Browsing by Author "Pranowo, Dibyo"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
- ItemBiofuel B100 Menuju Energi Masa Depan(IAARD Press, 2019) Sulaiman, Andi Amran; Subagyono, Kasdi; Jufri, Fadjry; Simatupang, Pantjar; Soetopo, Deciyanto; Syukur, Mat; Pranowo, Dibyo; Herman, Maman; Aunillah, Asif; Prastowo, BambangIndonesia merupakan produsen dan pengekspor komoditi kelapa sawit serta turunannya termasuk CPO dengan nilai terbesar di dunia. Indonesia sudah unggul sebagai negara yang terbesar penggunaan B20 yang sudah digunakan dalam sektor industri maupun otomotif di dalam negeri maupun untuk kebutuhan ekspor. Melalui program B20 kita terbesar di Dunia dalam memanfaatkan pemakaian biodiesel, sementara saat ini Malaysia baru menuju B10 dari B7. Kita optimis ke depannya dapat mewujudkan B100 sesuai arahan Bapak Joko Widodo, Presiden RI. Penggunaan biofuel tidak hanya mengurangi impor bahan bakar fosil yang menyebabkan devisa kita lari ke luar negeri, namun juga menjaga kedaulatan energi dan ekonomi nasional. Saat ini kita telah memproduksi 46 juta CPO, dan mampu mengekspor 34 juta ton produk CPO. Menghadapi tekanan dunia internasional terhadap sawit kita yang masih negatif, apabila kita dapat mengurangi ekspor dan dimanfaatkan untuk biofuel, akan mengurangi ketergantungan dengan pasar internasional. Buku ini bertujuan sebagai pedoman bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) untuk mengambil kebijakan dalam pengembangan biofuel dan menambah wawasan para pelaku usahauntuk berinvestasi di perkebunan kelapa sawit dan memproduksi biofuel.
- ItemKemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) Tanaman Penghasil Minyak Nabati dan Konservasi Lahan(IAARD Press, 2013) Herman, Maman; Syakir, Muhammad; Pranowo, Dibyo; Saefudin; SumantoKemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) adalah salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak nabati yang dapat diproses lebih lanjut menjadi biodiesel beserta turunannya. Habitus tanaman berbentuk pohon dengan tinggi dapat mencapai 15-20 m, mahkota daun yang rindang, dan sistem perakaran yang dalam sangat ideal sebagai tanaman konservasi. Atas dasar itu, tanaman ini sangat potensial, disamping dapat menghasilkan minyak nabati juga untuk meningkatkan produktivitas lahan-lahan kritis di Indonesia. Buku ini membahas pemanfaatan tanaman kemiri sunan dan teknologi budidayanya serta manfaatnya sebagai tanaman konservasi. Diharapkan buku ini dapat memenuhi kebutuhan berbagai pihak dalam mengembangkan kemiri sunan.
- ItemPENGARUH DAYA TEKAN DAN WARNA KERNEL TERHADAP RENDEMEN MINYAK(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Herman, Maman; Pranowo, Dibyo; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarKemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) merupakan tumbuhan asli dari Filipina, namun saat ini banyak tumbuh secara alami di Jawa Barat. Kondisi agroklimat Jawa Barat sangat memungkinkan untuk tumbuh dan berkembangnya jenis tanaman ini secara optimal. Potensi terbesar dari tanaman kemiri sunan terdapat pada buah yang terdiri dari biji dan cangkang (kulit). Pada biji terdapat inti biji (kernel) dan kulit biji. Inti biji inilah yang yang dapat diproses menghasilkan minyak nabati yang sangat potensial sebagai penghasil biosolar. Namun sampai saat ini penelitian‐penelitian untuk mengkaji secara mendalam tentang karakteristik minyak kemiri sunan masih sangat terbatas. Oleh karena itu telah dilakukan penelitian untuk mempelajari pengaruh kuat tekan dan warna kernel terhadap rendemen minyak kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw). Penelitian dilakukan di Laboratorium lapang Kebun Induk Jarak Pagar (KIJP) Pakuwon, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAK) 2 faktor dan ulangan 5 kali. Faktor pertama adalah perlakuan kuat tekan terdiri atas dua taraf perlakuan yaitu 30 ton dan 50 ton. Faktor kedua adalah perlakuan warna kernel lima taraf yaitu: 1. Coklat kehitaman, 2. Coklat, 3. Coklat keputihan, 4. Putih, dan 5. Biji utuh tanpa dikupas sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukan bahwa kuat tekan sebesar 50 ton dikombinasikan dengan warna kernel berwarna putih menghasilkan rendemen minyak yang paling tinggi sebesar 52.17 % berbeda sangat nyata dibanding kombinasi perlakuan lainnya.
- ItemPENGELOLAAN USAHATANI KAKAO TERPADU UNTUK MEWUJUDKAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN(IAARD Press, 2014) Listyati, Dewi; Pranowo, Dibyo; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianSistem usahatani terpadu merupakan sistem pengelolaan beberapa komponen pertanian (tanaman, hewan, dan ikan) secara terpadu dengan lingkungannya untuk menghasilkan produk yang optimal dan sifatnya cenderung tertutup terhadap masukan luar. Pengembangan sistem usahatani terpadu di Indonesia masih sangat terbuka mengingat sumberdaya yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan penting di Indonesia. Luas areal pada tahun 2012 telah mencapai 1.774.463 ha sehingga menempatkan Indonesia di posisi ketiga sebagai penghasil kakao dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Kondisi ini merupakan potensi yang besar untuk mengembangkan sistem usahatani kakao secara terpadu, di antaranya dengan menanam tanaman sela dan pengusahaan ternak. Dari sistem integrasi kakao-ternak bisa terjadi sinergisme antara tanaman, ternak, dan lingkungan dari pemanfaatan limbahnya. Limbah kulit dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk. Optimalisasi lahan dengan tanaman sela serta pemeliharaan ternak dapat meningkatkan pendapatan petani. Di samping itu, pemanfaatan limbah tanaman sebagai pakan ternak serta pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk organik pada tanaman dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia akan dapat mewujudkan suatu sistem pertanian berkelanjutan. Tulisan ini bertujuan mengumpulkan informasi tentang potensi yang belum dimanfaatkan secara optimal penerapan sistem usahatani kakao terpadu yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan pendapatan serta menjaga kesuburan lahan.
- ItemPENINGKATAN NILAI TAMBAH PADA KAWASAN AGROTECHNO PARK BERBASIS KAKAO DI BALAI PENELITIAN TANAMAN INDUSTRI DAN PENYEGAR, SUKABUMI(IAARD Press, 2014) Iflah, Tajul; Tarigan, Elsera Br; Pranowo, Dibyo; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianAgrotechno park merupakan suatu kawasan yang menyediakan sistem pertanian yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Sistem tersebut bersifat bebas limbah (zero waste) dengan menerapkan prinsip biorefinery, yaitu mengurangi, memanfaatkan kembali dan mendaur ulang (reduce, reuse, dan recycle) sehingga terjadi penciptaan nilai tambah pada setiap proses. Kawasan perkebunan kakao dapat dijadikan sebagai agrotechno park karena buah kakao dapat dimanfaatkan secara optimal dan memiliki keterkaitan di setiap tahapan prosesnya. Pemanfaatan buah kakao tidak hanya sebatas untuk mendapatkan biji kakao kering yang digunakan dalam proses pengolahan cokelat, akan tetapi kulit buah dan kulit ari dari buah kakao juga bisa dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai jual. Selain itu limbah budidaya seperti ranting-ranting daun pangkasan dan tanaman peneduh dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak maupun pupuk organik. Kebun Percobaan Pakuwon merupakan salah satu kebun percobaan di Balittri, memiliki lahan yang sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan agrotechno park yang terintegrasi. Diharapkan agrotechno park yang dikembangkan di Balittri tidak hanya sebagai sarana diseminasi inovasi teknologi tetapi juga dapat dijadikan sebagai salah satu model sistem pertanian masa depan bagi perkebunan kakao dalam upaya untuk meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani serta ramah lingkungan.
- ItemPROSES PEMBUATAN BIODISEL(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Pranowo, Dibyo; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarPenelitian pendahuluan pembuatan biodiesel kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) telah dilakukan di laboratorium lapangan Kebun Induk Jarak Pagar BALITTRI Parungkuda (Sukabumi) dari bulan April–Mei 2009. Penelitian pembuatan biodiesel dilakukan dengan menggunakan alat reaktor biodisel Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan menggunakan MKKS yang berasal dari kernel putih. Penelitian dilakukan dua kali kegiatan masing‐masing menggunakan bahan MKKS sebanyak 40 liter, metanol 8,8 liter dan katalis KOH sebanyak 560 gram. Penelitian I menggunakan metoda transesterifikasi dua tahap dan Penelitian II menggunakan metoda transesterifikasi satu tahap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penelitian I dengan metoda transesterifikasi dua tahap diperlukan waktu selama 385 menit sampai dengan pendinginan biodisel, diperoleh biodisel sebanyak 34,82 liter (87,05%) dan sebanyak 5,18 liter (12,95%) MKKS yang terproses menjadi gliserol. Sedang pada pada penelitian II dengan metoda transesterifikasi satu kali diperlukan waktu 355 menit sampai dengan pendinginan biodiesel, diperoleh biodisel sebanyak 35,16 liter (87,90%) dan sebanyak 4,84 liter (12,10%) MKKS yang terproses menjadi gliserol. Hasil analisis laboratorium terhadap mutu biodisel kemiri sunan menunjukkan bahwa terdapat tiga parameter dari 9 parameter yang diuji yang belum memenuhi nilai Standar Nasional Indonesia, yaitu nilai viskositas kinematik, gliserol total dan kadar ester alkhyl.
- ItemSTUDI MODEL KELEMBAGAAN DALAM SISTEM AGRIBISNIS KARET(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2013-08) Hasibuan, Abdul Muis; Listyati, Dewi; Pranowo, DibyoKaret merupakan salah satu komoditas andalan ekspor Indonesia dari subsektor perkebunan yang sebagian besar diusahakan oleh perkebunan rakyat. Salah satu permasalahan yang terjadi dalam agribisnis karet adalah lemahnya sistem kelembagaan. Kelembagaan dalam agribisnis karet memegang peranan yang sangat penting dalam upaya pengembangan agribisnis karet terutama dalam upaya peningkatan taraf hidup petani. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui model-model kelembagaan yang dapat diterapkan untuk pengembangan agribisnis karet. Salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan untuk mempererat interaksi antar subsistem dalam sistem agribisnis karet adalah dengan pola kemitraan sehingga aktivitas dari masing-masing pelaku yang ada dalam sistem agribisnis karet mengarah kepada “simbiosis mutualisme”, seperti yang tertuang dalam model agroestate dan koperasi petani. Selain itu, dinamika yang terjadi dalam kelembagaan harus ditata dengan baik agar setiap pelaku dapat berperan sesuai dengan fungsinya masing-masing sehingga tujuan kelembagaan dalam sistem agribisnis karet dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
- ItemSUBSTITUSI LEMAK KAKAO DENGAN MINYAK DARI INTI KELAPA SAWIT DAN KELAPA TERHIDROGENASI UNTUK PRODUK COKELAT SUSU / Substitution of Cocoa Butter with Hydrogenated Oil From Palm Kernel and Coconut for Milk Chocolate Product(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2017-05-29) Tarigan, Elsera Br; Towaha, Juniaty; Iflah, Tajul; Pranowo, Dibyo
- ItemTEKNOLOGI PEMBENIHAN(Unit Penerbitan dan Publikasi, 2019) Pranowo, Dibyo; Balai Penelitian Tanaman Industri dan PenyegarTanaman kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) atau sering juga disebut dengan kemiri cina, kemiri racun atau kaliki Banten merupakan salah satu jenis tanaman penghasil Bahan Bakar Nabati (BBN) prospektif untuk dikembangkan. Karena disamping produktivitas per tanamannya yang sangat tinggi (200‐300 kg biji kering per pohon pada umur > 12 tahun), tanaman ini tidak bersaing dengan tanaman pangan sebagai sumber BBN, dan dapat digunakan sebagai tanaman konservasi dengan lingkungan tumbuh yang sangat luas (0 – 1000 m dpl), berumur panjang serta menghasilkan biomasa yang sangat banyak. Dari hasil survei di daerah Majalengka, Garut, dan Sumedang ditemukan tanaman dengan kisaran umur 10 – 50 tahun bahkan ditemukan juga tanaman yang telah berumur lebih dari 80 tahun dengan tingkat produktivitas sangat tinggi (>400 kg/phn/th) dengan percabangan dan kanopi yang sangat baik. Beberapa tanaman yang ditemukan telah diamati dengan cermat dan layak digunakan sebagai tanaman induk untuk materi pengembangan. Masalahnya, tanaman ini belum dibudidayakan secara khusus dan tergolong tanaman baru sehingga teknologi budidayanya belum tersedia. Oleh karena itu, tulisan ini disajikan sebagai acuan awal dalam mempersiapkan teknologi penyediaan bahan tanaman yang meliputi aspek penyediaan benih bermutu, metoda pengecambahan serta pembenihan kemiri sunan sebagai usaha memperoleh benih siap salur yang berkualitas.