penyakit dan perlu monitoring lebih ketat.
- ItemUji Ketahanan Aksesi Plasma Nutfah Padi Terhadap Wereng Coklat(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB PADI), 2017) Munawar, Dede; N. Usyati; Rahmini; Hari Iswanto, Eko; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB PADI)Penelitian dilakukan di rumah kasa Balai Besar Penelitian Tanaman Padi pada MT 2013. Perbanyakan wereng coklat biotipe 3 dilakukan pada varietas IR42 (bph2) berumur 30 hst untuk mendapatkan nimfa instar 2-3 yang banyaknya disesuaikan dengan aksesi yang akan diuji. Aksesi plasmna nutfah padi yang diuji adalah dari padi Plasma Nutfah BB Padi 75 aksesi. Ditambah dengan 4 varietas differensial yaitu TN1, Rathu Heenati, Swarnalata, dan PTB33. Dari 75 aksesi Plasma Nutfah, didapatkan yang skoring 3 agak tahan (2 galur). Pada tahun 2005, serangan wereng coklat merupakan isu nasional karena terjadi serangan wereng coklat di sentra produksi padi, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat terhadap vaietas IR64 dan beberapa varietas populer lainnya yang telah patah ketahanannya. Serangan wereng coklat di Jawa Timur tersebar hampir di seluruh wilayah, terutama Pati, Demak, Kudus, Jepara, Sragen, Klaten, Grobogan, Batang, Pemalang, dan Tegal. Jawa Barat terpusat di Indramayu dan Cirebon. IR64 sudah patah ketahanannya, sehingga diperlukan varietas padi pengganti IR64 yang tahan wereng coklat biotipe 3, yaitu varietas koleksi plasma nutfah yang skor 3 agak tahan Ramos dan Jadul (padi hitam)
- ItemVarietas Lokal Sulawesi sebagai Sumber Ketahanan terhadap Penyakit Blas(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2019-12) Nasution, Anggiani; Santoso; Rahmini; Nani Yunani; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Plasma nutfah tanaman pangan merupakan aset yang sangat penting sehingga harus di lestarikan. Pemuliaan tanaman padi dengan memanfaatkan varietas lokal dengan memperhatikan keunggulan spesifik yang dimiliki varietas lokal tersebut diharapkan dapat meningkatkan keunggulan varietas padi yang dibudidayakan di daerah tertentu, pemanfaatan sumber daya genetik sangat diperlukan dalam menghadapi perubahan l ingkungan dan dinamika permintaan konsumen, sert a sebagai cadangan sumber daya genetik bagi pemuliaan tanaman. Uji ketahanan plasma nutfah terhadap penyakit blas dilakukan pada MT I tahun 2018 sebanyak 114 aksesi dan 2 varietas pembanding yaitu Kencana Bali sebagai cek rentan dan Situpatenggang sebagai cek tahan. Tujuan dari uji ketahanan ini adalah mencari varietas lokal yang tahan terhadap penyakit blas. Hasil pengujian menunjukan adanya keragaman ketahanan antar aksesi dimana yang tahan terhadap 1 ras blas ada sebanyak 43 aksesi (37,7%), tahan terhadap dua ras blas ada sebanyak 15 aksesi (13,2%), tahan terhadap 3 ras blas ada sebanyak 13 aksesi (11,4%) dan 1 aksesi (0,9%) tahan terhadap 4 ras blas yaitu varietas lokal Galesong Takdir asal Sulawesi Selatan kabupaten Takalar, sedang sisanya sebanyak 42 aksesi (36,8%) bereaksi agak tahan sampai rentan.