Browsing by Author "Pancawidyana, Diah"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XIX Nomor 1 Tahun 2023: Pengembangan Metode Inaktivasi Antigen Rabies dengan Cara Pemanasan untuk Optimalisasi Kit Elisa Rabies Pusvetma(Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma, 2023) Saputri, Petri Nandatina; Sjolichah, Nur; Pancawidyana, Diah; Mashelli, Ekky Valinia DeviaObjek penelitian ini adalah pengembangan metode inaktivasi antigen rabies dengan perlakuan pemanasan 56℃ selama 1 jam, 3 jam, 5 jam dengan subtrat TMB untuk optimasi kit elisa rabies. Hasil penelitian memperlihatkan perbedaan tidak signifikan diantara ketiga perlakuan tersebut diatas. Kesimpulan penelitian adalah metode inaktivasi pemanasan 56℃ selama 1 jam dengan pengenceran 1000x sudah memenuhi syarat uji Kit ELISA Rabies Pusvetma. Subtrat TMB digunakan pada penelitian ini karena stabil dan non mutagenik, namun diperlukan pengembangan lebih lanjut mengenai stabilitas dan masa ekspirasi subtrat TMB ini.
- ItemBuletin Veteriner Farma Volume XIX Nomor 2 Tahun 2023: Pengkajian Pembuatan Vaksin Rabies Inaktif Generasi ke-7(Balai Besar Veteriner farma Pusvetma, 2023) Cahyani, Jossie Intan; Pancawidyana, Diah; Dyah, Murtining; Arlita, Ida; Puspita, Yanita AnjarRabies merupakan penyakit yang mematikan dan bersifat zoonotik atau menular dari hewan ke manusia. Program pengendalian rabies, terutama dengan vaksinasi anjing, telah menurunkan risiko rabies yang bersumber dari anjing di berbagai wilayah di dunia. Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma merupakan salah satu UPT dibawah Ditjen PKH, Kementerian Pertanian telah memproduksi Vaksin Neorabivet dengan kemasan 10 dosis. Permintaan pasar yang tinggi untuk vaksin rabies dengan kemasan 1 dosis maka dilakukan penelitian pengembangan formulasi baru vaksin rabies yang disebut Vaksin NeoRab G7. Dilakukan uji fisik, sterilitas, inaktivasi, keamanan, dan potensi pada Vaksin NeoRab G7. mutu dan kualitas vaksin yang baik dan memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan dalam Farmakope Obat Hewan Indonesia (FOHI). Berdasarkan hasil pengujian fisik, sterilitas, inaktivasi, keamanan, dan potensi pada ketiga Vaksin NeoRab G7 yang di formulasi dengan perbandingan suspensi virus lebih tinggi 30% dari Vaksin Neorabivet memenuhi semua syarat mutu yang telah ditetapkan oleh FOHI bahkan Vaksin NeoRab G7 memiliki Protective Value (PV) lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Vaksin Neorabivet. Kata Kunci: Vaksin Rabies, Neorab G7, Single Dose
- ItemPenelitian Pendahuluan Propagasi Sel BHK-21 pada Microcarrier Menggunakan Bioreaktor untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi Vaksin Rabies Pusvetma(Direktorat Kesehatan Hewan, 2019) Pancawidyana, Diah; Wriningati; Setyorinie, Evy Indah; Restika, Kiki DwiRabies merupakan penyakit zoonosis fatal yang disebabkan oleh virus Rabies. Vaksinasi adalah metode yang efektif untuk mengontrol penyakit Rabies. Peningkatan kapasitas produksi Pusvetma sebagai produsen vaksin Rabies sangat diperlukan untuk memenuhi permintaan vaksin di lapangan. Propagasi sel BHK-21 sebagai media pertumbuhan virus Rabies pada microcarrier menggunakan Bioreaktor mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan metode konvensional menggunakan botol roller. Tujuan penelitian ini membandingkan efektifi tas propagasi sel BHK-21 pada sistem microcarrier menggunakan Bioreaktor dengan sistem konvensional pada botol roller sebagai pengembangan metode untuk peningkatan kapasitas produksi vaksin rabies Pusvetma. Sel BHK-21 di propagasi menggunakan dua sistem yaitu sistem mikrocarrier menggunakan bioreactor dan metode konvensional menggunakan botol roller. Pada sistem mikrocarrier menggunakan bioreactor Sel BHk-21 sebanyak 2x108 sel dalam 120 ml media dimasukkan ke dalam botol CelCradle-500 yang berisi 850 carier. Metode konvensional dilakukan dengan cara melakukan propagasi pada 30 botol roller dengan jumlah sel 5-10 x 107 sel per botol roller. Propagasi virus rabies strain Pasteur dilakukan dengan menginokulasi inokulasi botol CelCradle-500 sebanyak 65 ml dan botol roller sebanyak 5 ml dengan titer virus 10" LD50/ml. Parameter yang dibandingkan adalah pertumbuhan sel BHK-21, penggunaan media Eagle dan titer virus Rabies strain Pasteur yang dihasilkan Hasil yang diperoleh pada sistem micocarrier menggunakan Bioreaktor pertumbuhan sel BHK-21 sebanyak 1.296x106 sel, media Eagle yang digunakan 500 ml, dan titer virus yang diperoleh 106.7, sedangkan pada sistem konvensional menggunakan botol roller diperoleh pertumbuhan sel BHK-21 sebanyak 13x108 sel, media Eagle yang digunakan 5.200 ml dan titer virus yang diperoleh 106. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan sistem microcarrier menggunakan Bioreaktor lebih efektif dan efi sien daripada metode konvensional menggunakan botol roller.