Browsing by Author "Putra, Wawan Eka"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemDIVERSIFIKASI POLA NAFKAH DAN STRUKTUR PENDAPATAN PETANI (KASUS PADA PELAKU ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH KE SAWIT DI KELURAHAN RIMBO KEDUI, SELUMA – BENGKULU)(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Ishak, Andi; Putra, Wawan Eka; Hendra, Jekvy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungBeragamnya sumber nafkah petani merupakan suatu fenomena yang seringkali ditemui di pedesaan. Sumber nafkah tersebut dapat berasal dari kegiatan on-farm, off-farm dan non-farm atau kombinasi diantaranya yang akan mempengaruhi struktur pendapatan petani. Suatu penelitian tentang keragaman pola nafkah dan struktur pendapatan petani telah dilakukan di Kelurahan Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Tujuan penelitian yaitu untuk: (1) mengkaji pola nafkah yang diterapkan petani dan sumbangannya terhadap sumber pendapatan keluarga, (2) menganalisis hubungan antara struktur pendapatan dengan luas kepemilikan lahan dan pola nafkah, (3) menganalisis ketimpangan pendapatan yang terjadi di dalam komunitas petani. Pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan melibatkan 30 orang petani sebagai responden. Data dianalisis secara deskriptif dan statistik. Metode statistik yang digunakan adalah Korelasi Pearson dan Indeks Gini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek pola nafkah ganda ditemukan pada seluruh lapisan sosial petani dengan kombinasi antara kegiatan on-farm dan non-farm menghasilkan rata-rata pendapatan tertinggi bagi keluarga petani yaitu Rp. 7.791.379/bulan; (2) struktur pendapatan petani berhubungan positif dengan luas penguasaan lahan; (3) ketimpangan pendapatan petani masih tergolong rendah dengan nilai Indeks Gini 0,383.
- ItemTeknologi Budidaya Padi Dengan Larikan Gogo (Largo) Super(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu, 2020) Nurmegawati; Sastro, Yudi; Yuliasari, Shannora; Yartiwi; Miswarti; Putra, Wawan Eka; Puspitasari, Monita; Astuti, Herlena BidiProvinsi Bengkulu memiliki lahan bukan sawah seluas 1.63 juta ha. Namun produktivitasnya masih relatif rendah dengan rata-rata produktivitas padi gogo yaitu 3,08 t/ha (BPS, 2017). Tingkat produktivitas padi gogo masih rendah, disebabkan antara lain oleh rendahnya adopsi teknologi budidaya oleh petani diantaranya adanya serangan organisme pengganggu tanaman (opt), belum menggunakan varietas unggul. Produktivitasnya masih di bawah padi sawah. Untuk meningkatkan produksi padi gogo dibutuhkan inovasi teknologi yang adaptif terhadap berbagai cekaman lingkungan pada lahan kering. Varietas unggul menjadi salah satu teknologi penting dalam sistem produksi padi pada lahan kering.
- ItemTeknologi Budidaya Padi Dengan Larikan Gogo (Largo) Super(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu, 2020) Nurmegawati; Sastro, Yudi; Yuliasari, Shannora; Yartiwi; Miswarti; Putra, Wawan Eka; Puspitasari, Monita; Astuti, Herlena BidiPotensi lahan kering untuk pengembangan pertanian di Indonesia sangat besar yaitu 144,47 juta ha, sekitar 99,65 juta (68,98%) merupakan lahan potensial untuk pertanian, sedangkan sisanya sekitar 44,82 juta ha tidak potensial untuk pertanian sebagianbesar terdapat di kawasan hutan (Heryani dan Ningrum, 2019). Lahan kering yang mampu berproduksi optimal adalah lahan kering yang relatif subur, berkontur datar sehingga lebih mudah diolah, dan memiliki tanah berasal yang bahan vulkanik. Sedangkan di Indonesia, sebagaimana lahan kering daerah tropika basah didominasi oleh jenis tanah Alfisol, Ultisol dan Oksisol.
- ItemTeknologi Peningkatan Produksi Jeruk RGL di Provinsi Bengkulu(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu, 2021) Calista, Irma; Mikasari, Wilda; Sastro, Yudi; Puspitasari, Monita; Dinata, Kusmea; Nurmegawati; Putra, Wawan Eka; Astusti, Herlena Bidi; Miswarti; Ivanti, Lina; Fauzi, EmlanJeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dikembangkan di Indonesia dan dapat ditanam dimana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi (Falo et al., 2016). Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura strategis yang dapat dikembangkan dalam menyongsong persaingan global, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun juga untuk pangsa ekspor.\ Diantara berbagai jenis jeruk komersial yang ada, jenis jeruk yang cukup banyak dikembangkan oleh petani adalah jeruk siam, jeruk keprok, pamelo dan jeruk manis. Untuk di Provinsi Bengkulu, prospek pengembangan jeruk keprok RGL sangat bagus, baik untuk pasar domestik maupun pasar ekspor. Jeruk Rimau Gerga Lebong atau yang biasa dikenal dengan sebutan jeruk RGL merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan daerah di Provinsi Bengkulu. Komoditas tanaman jeruk RGL ini berkembang pesat di Kabupaten Lebong, bahkan saat ini sudah mulai dikembangkan juga di Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten pahiang.
- ItemTeknologi Sistem Perbenihan Padi Di Provinsi Bengkulu(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, 2021) Nurmegawati; Sastro, Yudi; Yuliasari, Shannora; Putra, Wawan Eka; Ivanti, Lina; Wahyuni, Tri; Iksimilda, Selva; Kusnadi, Harwi; Yahumri; Astuti, Herlena Bidi; Dinata, Kusmea; Oktavia, Rahmat; Yartiwi; Oktavia, YulieKebutuhan beras masyarakat Indonesia semakin meningkat seiringan dengan peningkatan jumlah penduduknya. Hingga saat ini beras masih menjadi bahan pangan pokok masyarakat Indonesia sehingga perlu dilakukan peningkatan produksi padi secara berkelanjutan. Salah satu komponen penting dalam upaya mendukung swasembada beras adalah melalui peneydaan benih bermutu varietas unggul baru yang sesuai dengan agroekologi dan preferensi petani konsumen. Ketersediaan benih bermutu dengan jumlah yang cukup dan tepat waktu memegang peranan sangat penting. Penggunaan varietas unggul menunjukkan kontribusi terhadap peningkatan produksi dibandingkan dengan penerapan teknologi lainnya (Badan Litbang Pertanian (2011); Putra dan Hayati (2018). Sistem perbenihan yang produktif, efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan penyediaan benih padi dan peningkatan produksi beras nasional. Selain tersedia benih dalam jumlah yang cukup, untuk mendorong percepatan penggunaan benih bermutu diperlukan upaya penangkaran dan sertifikasi benih.