Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Rahardjo, Mono"

Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
  • No Thumbnail Available
    Item
    Karakteristik Beberapa Bahan Tanaman Obat Keluarga Zingiberaceae
    (Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah, 2001) Rahardjo, Mono; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
    Tanaman keluarga Zingiberaceae merupakan tanaman temutemuan yang pada umumnya berkhasiat obat. Mutu bahan tanaman merupakan salah satu faktor utama penentu keberhasilan sistem agribisnis. Bahan tanaman yang baik harus memenuhi tiga kriteria: mutu genetik, fisik, dan fisiologik. Mutu genetik, bahan tanaman harus jelas dan asli jenis atau varietasnya. Mutu fisik, bahan tanaman harus bersih secara fisik (tidak tercampur oleh kotoran dan varietas lain), bernas, warna kulit jelas, mengkilap, tidak keriput dan tidak retak, ukuran homogen. Mutu fisiologik, bahan tanaman mempunyai viabilitas dan vigor tinggi. Bahan tanaman keluarga Zingiberaceae umumnya berupa rimpang dan anakan. Rimpang harus diperoleh dari tanaman yang tidak sakit, umur telah mencapai opti mum, untuk jahe sekitar umur 10 bulan setelah tanam, dan hanya dapat disimpan selama 2-3 bulan. Kadar atsiri bahan tanaman keluarga Zingiberaceae pada umumnya tinggi, pada jahe gajah (besar) 1,62-2,29%, jahe kecil 3,05-3,48%, jahe merah 3,9%, kencur 1,93%, kunyit 1,46-1,81%, temulawak 1,63%, dan temu ireng 0,55-0,85%. Bahan tanaman yang dianjurkan untuk jahe besar (gajah) adalah 40-60 g; jahe kecil (emprit), lempuyang, dan temu putih 20-40 g, kunyit 15-20 g, dan temu ireng 20-25 g dengan kadar air 81,5-86,5%. Posisi ruas rimpang juga mempengaruhi mutu benih, untuk jahe dianjurkan menggunakan bahan tanaman pada posisi ruas rimpang ke-2 dan ke-3. Sebagai bahan tanaman, rimpang hendaknya telah ditunaskan dengan panjang tunas 0,5 cm, dua tunas per rimpang. Bahan tanaman lengkuas, bangle, dan kapol dapat berupa anakan dari tanaman induk. Bahan tanaman yang dianjurkan untuk tanaman tersebut adalah anakan yang telah berdaun.
  • No Thumbnail Available
    Item
    PENGARUH PEMUPUKAN ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU TIGA NOMOR HARAPAN TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.) DI CIBINONG BOGOR
    (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2007) Rahardjo, Mono; Ajijah, Nur
  • No Thumbnail Available
    Item
    PENGARUH PERLAKUAN BENIH DAN APLIKASI PESTISIDA SINTETIK DAN NABATI TERHADAP PRODUKSI RIMPANG BENIH JAHE
    (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, ) Rahardjo, Mono
  • No Thumbnail Available
    Item
    PENGARUH UKURAN BENIH RIMPANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TEMULAWAK
    (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2011) Sukarman, Sukarman; Rahardjo, Mono; Rusmin, Devi; Melati, Melati
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molkenb.)
    (Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, 2011) Rahardjo, Mono; Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)
    (Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, 2011) Rahardjo, Mono; Pribadi, Ekwasita Rini; Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik
    Temulawak merupakan salah satu tanaman obat yang banyak manfaatnya dan termasuk tanaman yang dibutuhkan dalam jumlah besar dibanding tanaman obat lainnya. Ajakan untuk menjadikan temulawak sebagai bahan baku minuman juga telah dicanangkan beberapa waktu yang lalu. Secara nasional kebutuhan temulawak telah cukup terpenuhi oleh produksi dalam negeri dan sebagian kecil yang telah diekspor. Pengolahan produk hilir temulawak yang didasarkan pada temuan bahan-bahan aktif yang terkandung di dalam temulawak mendorong peningkatan permintaan pasar akan produk-produk temulawak. Buku SOP temulawak ini, dibuat berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh hingga saat ini, khususnya mengenai budidaya temulawak. SOP ini juga mengakomodasi budidaya yang dilakukan secara organik, selain menjabarkan SOP budidaya secara konvensional.

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback