Browsing by Author "Parmini, Tri"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemHasil Surveillance Bebas Penyakit AI pada Beberapa Kompartemen Breeding Farm Unggas di Wilayah Kerja Balai Besar Veteriner Wates(Direktorat Kesehatan Hewan, 2018) Lubis, Elly Puspasari; Parmini, Tri; Purbarini, SuryaPenataan kompartemen perlu dilakukan oleh setiap breeding farm agar unggas dan produk unggas yang dihasilkan memenuhi persyaratan kesehatan, keamanan dan kualitas unggas dan produk unggas. Agar proses penataan kompartemen dan penataan zona usaha perunggasan dapat berjalan secara konsisten maka dipandang perlu menerapkan pedoman penataan kompartemen dan penataan zona pada breeding farm unggas. Tujuan dilakukan kegiatan ini antara lain untuk mengendalikan dan memberantas penyakit AI, menjamin agar unggas dan produk unggas yang dihasilkan oleh breeding farm unggas aman berkualitas dan terbebas dari virus penyakit AI, mencegah masuk dan menyebarnya penyakit AI melalui lalulintas perdagangan unggas dan produk unggas antar daerah dan antar negara, dan membuka peluang perdagangan baik dalam negeri maupun luar negeri. Pengujian dilakukan dengan titer antibodi AI H5N1 clade 2.3.2 dan titer antibodi AI H5N1 clade 2.1.3 sebanyak 945 serum ayam parent stock. Hasil untuk pengujian antibodi AI clade 2.1.3 pada breeding farm didapatkan titer antibodi tinggi sebanyak 81,8%, titer antibodi rendah sebanyak 14,8%, dan titer antibodi negatif sebanyak 3,4%. Pengujian antibodi AI clade 2.3.2 pada breeding farm didapatkan titer antibodi tinggi sebanyak 88,8%, titer antibodi rendah sebanyak 10,7%, dan titer antibodi negatif sebanyak 0,5%. Disamping pengujian titer antibodi AI H5N1 clade 2.3.2 dan clade 2.1.3, sampel serum juga dilakukan uji titer antibodi AI H9N2 DAN RT-PCR. Pengujian RT-PCR diperoleh hasil semua negatif. Pengujian antibodi AI H9N2 pada breeding farm didapatkan titer antibodi tinggi sebanyak 38,1%, titer antibodi rendah sebanyak 47,8%, dan titer antibodi negatif sebanyak 14%. Titer antibodi AI H9N2 pada sampel di breeding farm kemungkinan karena vaksinasi.
- ItemProporsi Penyakit Hewan Menular di Unit Pelayanan Teknis Perbibitan Wil.Ker BBVET Wates, Tahun 2015-2020(Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Susilaningrum, Siwi; Imran, Kuswari; Wibawa, Hendra; Parmini, Tri; Poermadjaja, Bagoes; Direktorat Kesehatan HewanSesuai dengan Undang-Undang No.18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, definisi bibit adalah hewan yang mempunyai sifat unggul dan mewariskan serta memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan. Pemerintah berkewajiban untuk melakukan pengembangan usaha perbibitan dan atau pembenihan dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk menjamin ketersediaan benih, bibit, dan/ atau bakalan. Selanjutnya, Menteri Pertanian menerbitkan Permentan Nomor 36/Permentan/OT.140/8/2006 tentang sistem perbibitan nasional yang menjamin tersedianya bibit ternak yang memenuhi kebutuhan dalam hal jumlah, standar mutu, syarat kesehatan, syarat keamanan hayati, serta terjaga keberlanjutan yang dapat menjamin terselenggara usaha budidaya peternakan. Dari hasil pengujian dari tahun 2015-2019 diperoleh rerata prevalensi brucellosis, anthraks, trichomonosis, Septicaemia Epizootica (SE) dan Camphylobacter sp. 0%, ParaTb 1,14%, IBR 59,64%, BVD 0.40%, nematoda 19,7%, coccidia 12,2%, Cestodosis 0,942%, fasciolosis 0,23%, anaplasmosis 1.72%, theleriosis 7.1%, mikrofilaria 0% dan babesiosis 0,0004%. Data kasus tertinggi penyakit IBR 71,14% (tahun 2019); ParaTB 1.82% (tahun 2017); BVD 0.90% (tahun 2019) ; parasit gastrointestinal nematodosis 32.30% (tahun 2016); coccidiosis 23,29% (tahun 2018); Cestodosis 2,28% (tahun 2018); Fasciolosis 0,68% (tahun 2018); parasit darah anaplasmosis 0,66% (tahun 2018) dan theileriosis 11,47% (tahun 2019). Sedangkan pada anthraks, trichomonosis, Septicaemia Epizootica (SE) dan Camphylobacter sp. masing-masing prevalensi 0%. UPT Perbibitan bekerja sama dengan Balai Veteriner untuk kegiatan surveilans pengamatan kesehatan hewan secara rutin dilakukan. Balai Besar Veteriner Wates selaku unit pelaksana teknis kesehatan hewan sudah melakukan surveilans pengamatan kesehatan hewan UPT Perbibitan di wilayah kerjanya dengan metode pengambilan sampel darah, serum, feses, swab nasal, preputium wash dan vagina wash, pengujian laboratorium terhadap sampel yang diperoleh dan pengumpulan data pengujian terhadap penyakit hewan menular