Browsing by Author "Oelviani, Renie"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemINOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI(BPTP Jateng/IAARD PRESS, 2018) Hermawan, Agus; Pramono, Joko; Anwar, Hairil; prasetyo, Teguh; Suhendra, Tota; Sutoyo; triastono, Joko; Oelviani, Renie; Jauhari, Sodiq; citra, Aryana; BPTP JatengKomoditas pangan utama (padi, jagung, dan kedelai) tersebut tidak hanya berdimensi ekonomi, tetapi mempunyai dimensi lebih luas, yaitu dimensi sosial dan politik. Gangguan terhadap ketersediaan pangan yang memicu lonjakan harga, akan diikuti oleh ketidak stabilan sosial dan politik. Didahului oleh krisis pangan akibat kemarau panjang, Indonesia telah mengalami dua kali krisis politik yang dikuti dengan pergantian kekuasaan, yaitu pada tahun 1965/66 dengan bergantinya era orde lama ke orde baru dan pada tahun 1997/98 berupa pergantian dari era orde baru ke era reformasi.
- ItemKEBUTUHAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI CABAI MERAH DI KABUPATEN MAGELANG(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Oelviani, Renie; Reni Prastuti, Tri; Herdiansyah, Edwin; Balai Pengkajian Teknologi PertanianCabai merah merupakan salah satu komoditas unggulan nasional yang penanamannya hampir tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan dibutuhkan oleh hampir semua orang dari berbagai lapisan masyarakat. Produksi cabai merah di Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan cabai nasional. Kabupaten Magelang merupakan salah satu sentra cabai merah yang memberikan andil cukup besar dalam hal pasokan cabai merah Jawa Tengah, dimana masih terdapat senjang hasil produksi petani dengan potensi yang ada. Produktivitas tingkat petani bervariasi antara 1,6-4,6 ton/ha, sedangkan potensi hasil sebesar 12-17 t/ha. Penelitian tentang kebutuhan teknologi pada usahatani cabai merah telah dilakukan pada tahun 2014. Focus Group Discussion yang melibatkan 20 key persons menghasilkan kebutuhan teknologi cabai merah untuk meningkatkan produksi adalah kebutuhan teknologi akan pengetahuan pengendalian hama dan penyakit tanaman cabai merah dan terbatasnya pengetahuan petani tentang budidaya yang tepat. Program pelatihan dan penyuluhan yang intensif secara bertahap dari praktek pengendalian OPT konvensional ke sistem PHT. Harapannya melalui program PHT ini bisa menjadikan petani sebagai pelaku dan ahli PHT.
- ItemKEBUTUHAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI CABAI MERAH DI KABUPATEN MAGELANG(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Oelviani, Renie; Reni Prastuti, Tri; Herdiansyah, Edwin; Balai Pengkajian Teknologi PertanianCabai merah merupakan salah satu komoditas unggulan nasional yang penanamannya hampir tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan dibutuhkan oleh hampir semua orang dari berbagai lapisan masyarakat. Produksi cabai merah di Indonesia belum bisa memenuhi kebutuhan cabai nasional. Kabupaten Magelang merupakan salah satu sentra cabai merah yang memberikan andil cukup besar dalam hal pasokan cabai merah Jawa Tengah, dimana masih terdapat senjang hasil produksi petani dengan potensi yang ada. Produktivitas tingkat petani bervariasi antara 1,6-4,6 ton/ha, sedangkan potensi hasil sebesar 12-17 t/ha. Penelitian tentang kebutuhan teknologi pada usahatani cabai merah telah dilakukan pada tahun 2014. Focus Group Discussion yang melibatkan 20 key persons menghasilkan kebutuhan teknologi cabai merah untuk meningkatkan produksi adalah kebutuhan teknologi akan pengetahuan pengendalian hama dan penyakit tanaman cabai merah dan terbatasnya pengetahuan petani tentang budidaya yang tepat. Program pelatihan dan penyuluhan yang intensif secara bertahap dari praktek pengendalian OPT konvensional ke sistem PHT. Harapannya melalui program PHT ini bisa menjadikan petani sebagai pelaku dan ahli PHT.
- ItemPotensi Pengembangan Perbenihan Jagung Hibrida Mendukung Kawasan Pertanian di Jawa Tengah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Oelviani, Renie; Praptana, Heru; Jauhari, Sodiq; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianJagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah sejak beberapa tahun terakhir. Kebutuhan jagung yang terus meningkat berindikasi pada peningkatan kebutuhan benih jagung di kalangan petani. Potensi dan tingginya harga benih jagung menjadi pendorong bagi pemerintah untuk mengupayakan produksi benih jagung nasional. Sebagai gambara pada Tahun 2019 kebutuhan akan benih jagung hibrida di Jawa Tengah mencapai 9.316 ton dengan sasaran tanam 621.104 ha. Menumbuhkan penangkar benih jagung untuk memproduksi benih jagung hibrida merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi benih nasional secara berkelanjutan. Adanya penangkar benih jagung hibrida ini diharapkan menjadi sarana pemerintah dalam mewujudkan kawasan pertanian jagung.
- ItemTeknologi Spesifik Lokasi Mendukung Pengembangan Budidaya Jagung Balitbangtan di Lahan Sawah Tadah Hujan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Jauhari, Sodiq; Oelviani, Renie; Jatuningtyas, Ratih Kurnia; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianTarget produksi jagung nasional belum bisa memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri. Belum terpenuhinya kebutuhan dalam negeri ini disebabkan antara lain : pelaksanaan teknis budidaya yang belum memadai. Introduksi VUB Jagung hibrida Bima URI-19 dan Bima URI 20 diyakini dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan hasil. Beberapa karakter keunggula jagung hibrida Balitbangtan adalah disamping daya tumbuh cukup baik, harga benih lebih murah, mempunyai tingkat ketahanan terhadap penyakit bulai toleran terhadap kekeringan,dan menghasilkan stay green, serta produktifitas cukup tinggi. jagung hibrida Balitbangtan dapat di jadikan varietas unggul alternatif. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengintrodiuksikan keunggulan teknologi spesifik lokasi usahatani jagung hibrida VUB Balitbangtan di wilayah pendampingan kawasan jagung Jawa Tengah. Kegiatan dilakukan di 4 wilayah kabupaten yakni Blora, Demak, Kendal dan Pati dengan karakteristik wialayah lahan sawah tadah hujan dataran rendah MT 2016/2017. Kegiatan pengkajian melibatkan 4 kelompok tani sebagai mitra. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peningkatan provitas jagung hibrida sangat ditentukan oleh sumberdaya lahan, peran teknologi budidaya dan dukungan sarana sesuai kebutuhan spesifik lokasi. Jagung VUB Balitbangtan Bima URI 20 menghasilkan nilai rata-rata 7,1 ton/ha dan Bima URI 19 menghasilkan 7,5 t/ha. Hasil ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan jagung eksisting yakni pioneer (6,8 ton/ha). Jagung hibrida Balitbangtan Bima URI 20 dan Bima URI 19 dapat di jadikan sebagai varietas unggul alternatif, karena tonase yang dihasilkan di atas provitas ditingkat petani dan lebih tinggi tonase yang ditargetkan oleh dinas pertanian Jawa tengah ( 5,9 t/ha).