Browsing by Author "R. SMITH SIMATUPANG HERMAN SUBAGIO, LINDA INDRAYATI, NURITA, Balittra"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemDEFINISI DAN PERMASALAHAN GULMA(IAARD PRESS, 2015) R. SMITH SIMATUPANG HERMAN SUBAGIO, LINDA INDRAYATI, NURITA, BalittraTumbuhan pengganggu yang disebut gulma, merupakan bagian integral dari suatu sistem pertanian (lingkungan), akan tetapi gulma menjadi salah satu kendala biologis utama (faktor pembatas) dalam proses produksi untuk memperoleh hasil yang tinggi sesuai dengan potensi hasil tanaman. Oleh karena itu, masalah gulma dalam sistem produksi pada budi daya pertanian tidak dapat diabaikan begitu saja melainkan perlu mendapat perhatian karena gulma dapat merugikan. Perlu dicatat, selama manusia masih memerlukan pangan maka pembangunan pertanian berlangsung secara terus menerus dan berkelanjutan. Konsekuensinya, masalah gulma juga akan terus menjadi permasalahan pada budi daya pertanian yang perlu mendapat perhatian terutama bagi petani.
- ItemGulma Pasang Surut keragaman, dominasi, pengendalian, pengelolaan dan pemanfaatannya(IAARD PRESS, 2015) R. SMITH SIMATUPANG HERMAN SUBAGIO, LINDA INDRAYATI, NURITA, BalittraPerrnasalahan gulma muncul sejak manusia bercocok tanam, sehingga dapat dikatakan bahwa kehadiran gulma tidak Iepas dari kehidupan manusia. Gulma adalah bagian dari tumbuh-tumbuhan yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Swt. Di satu sisi gulma sebagai makhluk hidup seperti makhluk hidup lainnya selalu ingin bertahan hidup, namun manusia sebagai makhluk hidup yang cerdas menganggap bahwa tumbuhan gulma sebagai pengganggu dalam sistem budi daya. Dengan demikian setiap aktivitas pertanian selalu muncul perrnasalahan gulma. Kehadiran gulma selalu dianggap sebagai pengganggu atau tumbuhan pengganggu tanaman seperti organisme pengganggu tanaman baik berupa hama maupun penyakit tumbuhan. Ketiga pengganggu tersebut di dalam ilmu pertanian disebutjuga Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
- ItemMANFAAT GULMA(IAARD PRESS, 2015) R. SMITH SIMATUPANG HERMAN SUBAGIO, LINDA INDRAYATI, NURITA, BalittraSebagai tumbuhan pengganggu, maka kehadirannya di area pertanaman padi sangat tidak diharapkan oleh petani karena akan menjadi saingan bagi tanaman pokok, menambah biaya produksi dan merugikan. Meskipun kehadiran gulma tidak dikehendaki dan menambah beban bagi petani, akan tetapi apabila gulma dikelola secara tepat terutama biomassanya, maka akan memberikan manfaat pada sistem usaha tani padi. Biomassa gulma dapat dimanfaatkan sebagai bahan organik apabila dikembalikan ke dalam tanah, dapat berfungsi sebagai bahan amelioran untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah serta meningkatkan produktivitas lahan. Selain itu, biomassa gulma setelah dikomposkan dapat menjadi pupuk organik sumber unsur-unsur hara bagi tanaman
- ItemPENGENDALIAN GULMA(IAARD PRESS, 2015) R. SMITH SIMATUPANG HERMAN SUBAGIO, LINDA INDRAYATI, NURITA, BalittraGulma merupakan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang tidak akan pernah hilang dalam benak para insan yang bergerak di bidangpertanian seperti petani, penyuluh, peneliti, dan bagi pengambil kebijakan. Hal tersebut disebabkan keberadaan gulma di lahan sawah dan atau di areal pertanian lainnya tidak diinginkan dan menjadi pesaing utama bagi tanaman pertanian. Ditinjau dari aspek produksi, kehadiran gulma di area tanam lebih banyak merugikan dari pada menguntungkan. Meskipun demikian, masih ada yang memandang bahwa gulma tidak saja merugikan tetapi juga dapat memberikan manfaat dan keuntungan dalam sistem produksi.
- ItemPENGGUNAAN HERBISIDA(IAARD PRESS, 2015) R. SMITH SIMATUPANG HERMAN SUBAGIO, LINDA INDRAYATI, NURITA, BalittraHerbisida ialah bahan kimia beracun yang berbahaya, oleh karena itu penanganan herbisida harus dilakukan secara hati-hati. Penanganan herbisida yang tidak hati-hati dan tidak tepat dapat menimbulkan efek samping terhadap lingkungan dan yang lainnya, di antaranya: merusak tanaman yang bukan sasaran karena efek residu herbisida, mempengaruhi proses fisiologis hewan, keracunan pada tanaman dan hewan peliharaan, gangguan kesehatan terhadap manusia (utamanya pemakai), keracunan karena termakan residu herbisida, dan pencemaran terhadap lingkungan (Bangun dan Pane, 1984). Oleh karena itu, disarankan penggunaan herbisida pada pengendalian gulma dikarenakan alasan yang sangat mendesak seperti tenaga kerja tidak tersedia atau sulit didapat.
- ItemPERTANIAN LAHAN RAWA PASANG SURUT(IAARD PRESS, 2015) R. SMITH SIMATUPANG HERMAN SUBAGIO, LINDA INDRAYATI, NURITA, BalittraIndonesia sebagai negara agraris, sektor pertanian tetap memegangperanan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan pertanian dijadikan sebagai sektor utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan, sebagai sumber pendapatan masyarakat, lapangan pekerjaan dan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional. Berkaitan dengan hal tersebut, berbagai upaya dalam bentuk proyek pembangunan di sektor pertanian telah dilakukan oleh pemerintah maupun swasta untuk meningkatkan produksi dan pencapaian swasembada pangan, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani yang berkelanjutan serta merata