Browsing by Author "Putri, Sri Hilmayeni Tri"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemIdentifikasi Gangguan Reproduksi Sapi Potong dalam Mendukung Upsus Siwab di Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam Tahun 2017(Direktorat Kesehatan Hewan, 2019) Putri, Sri Hilmayeni Tri; Purnama, Betty IndahGangguan reproduksi dapat menyebabkan rendahnya efi siensi reproduksi dengan berkurangnya jumlah pedet yang harusnya dihasilkan dari suatu proses reproduksi, sehingga produktivitas peternakan rendah yang berakibat pada rendahnya perekonomian peternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifi kasi kasus gangguan reproduksi dan faktor risiko yang berpengaruh pada sapi potong di Kecamatan Ampek Nagari Kabupaten Agam selama tahun 2017, yang dilakukan di Kecamatan IV Nagari, mulai tanggal 27 Maret sampai 27 November 2017. Materi yang digunakan adalah sapi indukan yang dimiliki oleh peternak di Kecamatan IV Nagari sebanyak 697 ekor, yang diperiksa status reproduksinya secara palpasi perektal melalui program UPSUS SIWAB. Metode yang digunakan adalah studi dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Data disajikankan secara deskriptif dan faktor risiko dianalisa dengan Chi-square untuk melihat pengaruhnya terhadap gangguan reproduksi. . Dari hasil pelaksanaan kegiatan SIWAB, diperoleh data sapi yang mengalami gangguan reproduksi sebanyak 111 ekor, yaitu endometritis 6 ekor (5,4%), hipofungsi ovari 20 ekor (18%), hipoplasia ovari 5 ekor (4,5%), kawin berulang 1 ekor (0,9%), silent heat 77 ekor (69,4%) dan sistik ovari 1 ekor (0,9%). Gangguan reproduksi terutama disebabkan oleh gangguan fungsional (hormonal) dipengaruhi oleh umur, manajemen peternakan, sistem pemeliharaan dan pakan. Faktor risiko yang berpengaruh (berbeda nyata) adalah umur. Kualitas pakan sapi pada saat digembalakan ataupun dikandangkan, pemberian pakan tambahan dan mineral, pengendalian parasit pada ternak, perlu dicermati. Penanganan gangguan reproduksi pada hewan betina di lapangan dengan menyiapkan tenaga ahli reproduksi dan sarana yang dibutuhkan.
- ItemKasus Kematian Sapi Bali di Jorong Tompek Nagari Salareh Aia Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017(Direktorat Kesehatan Hewan, 2018) Putri, Sri Hilmayeni Tri; Purnama, Betty IndahTelah dilaksanakan penyidikan kematian sapi bali pada bulan April sampai Juni 2017 di kelompok Karya Abadi, Jorong Tompek Nagari Salareh Air. Kasus kematian beberapa ekor sapi bali baru pertama kali terjadi di daerah ini. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan konfirmasi dan verifikasi diagnosa penyakit, mengidentifkasi sumber penularan penyakit dan populasi berisiko, menggambarkan karakteristik epidemiologi, mengidentifikasikan faktor-faktor risiko yang berasosiasi dengan penyakit dan untuk merekomendasikan langkah-langkah pengendalian penyakit. Metode penyidikan berupa; pengumpulan data dan informasi melalui wawancara menggunakan kuisioner, pemeriksaan laboratorium dengan pengambilan sampel dan analisa data. Gejala klinis berupa: demam tinggi, penurunan nafsu makan, lesu, lemah dan depresi. Untuk kasus lanjut disertai keringat darah dan kematian. Berdasarkan kerangka waktu dan kurva epidemik, kisaran masa inkubasi sampai terlihat gejala klinis adalah 4 sampai 14 hari. Angka mortalitas sebesar 6% sampai 36%. Diagnosa banding saat kunjungan lapangan adalah parasit darah dan penyakit Jembrana. Mortalitas sebesar 38% terhadap populasi baru dan 5,79% bagi populasi lama. Berdasarkan hasil uji PCR (positif) dari Laboratorium BVet Bukittinggi, menunjukkan bahwa sapi-sapi tersebut positif mengidap JDV. Pengambilan sampel selanjutnya berupa ulas darah setelah kematian masih berlanjut, meskipun tindakan pencegahan dan pengobatan telah dilakukan. Hasilnya, 78,9% positif parasit darah. Berdasarkan hasil penyelidikan dengan gejala klinis yang teramati adalah lemah/lesu, nafsu makan menurun, kadang-kadang ditemukan kondisi seperti keringat darah dimana sapi mati setelah 3 hari keluar keringat darah serta didukung pula dengan hasil laboratorium maka disimpulkan bahwa patogenitas penyakit ini cukup tinggi dengan penyebaran yang cepat. Sumber penularan dapat disebabkan oleh virus ataupun penyakit lain yang ditularkan melalui vektor. Keadaan ini didukung pula dengan luasnya padang penggembalaan, kepadatan populasi di lokasi tersebut serta kondisi lingkungan yang lembab. Pemberian rekomendasi tindakan pengendalian adalah peningkatan sanitasi kandang, manajemen peternakan serta komunikasi, informasi dan edukasi tentang cara beternak sapi bali yang baik.