Browsing by Author "Pitriani"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
- ItemDETEKSI ANTIGEN BOVINE VIRAL DIARRHEA (BVD) DENGAN TEHNIK IMUNOHISTOKIMIA PADA SISTIM PENCERNAAN SAPI BALI(Balai Besar Veteriner Maros, 2019) Wahyuni; Fitriah Idris; Hadi Purnama W; Pitriani; RamlanSejumlah jaringan sistim pencernaan terdiri dari hati dan usus yang dikoleksi dalam buffer neutral formalin (BNF) 10% dari kasus lapangan dengan dugaan kematian sapi bali karena Bovine Viral Diarrhea (BVD) di kab. Keerom pada bulan januari 2019 akan dilakukan uji imunohistokimia. Bovine Viral Diarrhea (BVD) merupakan penyakit viral pada sapi yang disebabkan oleh virus pestivirus family Flaviviridae. Virus BVD memiliki hubungan antigenik yang mirip dengan penyebab Sampar Babi (Hog Cholera). Sampel sebanyak 4 sampel terdiri dari hati (2 sampel) dan usus (2 sampel) dari dua ekor sapi akan dilakukan uji imunohistokimia sebagai uji konfirmasi dengan tujuan untuk deteksi keberadaan antigen dari virus BVD setelah dilakukan uji histopatologi dengan pewarnaan hematoxylon dan Eosin. Hasil konfirmasi dengan uji Imunohistokimia adalah positif terdapat antigen BVD dari empat sampel yang diuji, Penyebaran antigen positif terlhat pada sel hepatosit, pembuluh darah dari organ hati ; sel epitel dan pembuluh darah pada organ usus. Kesimpulan dari empat sampel yang di uji konfirmasi dengan imunohistokimia bahwa kasus kematian sapi positif karena virus Bovine Viral Diarrhea sehingga memperkuat hasil diagnosa dari uji nekropsi dan histopatologi.
- ItemDeteksi Virus African Swine Fever di Organ Limpa Babi dengan Menggunakan Antibodi Komersial Monoklonal dan Poliklonal pada Tehnik Imunohistokimia(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2021-05) Wahyuni; Idris, Fitria; Wirawawan, Hadi Purnama; Pitriani; Balai Besar Veteriner MarosKasus African Swine Fever sudah di laporkan pada kasus kematian babi di kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat pada bulan Maret-April 2021. Kematian babi yang meningkat pada daerah tersebut akan menyebabkan penurunan perekonomian pada kabupaten tersebut dikarenakan binatang ternak babi adalah komoditas ternak utama di papua barat dan menimbulkan rasa trauma peternak untuk memelihara babi. Hasil pengujian histopatologi dari organ babi yang mati di daerah di duga African swine fever (ASF). Gambaran histopatologi pada organ limpa di dapat adanya pembengkakan organ, perdarahan menyeluruh, hemosiderin dan pengurangan sel limfosit. Pengujian di lanjut ke imunohistokimia dengan menggunakan antibodi monoklonal dan poliklonal ASF. Hasil yang didapat bahwa kedua antibodi dapat mendeteksi adanya virus ASF pada organ limpa dengan ditandai terjadi ikatan antibodi dan antigen yang di warnai dengan pewarnaan DAB yaitu berwarna coklat. Tetapi antibodi dari monoklonal lebih banyak mengikat virus dibanding poliklonal.
- ItemDISTRIBUSI ANTIGEN RABIES YANG MENGINFEKSI OTAK ANJING :UNTUK MENENTUKAN DAERAH YANG TERINFEKSI RABIES PADA OTAK DENGAN HISTOKIMIA “ RAPID IMUNOHISTOCHEMICAL TEST”(Balai Besar Veteriner Maros, 2019) Wahyuni; Wirawan, Hadi Purnama; Pitriani; Balai Besar Veteriner MarosRabies adalah penyakit zoonosis yang membutuhkan uji laboratorium cepat, tepat dan singkat sehingga dibutuhkan rekomendasi bila akan mengkoleksi atau menyampling bagian otak hewan pembawa rabies atau umumnya anjing untuk pengujian laboratorium . Tes histokimia dengan menggunakan uji rapid imunohistokimia merupakan uji alternatif untuk tes cepat rabies. Studi ini bertujuan untuk menentukan daerah bagian dari otak dimana virus rabies banyak ditemukan. untuk pengujian rabies. Sampel berjumlah 30 buah otak yangakan dilakukan uji histokima di bagi menjadi tiga bagian otak. Hal iniakan ditemukan variasi jumlah dari antigen pada bagian bagian dari otak yaitu cerebrum, cerebellum dan hippocampus yang merupakan daerah yang diamati terhadap distribusi dari antigen rabies pada semua spesimen. Analisa statistic dari uji histokimia dengan tehnik rapid imunohistokimia test dijelaskan dengan hasil skoring dan penghitungan antigen berdasarkan bercak warna yang dihasilkan ( coklat) bila positif. Skoring 0 adalah tidak ditemukan antigen. Skoring 1 bila antigen berjumlah 1-10, skoring 2 antigen berjumlah 11-20 dan skoring 4 antigen berjumlah lebih dari 20. Analisa statistic yang dilakukan dengan menggunakan uji t ( Rancangan Acak Lengkap ) dan uji Standard Error. Hasil yang dapat disimpulkan bahwa daerah yang paling banyak antigen rabies adalah hippocampus kemudian cerebrum lalu cerebellum
- ItemKajian Patologi Penyakit Jembrana di Pulau Sulawesi(Perpustakaan BBVet Maros, 2023-06-14) Wahyuni; Idris, Fitriah; Faradhillah Nur Aliah; PitrianiPenyakit jembrana sangat merugikan peternak sapi bali karena dapat menyebabkan kematian ternak secara cepat dan tiba-tiba dalam suatu kawasan yang relatif luas. Penyakit jembrana merupakan penyakit eksotik di wilayah kerja Balai Besar Veteriner Maros (BBVet Maros) dan sejak tahun 2022 sudah terjadi wabah. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan secara singkat penyebab penyakit jembrana dan diagnosa secara patologi dan analisis secara deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa penyakit jembrana disebabkan oleh Lentovirus dari famili Retroviridae. Tanda-tanda klinis penyakit ini terutama adalah pembesaran kelenjar getah bening di bahu, depan lutut, bawah telinga, serta keringat darah di beberapa bagian tubuh. Penyakit jembrana dapat ditularkan secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara. Faktor risiko penyebaran yang paling banyak terjadi adalah lalu lintas pergerakan hewan yang tidak terkendali. Gambaran histopatologi patognomonis adalah proliferasi limfoblast di organ paru-paru, limpa, hati dan limfoglandula serta terlihat ada badan inklusi pada limfa dan sel retikulosit. Gambaran hematologi terjadi penurunan jumlah leukosit terutama pada limfosit dan neutrofil serta terjadi trombositopenia. Pada pengamatan slide darah untuk morfologi darah terjadi banyak sel darah abnormal yang mengarah kepada kelainan hati dan ginjal. Pengujian imunohistokimia terjadi pengikatan antibodi dan antigen pada titer 1:25.000 dengan antibodi poliklonal
- ItemKasus Babesiosis pada Anjing(Balai Besar Veteriner Maros, 2018) Wahyuni; Wirawan, Hadi Purnama; Pitriani; RamlanBabesiosis merupakan suatu penyakit parasit di dalam sel darah merah akibat infeksi protozoa dari genus Babesia. Infeksi oleh organisme satu sel ini dapat terjadi melalui vektor caplak.Penyakit ini sangat umum pada anjing tetapi kadang-kadang dapat terjadi pada kucing.Walaupun babesiosis pada anjing dan kucing dapat terjadi pada semua umur, namun kucing muda atau berumur di bawah tiga tahun cenderung lebih sering terinfeksi dengan gejala lebih parah. Tujuan dari tulisan ini adalah mengulas kasus kematian pada anjing yang diduga terinfeksi babesiosis canis ditinjau dari perubahan patologi anatomi serta pemeriksaan mikroskopis pada ulas darah.Hasil pemeriksaan dari bedah bangkai yaitu terdapat perubahan pada ginjal berupa nekrotik kronis, vesica urinaria dengan cairan urine berwarna merah, limpa nekrotik. Sedangkan pada ulas darah terlihat eritrosit mengalami anemia dengan ditemukan parasite darah ( babesia) pada eritrosit. Kesimpulan diari tulisan ini bahwa kematian dari anjing rotweiler usia 2 th di sebabkan karena infeksi babesiosis yang disebabkan oleh babesia canis
- ItemPembuatan Antibodi Poliklona! Rabies setragai Antisera Alternatif untuk Pengujinn Imunohistokimia Rabies(Balai Besar Veteriner Maros, 2013) Wahyuni; Pitriani; Suardi; sukri; Perpustakaan Balai Besar Veteriner MarosTelah dilakukan pengujian terbatas untuk pembuatan poliklonal antisera rabies di laboratorium patologi BBVET Maros. Pembuatan ini memakan waktu selama 6 bulan rnulai Pebruari sarnpai Juli 2010. i. Bahan yang dipakai adalah vaksin merk rabisin dan verorab. Hewan percobaan yang digunakan adalah 5 ekor kelinci terdiri dari 1 ekor sebagai kontrol normal, 2 ekor dengan vaksin Rabisin dan 2 ekor dengan vaksin Verorab. Hasii antisera yang didapat seteiah diuji dengan Imuunohistokimia didapatkan titer yang terbaik adalah 1:100 baik antisera dari vaksin rabisin maupun dari verorab.
- ItemPembuatan Policlonal Rabies sebagai Bahan Antisera Alternatif pada Pengujian Imunohistochemistry Ra(Balai Besar Veteriner Maros, 2016) Wahyuni; Pitriani; Suardi; RamlanTelah dilakukan pengujian terbatas untuk pembuatan Policlonal Antisera Rabies pada Laboratorium Patologi BBVET Maros. Pembuatan ini memakan waktu selama 6 bulan mulai Pebruari sampai Juli 2010. Bahan yang dipakai adalah vaksin Rabisin dan vaksin Verorab. Hewan percobaan yang digunakan adalah 5 ekor kelinci, terdiri dari 1 ekor sebagai kontrol normal, 2 ekor dengan vaksin Rabisin dan 2 ekor dengan vaksin Verorab. Hasil antisera yang didapat setelah diuji dengan Imunohistochemistry didapatkan titer yang terbaik adalah 1:100 baik antisera dari vaksin Rabisin maupun dari Verorab.
- ItemPenyidikan Kejadian Kematian Itik yang diduga disebabkan oleh Duck Hepatitis Virus di Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2015-05) Mutisari, Dewi; Djatmikowati, Titis Furi; Wahyuni; Poermadjaja, Bagoes; Ratna; Pitriani; Balai Besar Veteriner MarosDuck hepatitis merupakan penyakit viral yang fatal pada itik muda yang disebabkan oleh Duck Hepatitis Virus (DHV). Penyakit ini dapat menyebabkan opisthotonus dan hepatitis, dan menyebar dengan cepat di dalam flok dengan mortalitas sampai 95% sejak gejala klinis muncul. Pada akhir Januari 2015 Balai Besar Veteriner Maros melaksanakan investigasi terhadap kematian itik di lingkungan Lembang Loe, kelurahan Balang, kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan dengan gejala klinis; itik lemah/lesu seperti mengantuk, gangguan pernafasan, tremor, paralisis sayap, tortikolis (leher terpuntir, kaki dan badan berputar-putar). Investigasi di lapangan tersebut bertujuan untuk melakukan penyidikan dan penelusuran kasus serta melakukan pengambilan spesimen. Investigasi dilakukan dengan pegumpulkan data epidemiologis, pengamatan gejala klinis, pengamatan perubahan patologi anatomi, pengambilan spesimen, dan pemeriksaan laboratorium. Pada pemeriksaan organ itik ditemukan perubahan berupa hemoragi pada berbagai organ dengan perubahan yang menciri pada hati yaitu hati membesar, kehijaun, infark, dan nodul putih kekuningan. Diagnosa sementara hasil lapangan adalah Very Virulent New Castle Disease (VVND) dan Avian Influenza (AI). Hasil uji laboratorium diperoleh bahwa isolasi AI dan ND negatif. Berdasarkan pemeriksaan mikroskopik histopatologi ditemukan perubahan berupa hemoragi multifokal pada berbagai organ, pada hati terjadi perubahan yaitu nekrotik multifokal, proliferasi ductus biliverus, infiltrasi limfositik dan peningkatan apoptosis sel. Peningkatan apoptosis sel merupakan gambaran patognomonis dari penyakit duck hepatitis. Konfirmasi laboratorium dengan PCR masih dalam proses. Dari hasil di atas disimpulkan bahwa; kematian itik di Kabupaten Jeneponto diduga disebabkan oleh penyakit duck hepatitis.
- ItemPerbedaan Cara Pembuatan Pen'arnaan Mayer's Haematoxyline pada Tiga Jenis Sediaan Bahan Haematoxyline(Balai Besar Veteriner Maros, 2014) Wahyuni; Wirawan, Hadi Purnama; Achmad, Hasniah; Pitriani; Perpustakaan Balai Besar Veteriner MarosTerdapat tiga sediaan bahan haemaloxyltne di Balai Besar Veteriner Maros laboratorium patologi. Sediaan bahan tersebut digunalcan sebagai bahan pembuat pewarnaan Mayer's haematoxyline yang digunakan sebagai pewarnaan rutin histopatologi. Sediaan haematoxyline memiliki rumus kimia berbeda-beda pada setiap bentuk sediaannya sehingga dibutuhkan cara yang berbeda pula dalam pembuatan pewarnaanya. Tujuan dari eksperimen ini unfuk mengetahui cara yang terbaik bagi tiga persediaan haematoxyline tersebut serta hasilnya (hasil warna dalam sel) setelah digunakan dalam proses pewarnaan jaringan dengan metode Mayer's haematoxyline
- ItemTinjauan Patologi Tipe Parvovirus pada Anak Anjing(Balai Besar Veteriner Maros, 2013) Wahyuni; Kumorowati, Enggar; Wirawan, Hadi Purnama; Pitriani; Perpustakaan Balai Besar Veteriner MarosPenyakit Parvovirus adalah salah satu penyakit mematikan pada anak anjing. Biasanya menyerang anak anjing usia 1-6 bulan yang tidak pernah di vaksin parvovirus sebelumnya. Perbedaan tipe penyakit parvovirus pada anak anjing baik secara patologi anatomi maupun histopatologi. dapat ditinjau dari patologi anatomi adalah diare yang hebat dan bau yang khas pada tipe enteritis, adanya inlucution bodies pada inti sei usus sebagai patognomonik tipe enteritis dan inclution bodies pada inti sel jantung untuk tipe myocarditis bila ditinjau dari histopatologi
- ItemVerifikasi Metode : Analisa Pewarnaan Umum Histopatologi Hematoxylin dan Eosin Modifikasi untuk Negri Bodies Rabies(Balai Besar Veteriner Maros, 2020) Wahyuni; Idris, Fitria; Satriadisfta, M. Gustav; Pitriani; Cristian Sutanto H; Perpustakaan Balai Besar Veteriner MarosVerifikasi dilakukan terhadap suatu metode baku sebelum diterapkan di laboratorium. Verifikasi sebuah metode bermaksud untuk membuktikan bahwa laboratorium yang bersangkutan mampu melakukan pengujian dengan metode tersebut dengan hasil yang valid. Deteksi penyakit rabies secara histopatologi adalah dengan di temukan positif negri bodies pada sel saraf otak. Pewarnaan umum histopatologi yang sering digunakan adalah hematoxylin dan eosin. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui hasil perkembangan metode pewarnaan hematoxylin dan eosin dengan modifikasi penambahan zat warna pada prosedur kerjanya. Hasil pengujian di analisa bahwa modifikasi yang di lakukan tetap memberikan hasil yang sama dengan pewarnaan umumnya tetapi juga memberikan hasil warna yang lebih bagus sehingga lebih memudahkan dalam melakukan analisa histopatologi.