Browsing by Author "Pujilestari, Nurwindah"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemPedoman Umum Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011) Rejekiningrum, Popi; Las, Irsal; Amien, Istiqlal; Pujilestari, Nurwindah; Estiningtyas, Woro; Surmaini, Elza; Suciantini; Sarvina, Yeli; Pramudia, Aris; Kartiwa, Budi; Muharsini, Sri; Sudarmaji; Hardiyanto; Hermanto, Catur; Putranto, Gatot Ari; Marbun, OswaldDengan sifat iklim yang dinamis, variabilitas dan perubahan iklim merupakan suatu keniscayaan yang mesti dan telah mulai terjadi di beberapa tempat. Namun karena pemanasan global akibat berbagai aktivitas manusia mempercepat dinamika dan perubahan iklim yang terjadi secara alami. Perubahan iklim berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan dan aktivitas manusia. Walaupun ikut berkontribusi sebagai penyebab, sektor pertanian merupakan korban dan paling rentan (vulnerable) terhadap perubahan iklim, terutama Ketahanan Pangan Nasional. Dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan nasional terjadi secara runtut, mulai dari pengaruh negatif terhadap sumberdaya (lahan dan air), infrastruktur pertanian (irigasi) hingga sistem produksi melalui produktivitas, luas tanam dan panen. Petani juga memiliki sumberdaya yang lebih terbatas untuk dapat beradaptasi pada perubahan iklim. Berdasarkan konsekuensi dan dampak dari perubahan iklim tersebut, diperlukan arah dan strategi antisipasi dan penyiapan program aksi adaptasi dengan dukungan teknologi inovatif dan adaptif. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu suatu panduan atau pedoman umum, baik dalam rangka antisipasi untuk menyiapkan strategi dan program adaptasi maupun dalam rangka pelaksanaan atau aksi adaptasi. Pedoman Umum Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian ini menguraikan beberapa dampak perubahan iklim pada masing-masing sub sektor, arah dan strategi serta program aksi adaptasi perubahan iklim pada sektor pertanian. Pedoman umum adaptasi perubahan iklim sektor pertanian diharapkan menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam menyusun program dan petunjuk operasional terkait upaya adaptasi perubahan iklim di sektor pertanian.
- ItemPedoman Umum Inventori Gas Rumah Kaca dan Mitigasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011) Setyanto, Prihasto; Susanti, Emi; Las, Irsal; Amien, Istiqlal; Makarim, A. K.; Nursyamsi, Dedy; Rubiyo; Anwar, Khairil; Widarto, Heru Tri; Rejekiningrum, Popi; Surmaini, Elza; Estiningtyas, Woro; Suciantini; Pujilestari, Nurwindah; Sutarya, Rakhmat; Harmanto; Miranti; Hamdani, Adang; Sukarman; Wahyunto; Thalib, Amlius; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
- ItemPetunjuk teknis penggunaan alat laboratorium 2(Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, 2011-11) Sawiyo; Budi Rahayu; Pujilestari, Nurwindah; Maulana, Gina
- ItemPotensi Produksi Dan Analisis Ekonomi Tanaman Sayuran Hidroponik NFT Melalui Pengembangan Berbasis Panel Surya(Balitklimat, 2022-02-14) Fajr, Muhammad Yusuf; Pujilestari, Nurwindah; Hervani, Anggri; Institut Pertanian BogorHidroponik merupakan suatu sistem budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah. Air merupakan media tanam yang umum digunakan dalam budidaya sayuran hidroponik. Hidroponik dapat mengatasi keterbatasan lahan untuk bercocok tanam, unsur hara dari pupuk juga akan lebih efektif terserap tanaman serta meningkatkan produksi dan kualitas hasil panen karena lingkungannya yang lebih terjaga. Salah satu sistem hidroponik yaitu Nutrient Film Technique membutuhkan suplai listrik terus menerus sebagai daya pompa sirkulasi. Panel surya sebagai pengubah energi cahaya matahari menjadi listrik dapat dijadikan solusi sumber listrik dari hidroponik sistem NFT. Listrik yang dihasilkan dari panel surya akan melewati solar charge controller sebagai alat untuk mengatur tegangan agar tidak overcharge. Tegangan yang sudah stabil akan masuk untuk mengisi daya baterai atau aki yang selanjutnya digunakan untuk menghidupkan pompa sirkulasi air dan nutrisi agar dapat tersebar ke seluruh tanaman di kit hidroponik. Penghematan biaya operasional dan biaya investasi di awal harus dihitung dengan analisis usahatani untuk memastikan bahwa usaha budidaya hidroponik tanaman sayuran memenuhi kelayakan usahatani. Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk analisis potensi produksi tanaman sayuran hidroponik berbasis panel surya dan analisis ekonomi usahatani. Perhitungan R/C ratio yang dilakukan mendapatkan nilai >1 yaitu sebesar 1,77 yang menandakan bahwa usaha yang dijalankan sudah memenuhi kriteria kelayakan usaha. Perhitungan B/C ratio yang dilakukan mendapatkan nilai positif sebesar 0,77 yang menandakan bahwa usaha yang dijalankan mendapat keuntungan sebesar 77%. Perhitungan BEP menunjukkan bahwa untuk mencapai titik impas usaha tani tanaman sayuran hidroponik seharusnya harga yang diberikan pada produk sebesar Rp. 2.824 atau unit yang diproduksi dalam satu tahun sebanyak 1.440 pack. Kata kunci: Budidaya, hidroponik, panel surya, usaha tani
- ItemRoad Map Strategi Sektor Pertanian Menghadapi Perubahan Iklim(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011) Las, Irsal; Runtuwutu, Eleonora; Surmaini, Elza; Estiningtyas, Woro; Suciantini; Amien, Istiqlal; Rejekiningrum, Popi; Pujilestari, Nurwindah; Unadi, Astu; Agus, Fahmudin; Susanti, Erni; Syahbuddin, Haris; Makarim, A.K; Irawan; Suwandi; Mudiarsa, Ketut G.; Wijayanti, Ari; Sutrisno, Nono; Noble, Pither; Wahyunto; Thalib, Amlius; Hamdani, Adang; HaryonoPerubahan iklim telah dan akan mengancam hampir semua lini kehidupan di muka bumi. Peningkatan suhu udara, kekeringan, banjir, dan badai topan adalah dampak langsung dari perubahan iklim. Fenomena alam ini telah terjadi di berbagai belahan dunia dan menimbulkan kerugian besar, termasuk penurunan produksi pertanian. Sektor pertanian paling peka terhadap perubahan iklim yang mengubah sistem produksi dan pola tanam. Di sisi lain, pertanian berperan penting dalam kehidupan umat manusia, baik sebagai sumber pangan maupun industri yang menggerakkan roda perekonomian. Meski peka terhadap iklim, sektor pertanian potensial dalam hal mitigasi. Indonesia dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia dan terus meningkat dari tahun ke tahun dituntut untuk mampu menyediakan pangan bagi semua lapisan masyarakat. Di sisi lain, dinamika pembangunan nasional berdampak terhadap konversi lahan pertanian dan sosial-ekonomi masyarakat. Hal ini merupakan tantangan yang perlu dicarikan jalan keluarnya.