Browsing by Author "Purbalisa, Wahyu"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemPengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) Dan Penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) Di Lahan Sawah Tadah Hujan(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Purbalisa, Wahyu; Yulianingsih, Eni; Setyanto, Prihasto; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Pembangunan pertanian berkelanjutan di lahan sawah tadah hujan masih memerlukan perbaikan komponen pengelolaan tanaman terpadu diantaranya pengelolaan hara spesifik lokasi ((PHSL) dan penggunaan varietas unggul baru (VUB). Penggunaan VUB dan PHSL di lahan sawah tadah hujan belum banyak dikaji. Pada musim tanam 2015-2016 dicobakan dua perlakuan yaitu pemupukan dan varietas di KP. Jakenan. Pemupukan menggunakan PHSL (Pemupukan Hara Spesifik Lokasi berdasarkan Permentan No. 40/OT 140/4 Tahun 2007) dan existing petani. Dosis pupuk yang digunakan berdasarkan PHSL Kecamatan Jaken Kabupaten Pati yaitu pupuk organik (pupuk kandang) 2 ton/ha, urea 325 kg/ha, SP 36 50 kg/ha, KCl 30 kg/ha. Dosis pupuk existing petani yang digunakan yaitu pupuk kandang 4 ton/ha, urea 250 kg/ha, SP 36 100 kg/ha dan KCl 100 kg/ha. Varietas yang dicobakan adalah varietas padi sawah dataran rendah yaitu Inpari 14 dan varietas padi gogo seperti Inpago 8, Towuti dan Batu Tegi serta Situ Bagendit sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan varietas Batu Tegi pada PHSL memberikan hasil tertinggi pada MT I maupun MT II dan varietas Inpago 8 menghasilkan berat 1000 butir terbesar dibanding varietas lain.
- ItemPetunjuk Teknis Remediasi Lahan Sawah dan Hortikultura Dataran Rendah Tercemar Merkuri dan Arsen Melalui Pemanfaatan Bioremediator(Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, 2017) Dewi, Triyani; Hidayah, Anik; Purbalisa, Wahyu; Sarwoto; Balai Penelitian Lingkungan PertanianPembangunan industri dan pertambangan yang semakin meningkat di sekitar lahan pertanian berdampak negatif terhadap kerusakan lingkungan yaitu menghasilkan limbah dalam jumlah yang sangat besar, dan hal ini akan menjadi masalah yang serius bila tidak tangani dengan segera. Penangangan limbah pun masih belum di lakukan dengan serius dan bertanggung jawab sehingga sering dilaporkan adanya lahan yang tercemar akan limbah khususnya limbah logam berat. Keberadaan logam berat Hg dan As dalam tanah dapat direduksi dengan pendekatan secara bioremediasi melalui pemanfaatan mikroba yang dapat mentransformasi Hg dan As dalam bentuk tidak toksik dan tidak tersedia untuk tanaman. Diharapkan dengan memanfaatkan mikroba yang toleran terhadap kandungan logam berat (Hg dan As) yang tinggi pada lahan tercemar merkuri dan arsen menurunkan kadar logam berat pada tanah dan tentunya keamanan produk pertanian terjaga dengan kata lain bebas cemaran dan aman untuk dikonsumsi.