Browsing by Author "Pesireron, Marietje"
Now showing 1 - 20 of 32
Results Per Page
Sort Options
- ItemDuku toisapu (Lansium domesticum)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemDurian air meu (Durio zibethinus)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemDurian delapan jalur (Durio zibethinus)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemDurian gumumai (Durio zibethinus)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemDurian obat sageru(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemDurian otak kuning(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemDurian oyang nani (Durio zibethinus)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemDurian panta balubang(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemGandaria (Bouea macrophylla Griffith)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemInovasi Teknologi Sistem Usahatani Padi Gogo di Maluku(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005) Pesireron, Marietje; Bustaman, Sjahrul; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuBeras sebagai bahan pangan pokok sebagian besar penduduk Indonesia karena merupakan unsur penting dalam sistem ketahanan pangan nasional. Usahatani padi masih merupakan tulang punggung ekonomi pedesaan, oleh karena itu beras masih menjadi sektor strategis secara ekonomi, sosial dan polotik produksi padi sawah merupakan sumbangan terbesar terhadap beras Indonesia, namun dalam periode 1985-1999 laju pertumbuhan produksi beras menurun secara drastis sampai hanya sekitar 2% per tahun. Hal ini disebabkan karena terjadi kemarau panjang pada tahun 1997, pengurangan/penghapusan subsidi sarana produksi, mahalnya fasilitas irigasi pada lahan sawah bukaan baru kecenderungan penyusutan lahan sawah produkstif terutama derah pertanian di pulau Jawa mencapai 20.000 sampai 30.000 hektar setiap tahunnya sebagai dampak keberhasilan pembangunan di sector pemukiman, industry, dan infrastruktur. Sehingga produksi menurun dengan demikian Indonesia menjadi pengimpor beras terbesar sekitar 5,8 juta ton pada tahun 1998. Upaya peningkatan produksi padi selain dapat dilakukan pada lahan sawah, juga pada lahan kering dengan budidaya padi gogo. Di Maluku, potensi lahan yang dapat dikembangkan untuk tanaman pangan seluas 2.966.195 ha dan baru digunakan seluas 126.15 ha, ditinjau dai luasnya, lahan kering di Maluku merupakan sumberdaya potensial untuk pengembangan usahatani padi gogo. Sumbangan padi gogo terhadap padi di Maluku masih relative rendah 7-8 % dengan luas panen tahun 2002 sekitar 1065 ha, tersebar di kabupaten Maluku Tenggara Barat 316 ha, kabupaten Maluku Tenggara 19 ha, kabupaten Maluku Tengah 421 ha, dan Buru 309 ha, dengan rata-rata produksi 1.857 ton/ha lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata produksi nasional 2,05 t/ha
- ItemJambu rutong(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemKajian Adaptasi Dan Pengembangan Beberapa Varietas Unggul Baru Padi Rawa Lebak Di Maluku(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Pesireron, Marietje; Riry, John; Koesrini; Waas, Edwen Donal; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuKajian dilakukan di Maluku Tengah, seluas 4 ha, menggunakan 6 varietas unggul baru lahan rawa.Rancangan Acak Kelompok, ulangan 4. Takaran pupuk organic 1,5 t/ha dikombinasi dengan pupuk anorganik200 kg/ha NPK PHONSKA + 50 kg/ha Urea. Analisis data menggunakan analisis sidik ragam (Anova) dandilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5 %. Analisis kelayakan usahatanimenggunakan B/C dan MBCR. Hasil kajian menunjukkan bahwa varietas Ciherang lebih tinggi (4,0 t/ha) dansangat berbeda nyata dengan varietas unggul baru padi rawa. Analisis usahatani menunjukkan bahwa, rata-rata biaya input petani kooperator dari tiap varietas unggul baru padi rawa maupun varietas Ciherang sebagai pembanding cukup tinggi karena penambahan biaya benih, tenaga kerja, pupuk organic dan pestisida yang digunakan. Biaya input dari masing-masing varietas yang lebih tinggi yaitu varietas Inpara 2 (Rp 12.555.000, ) kemudian diikuti varietas Inpara 1 Rp 12.505.000,- sedangkan Inpara 3, Inpara 4, Inpara 5 dan Inpara 7 biaya input sama yaitu Rp 12.230.000; Ciherang Rp 12.317.500,- Pendapatan dipengaruhi oleh peningkatanhasil dan penekanan biaya input yang dikeluarkan. Besar penerimaan dan keuntungan dari ke enam varietas unggul baru sangat rendah bahkan minus dari varietas Ciherang hal ini sangat mempengaruhi nilai R/C ratiodan B/C ratio. Varietas Ciherang merupakan varietas existing nilai R/C ratio >1 sedangkan nilai R/C ratiovarietas unggul baru padi rawa rata-rata <1 berkisar antara 0,1 sampai 0,8 menurut kriteria bahwa jika R/Cratio <1 maka secara finansial tidak layak.
- ItemKajian Model Integrasi Ternak Sapi Dan Kelapa Sawit Di Kabupaten Aceh Timur(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Yunizar, Nani; Fenty, F; Ab, Basri; Azis, Abdul; Pesireron, Marietje; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuTujuan untuk mendapatkan model pengembangan SISKA di lahan perkebunan kelapa sawit yang sesuai dengan kondisi wilayah. Kajian dilaksanakan di Desa Alue Nyamuk Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur mulai Maret - November 2011. Pengkajian ini menggunakan 20 ekor sapi Bali jantan berumur 1,5 – 2 tahun, terdiri dari 10 ekor milik petani kooperator yang menerapkan model SISKA dan 10 ekor lagi milik petani non kooperator sebagai pembanding. Petani kooperator yang dipilih adalah petani yang memelihara sapi dikandangkan. Sedangkan pembanding diambil petani yang memelihara sapi dilepas di kebun sawit. Perlakuan yang diberikan pada ternak sapi petani kooperator yaitu pemberian pakan konsentrat yang berasal dari bungkil kelapa dan dedak dengan perbandingan 1: 2 atau 1 kg bungkil kelapa dikombinasikan dengan 2 kg dedak untuk per ekor per hari. Hijaun yang diberikan adalah pelepah sawit yang dikombinasikan dengan rumput alam sebanyak 10 % dari bobot badan. Feed suplement yang diberikan berupa mineral blok dan vitamin. Sebagai upaya pengendalian parasit internal dilakukan pemberian obat cacing. Pemeliharaan dilakukan selama 3 bulan. Data yang diamati yaitu 1) pertambahan bobot badan harian (PBBH) sapi yang dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji t 2) tingkat pendapatan dan asset pemilikan petani sebelum kegiatan (data dianalisis secara deskriptif). Hasil pengamatan dari 10 ekor sapi milik petani kooperator yang menerapkan model SISKA selama 60 hari menunjukan rata-rata pertambahan bobot badan harian per ekor sebanyak 0,74 kg. Hal ini melebihi pertambahan bobot badan dari sapi milik non kooperator yang tidak menerapkan model SISKA yang hanya mencapai 0,3 kg per ekor per hari.
- ItemKajian Penggunaan Pestisida Biorasional Terhadap Serangan Hama Dan Penyakit Utama Serta Produktivitas Tomat Dan Cabai Di Desa Waihatu, Kabupaten Seram Bagian Barat(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Senewe, Rein Estefanus; Sirappa, Marthen P; Pesireron, Marietje; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuHama dan penyakit pada tanaman Cabai dan Tomat pada sentra produksi tanaman sayuran di Maluku merupakan factor pembatas dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman. Kajian Penggunaan Pestisida Biorasional terhadap Serangan Hama dan Penyakit Utama serta Produktivitas Tomat dan Cabai di Desa Waihatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, bertujuan untuk mendapatkan 1 (satu) paket teknologi pengendalian hama dan penyakit utama tomat dan cabai yang efektif dengan pestisida biorasional. Metode penelitian meliputi kegiatan di lapangan dengan menggunakan lahan petani sayuran di Desa Waehatu Kabupaten SBB. Varietas yang digunakan adalah Arthaloka untuk tomat dan Hero untuk cabai. Teknik budidaya lainnya, seperti pengolahan tanah, dosis pemupukan dan pemeliharaan tanaman dilakukan sesuai rekomendasi secara PTT. Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok, terdiri atas 6 perlakuan dengan 3 kali ulangan, sehingga terdapat 18 unit perlakuan masing-masing untuk tomat dan cabai. Perlakuan yang dikaji adalah (A.) AG1 (perlakuan ekstrak kasar Alpinia galanga (lengkuas/laos) 1 bb), (B.) AN1 (perlakuan ekstrak kasar Andropogon nardus (serai wangi) 1 bb), (C.) AI1 (perlakuan ekstrak kasar Azadirachta indica (nimba) 1 bb), (D.) CM1 (perlakuan ekstrak kasar Cucurbita moschata (kalabasa) 1 bb), (E.) pestisida kimia Deltametrin 2,5 EC 0,2%, dan (F.) Kontrol (tidak diaplikasi biorasional ataupun pestisida kimia). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan pestisida biorasional mulai terlihat pengaruhnya pada umur tanaman 52 hari. Intensitas kerusakan tanaman tomat terendah diperoleh pada perlakuan ekstrak kasar Nimba (8,17%), menyusul Serai Wangi (10,53%), Lengkuas (14,04%), dan terbesar adalah kontrol (35,65%), sedangkan pada cabai belum ada kerusakan. Pestisida biorasional yang mempunyai persentase kerusakan tanaman tomat lebih rendah dari pembanding pestisida kimiawi, Deltametrin (15,02%) adalah Nimba, Serai Wangi dan Lengkuas, sedangkan Kalabasa lebih tinggi dari (15,21%), sehingga ketiga pestisida biorasional tersebut berpotensi untuk dikembangkan. Efikasi aplikasi pestisida biorasional pada tanaman tomat dilihat dari intensitas serangan hama penyakitnya dibandingkan dengan kontrol menunjukkan nilai diatas 50%. AG1 (perlakuan ekstrak kasar Alpinia galanga (lengkuas/laos) 1 bb) dengan tingkat efikasi tertinggi yaitu 79,6%, CM1 (perlakuan ekstrak kasar Cucurbita moschata (kalabasa) 1 bb) 74,67%, AI1 (perlakuan ekstrak kasar Azadirachta indica (nimba) 1 bb) 67,62%, dan AN1 (perlakuan ekstrak kasar Andropogon nardus (serai wangi) 1 bb) 53,22%. Sedangkan pada tanaman cabai menunjukkan nilai efikasi tertinggi diatas 50% hanya pada AG1 (perlakuan ekstrak kasar Alpinia galanga (lengkuas/laos) 1 bb) dengan tingkat efikasi tertinggi yaitu 71,12% dan AN1 (perlakuan ekstrak kasar Andropogon nardus (serai wangi) 1 bb) 52,41%.
- ItemKajian Usahatani Komoditas Sayuran Pinngiran Kota (Studl Kasus Petani Sayuran di Desa Waiheru, Kecamatan Baguala, Kadya Ambon)(Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2005-11-22) Pesireron, Marietje; Sirappa, Marthen P; Balai Pegkajian Teknologi MalukuPenentuan skala usahatani yang disertai pemilihan komoditas sayuran bernilai ekonomis tinggi, mempunyai peran penting dalan meningkatkan pendapatan petani di wilayah sekitar perkotaan khususnya Ambon. Dalam mengkaji skolak usahatani beberapa komoditas sayuran di pinggiran kota, diperlukan informasi secara lengkap mengenai input-output dan luasan usahatani dari beberapa komoditas sayuran yang diusahakan petani di penggiran kota. Kajian ini bertujuan untuk mendapatkan berapa berasr nilai financial dan Break event Point dari tiap-tiap komoditas sayuran yang diusahakan petani. Kajian dilaksanakan di desa Waiheru Kecamatan Baguala Kotomadya Ambon dari bulan Pebruari sampai Maret 2005. Hasil kajian menunjukkan bahwa usahatani sayuran (sawi, kangkung, bayam, kacang panjang dan terong) yang dilaksanakan petani disekitar pinggiran kota mampu memberikan penerimaan dan keuntungan berturut-turut sebesa Rp, 7.230.000 dan Rp. 5.589.000, Rp. 9.000.000 dan Rp. 5.635.000, Rp. 8.120.000 dan Rp. 4.905.000, Rp. 4.928.000 dan Rp. 2.410.000, Rp. 3.800.000 dan Rp. 1.695.000 masing-masing untuk luasan 754 m2, 1.350 m2, 1.220 m2, 925 m2, 1.425 m2. Dari beberapa jenis syuran yang diusahakan ternyata sawi, kangkung, bayam, kacang panjang dan terong memberikan kontribusi yang paling tinggi terhadap pendapatan petani. Hasil analisis menunjukkan R/C ratio tertinggi diperoleh dari usahatani sawi yaitu 3,4 kemudian diiikuti usahatani kangkung 1,6, usahatani bayam 1,5, usahatani kacang panjang 0,9 dari usahatani terong 0,8. Hasil analisis Break Even Point (Titik impas) produksi dan harga untuk masing-masing komoditas sawi sebesar 1.094 ikat dan Rp. 340,46; kangkung 3.365 ikat dan Rp, 373,89; bayam 3.251 ikat dan Rp. 395,94; 1.259 ikat dan Rp. 1.021,71; dan 1.053 ikat dan Rp. 1.107,89 per luasan usaha
- ItemKuti-kata (Antidesma Bunius L.)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemLangsat liliboy (Lansium domesticum Coor.)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemNamu-namu (Cynometra cauliflora)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf
- ItemPengendalian Hama Secara Terpadu Terhadap Hama dan Penyakit Utama Kakao di Maluku(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Pesireron, Marietje; Senewe, Rein Estefanus; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPengendalian Hama Terpadu (PHT) bukan merupakan tujuan, tetapi suatu teknologi pengendalian hama yang memanfaatkan berbagai cabang ilmu dalam suatu ramuan yang serasi yang satu memperkuat yang lain. Hal ini karena masalah hama bukan hanya akibat interaksi antara tanaman - hama itu sendiri, tetapi juga disebabkan oleh berbagai faktor fisik dan biota disekitarnya seperti iklim, cuaca, tingkat kesuburan tanah, mutu benih, teknik-teknik agronomis, keragaman biota, dan ulah manusia sendiri sebagai pengelola. Rerata luas serangan hama dan penyakit utama kakao di Maluku sampai tahun 2006 adalah 3155,8 ha. Namun dari hama dan penyakit utama yang menyerang tanaman kakao, hama penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella Snellen) lebih luas serangannya yaitu 2.009,3 ha; kemudian diikuti hama tikus 296,8 ha; penyakit busuk buah (Phytopthora palmivora Butl) 256,3 ha; dan kepik pengisap buah (Helopeltis antonii Sign) 121,9 ha. C. cramerella S merupakan hama utama kakao yang dikenal sebagai hama Penggerek Buah Kakao. Hama ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan dan kehilangna hasil hingga
- ItemPisang dewaka putih (Musa spp)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2016) Alfons, Janes Berthy; Pesireron, Marietje; Matitaputty, Procula Rudy; Dahamarudin, La; Waas, Edwen D; Ayal, Yacob; Yusuf