Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Rachmat Hendayana"

Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Kesiapan Daerah Mendukung Pertanian Modern
    (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2019-12-16) Effendi Pasandaran; Fadjry Djufry; Kedi Suradisastra; Argono Rio Setioko; Ridwan Thaher; Rachmat Hendayana
    Buku berjudul “Kesiapan Daerah Mendukung Pertanian Modern” ini berisi himpunan tulisan buah pikiran dan pengalaman lapangan para pakar, ilmuwan dan peneliti, serta pekerja lapang terkait pembangunan sektor pertanian. Himpunan tulisan tersebut antara lain membahas makna, visi dan tujuan serta peran penting pembangunan pertanian modern dan berkelanjutan yang berpijak pada perkembangan sektor pertanian di wilayah-wilayah pembangunan potensial. Pertanian masa depan yang dapat menyejahterakan petani membutuhkan komitmen seluruh pemangku kepentingan pembangunan sektor pertanian di pusat dan daerah. Perkembangan teknologi presisi yang mencakup kebutuhan teknologi maju di sektor pertanian akan merupakan titik balik besar dalam pengelolaan industri pertanian masa depan. Perkembangan teknologi pertanian di era revolusi industri 4.0 menuntut kesiapan seluruh pemangku kepentingan pembangunan pertanian masa depan di Indonesia. Dalam kondisi ini, pemerintah telah melakukan langkah-langkah strategis seperti pengembangan sumber daya manusia, infrastruktur, inovasi teknologi presisi sebagai teknologi pertanian masa depan, dan kelembagaan petani. Berbagai bahasan terkait visi dan peran pertanian modern dipilah dalam tiga bab. Bab-I berjudul Kesiapan Pemerintah Daerah merinci kesiapan kebijakan dan strategi pembangunan pertanian menuju masa depan yang modern. Bab-II yang berjudul Kesiapan Teknologi membahas ketersediaan teknologi yang sesuai dengan kondisi tingkat pembangunan sektor wilayah yang berkaitan, dan Bab-III yang berjudul Diseminasi Teknologi Memperkuat Pertanian Lokal merinci ketersediaan dan kesiapan alih teknologi tepat-guna untuk mendukung perkembangan pertanian masa depan di tingkat daerah. Kumpulan pemikiran tersebut diharapkan dapat membantu, mendorong, dan mempercepat pembangunan pertanian modern guna meningkatkan ketangguhan pangan nasional dan mensejahterakan masyarakat di wilayahwilayah bersangkutan.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Maize in Indonesia
    (International Maize and Wheat Improvement Center, 2004-12-16) Dewa K.S. Swastika; Firdaus Kasim; Wayan Sudana; Rachmat Hendayana; Kecuk Suhariyanto; Roberta V. Gerpacio; Prabhu L. Pingali
    Maize is the second most important cereal crop in Indonesia after rice. The demand for maize as food and feed has been steadily increasing. Total national maize production has grown at 4.07% per annum in the last three decades, thanks mainly to the adoption of improved production technologies, particularly hybrid seed. This high production, however, still fails to meet domestic demand and has caused a rapid increase in the net import of maize. This study characterized the maize production systems in four major maize-producing provinces in Indonesia, namely Lampung, East Java, West Nusa Tenggara, and South Sulawesi. Important productivity constraints faced by maize farmers were identified and included: low grain prices during harvest; high input prices; large distances between maize production areas, feed mills, and seed industries; lack of promotion of local improved maize varieties (OPVs and hybrids) by gover nment research centers; and lack of farmer capital. Farmers, the Government of Indonesia, and private companies should be encouraged to develop appropriate technology and policies, such as tariffs and credit systems, to overcome some of these constraints

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback