Browsing by Author "Parhusip, Dorkas"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemPeningkatan Produksi Tanaman Jagung Melalui Pemberian Pupuk An-Organik Fosfat Alam(Politeknik Pembangunan Pertanian Medan, 2020-12) Parhusip, Dorkas; Hutapea, Nazaruddin; Harahap, Gustami; Handayani, Tristiana; Thohir, Ahmad; Harahap, Nurliana; Harahap, Siti Maryam; Politeknik Pembangunan Pertanian MedanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat dan tingkat kebutuhan pupuk Fosfat Alam yang sesuai untuk tanaman jagung. Penelitian telah dilaksanakan di Desa Pasar VI Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat, pada bulan Juli 2017 s/d November 2017. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok non Faktorial dengan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari: P1 (NPK 75 Kg/Ha); P2 (Urea 200 Kg/Ha + KCl 150 Kg/Ha); P3 (FA150 Kg/Ha + Urea 200 Kg/Ha + KCl 150 Kg/Ha); P4 (FA 300 Kg/Ha + Urea 200 Kg/Ha + KCL 150 Kg/Ha); P5 ( FA 450 Kg/Ha + Urea 200 Kg/Ha + KCl 150 Kg/Ha); P6 (FA 600 Kg/Ha + Urea 200 Kg/Ha + KCl 150 Kg/Ha); dan P7 (FA 750 Kg/Ha + Urea 200 Kg/Ha + KCl 150 Kg/Ha). Urea dan KCL diberikan sebagai pupuk dasar, di mana Urea diberikan 2 kali yaitu pada saat 7 HST dan 30 HST, sedangkan untuk pupuk SP-36 dan KCl diberikan pada umur 7 HST. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perlakuan P7 dengan pemupukan Urea 200 Kg/Ha, KCl 150 Kg/Ha dan FA 700 Kg/Ha dapat menghasilkan semua parameter pengamatan (berat tongkol dengan klobot, berat tongkol tanpa klobot, diameter tongkol, jumlah baris per tongkol, jumlah biji per baris, panjang tongkol, berat biji per tongkol, berat biji per plot, dan produktivitas jagung pipilan kering Kg/Ha) yang tertinggi. Kemudian setelah diuji BNT, diperoleh bahwa perlakuan P7 menghasilkan pengaruh sangat nyata terhadap perlakuan P1, P2, P3 dan P4 dan berbeda nyata terhadap pelakuan P5 dan P6 pada semua parameter pengamatan.
- ItemPENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MELALUI PEMBERIAN PUPUK AN-ORGANIK FOSFAT ALAM(Politeknik Pembangunan Pertanian Medan, ) Parhusip, Dorkas; Nazaruddin Hutapea; Gustami Harahap; Tristiana Handayani; Ahmad Thohir; Nurliana Harahap; Siti Maryam Harahap
- ItemTeknologi Budidaya Tanaman Tomat Dengan Sistem Mulsa Plastik Di Dataran Tinggi(BPTP Sumatera Utara, 2011) Nainggolan, Palmarum; Napitupulu, Delima; Parhusip, Dorkas; BPTP Sumatera UtaraTanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan tanaman semusim berbentuk perdu. Tomat dibedakan berdasarkan tipe atau bentuk buah, yaitu tomat biasa, tomat apel, tomat kentang, tomat kriting dan tomat cherry. Warna buah masak bervariasi dari kuning, oranye, sampai merah, tergantung dari jenis pigmen yang dominan. Rasanya pun bervariasi, dari masam hingga manis. Buahnya tersusun dalam tandan-tandan. Keseluruhan buahnya berdaging dan banyak mengandung air. Salah satu sistem budidaya yang berkembang akhir-akhir ini yang dilakukan petani adalah budidaya tomat dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak (MPHP). Sistem budidaya ini dapat menghasilkan produksi lebih tinggi dan mutu buah lebih baik dari pertanaman biasa.
- ItemTeknologi Perbenihan Tanaman Gambir(BPTP Sumatera Utara, 2013) Nainggolan, Palmarum; Parhusip, Dorkas; Sebayang, Lukas; BPTP Sumatera UtaraGambir (Unicarie gambir Roxb) merupakan tanaman perdu, termasuk salah satu jenis tanaman famili Rubiaceae (kopi-kopian). Bentuk keseluruhan tanaman ini seperti pohon bougenvil, yaitu merambat dan berkayu. Gambir merupakan salah satu komoditas perkebunan Indonesia yang pasar utamanya adalah ekspor. Ekspor gambir Indonesia pada tahun 2009 mencapai sekitar 18.290 ton dengan nilai US 38,04 juta (BPS, 2010). Indonesia Menguasai 80% pangsa gambir di dunia. India merupakan tujuan ekspor utama, dan negara lainnya adalah Bangladesh, Jepang, Malaysia, Pakistan, dan Singapura.
- ItemTumbuhan Berkhasiat Untuk Kesehatan(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, 2017) Marpaung, Imelda S; Parhusip, Dorkas; Sebayang, LukasPemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman obat-obatan saat ini dirasakan sangat penting hal ini berkaitan dengan kecenderungan pengobatan secara tradisional untuk kesehatan keluarga akhir- akhir ini sangat populer di masyarakat. Keanekaragaman sumber daya genetik dan budidaya menghasilkan pula keanekaragaman pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya genetik untuk keperluan obat-obatan. Meningkatnya penggunaan obat tradisional didasari oleh harga obat–obatan buatan pabrik yang sangat mahal, sehingga masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih murah. Efek samping yang ditimbulkan oleh obat tradisional sangat kecil dibandingkan dengan obat buatan pabrik.