Browsing by Author "Nurwan, Rio"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
- ItemDeteksi Peste Des Petis Ruminants (PPR) Virus dengan Metode ELISA (ENZYME-LINKED IMUNOSORBENT ASSAY)(Balai Veteriner Bukittinggi, 2016) Martdeliza; Fitria, Yul; Febrianto, Niko; Sri, Wilna; desmira VM; Rahmi EP; Nurwan, Rio; AzfirmanPeste Des Petis Ruminants (PPR) adalah penyakit menular yang menyerang kambing dan domba. Penyakit ini merupakan Penyakit Mulut dan Kuku, Bluetongue dan Rinderpest. Masa inkubasi 3-6 hari, gejala klinis berupa demam mendadak, depresi berat, kehilangan nafsu makan. Cairan hidung mucopurulen, diare berat dan busuk. Agen penyebab penyakit PPR adalah virus Peste des Petits Ruminants (PPRV) yang termasuk kedalam genus Morbillivirus, famili Paramyxoviridae. Mulai dari Tahun 2015 Balai Veteriner Bukittinggi melaksanakan pengambilan sampel serum kambing untuk diperiksa terhadap penyakit PPR. Hasil pengujian terdeteksi titer antibodi terhadap PPRV dari serum yang berasal dari Kota Jambi, Kota Pekanbaru, Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam dan Kota Batam. Hal ini menunjukkan bahwa kambing-kambing seropositif tersebut pernah terpapar virus PPR. Untuk konfirmasi perlu dilakukan isolasi dan identifikasi virus PPR, sehingga laboratorium perlu mengembangkan kemampuan baik dalam hal fasilitas maupun SDM sehingga mampu melaksanakan pengujian tersebut.
- ItemKajian Epidemiologi Kasus Rabies di Propinsi Sumatera Barat dan Upaya Pemberantasannya Tahun 2004 s.d Bulan Juni 2019(Balai Veteriner Bukittinggi, 2019) Hartini, Rina; Fitria, Yul; Susanti, Tri; Mardaningsih, Etri; Arianti, Roza; Febrianto, Niko; Desmira V.M.; Rahmi E.P.; Nurwan, RioAnalisis kasus kejadian Rabies di Propinsi Sumatera Barat ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kejadian dan kecenderungan kejadian Rabies di wilayah ini selama 16 tahun terakhir (2004 s.d Bulan Juni 2019). Data yang diambil merupakan data hasil diagnosa Rabies dengan metode FAT. Data dianalisa dengan Analisa Deret Waktu (time Series Analicys) dan kecenderungan kejadiannya dianalisa dengan Metode Statistik Regresi Linier menggunakan Program Komputer Excell. Dari hasil analisis didapatkan bahwa kejadian Rabies cenderung menurun. Penurunan kejadian rabies sesuai dengan persamaan Y = -8.5x + 190.8 yang diperkirakan mencapai kejadian negatif diagnosa pada tahun 2025, lima tahun lebih cepat dibandingkan dengan target Pulau Sumatera Bebas Rabies pada tahun 2030. Sehingga diperlukan upaya yang lebih keras guna mencapai target dan upaya Pemberantasan dan Pembebasan Rabies di Pulau Sumatera, khususnya di Propinsi Sumatera Barat, serta dijalankannya program-program yang telah dibuat serta penegakan kembali peraturan-peraturan yang sudah ada.
- ItemKajian Epidemiologi Kasus Rabies di Propinsi Sumatera Barat dan Upaya Pemberantasannya Tahun 2004 s/d 2015(Balai Veteriner Bukittinggi, 2016) Hartini, Rina; Fitria, Yul; Martdeliza; Susanti, Tri; Faebrianto, Niko; Desmira VM; Rahmi EP; Nurwan, Rio; AzfirmanAnalisis kasus kejadian Rabies di Propinsi Sumatera Barat ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kejadian dan kecenderungan kejadian Rabies di wilayah ini selama 12 tahun terakhir (2004 - 2015). Data yang diambil merupakan data hasil diagnosa Rabies dengan Metode FAT. Data di analisa dengan Analisa Deret Waktu (Time Series Analicys) dan kecenderungan kejadian ini dianalisadengan Metode Statistik Regresi Linier menggunakan Program Komputer Excell. Dari hasil analisis didapatkan bahwa kejadian Rabies cenderung menurun. Penurunan kejadian Rabies sesuai dengan persamaan Y = -8.5 x + 190.8 yang diperkirakan mencapai kejadian negatif diagnosa terjadi pada pertengahan tahun 2026, enam tahun lebih lama dibandingkan dengan target Pulau Sumatera Bebas Rabies pada tahun 2020. Sehingga diperlukan upaya yang lebih keras guna mencapai target dan upaya Pemberantasan dan Pemberantasan Rabies di Pulau SAumatera Khususnya di Propinsi Sumatera Barat, serta dijalankannya program-program yang telah dibuat serta penegakan kembali peraturan peraturan yang sudah ada.
- ItemMonitoring ND - Newcastle Disease di Wilayah Kerja Balai Veteriner Bukittinggi(Balai Veteriner Bukittinggi, 2015) Martdeliza; Febrianto, Niko; Wilna S; Rahmi EP; Nurwan, Rio; Desmira; Hartini, Rina; AzfirmanSalah satu sumber protein yang cara pemeliharaannya relatif mudah, hasilnya diperoleh dalam kurun waktu yang relatif singkat adalah beternak ayam.Tetapi beternak ayam sering terkendala beberapa penyakit unggas salah satunya ND. Penyakit ND disebabkan oleh Avian Paramyxovirus type-1 (APMV-1). Di Indonesia ND masih endemis, termasuk diwilayah kerja BVet Bukittinggi (Provinsi Sumbar, Provinsi Riau, Provinsi Jambi dan Provinsi Kepulauan Riau). BVet Bukittinggi tidak punya anggaran khusus untuk melakukan surveillans ND. Untuk tetap memonitoring ND diwilayah kerja setiap sampel yang berasal dari kegiatan surveillans Avian Influenza diperiksa terhadap ND. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberi gambaran penyakit ND di wilayah kerja BVet Bukittinggi. Dengan harapan data tersebut dapat dipakai oleh pihak yang berwewenang untuk memberantas penyakit ND. Dan akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.Pada Tahun 2015 sebanyak 1174 serum dari Provinsi Sumbar, 660 serum dari Provinsi Riau, 47 serum dari Provinsi Jambi dan 114 serum dari Provinsi Kepulauan Riau diuji secara serologis terhadap ND Hasilnya seroprevalensi ND Provinsi Sumatera Barat sebesar 55 %, Provinsi Riau sebesar 42 %, Provinsi Jambi sebesar 47 % dan Provinsi Kepulauan Riau sebesar 49 %. Kebanyakan masyarakat ternak sektor 4 belum memahami pentingnya vaksinasi untuk mencegah penyakit ND atau jika ada yang sudah mengetahui tetapi mereka kesulitan mendapatkan vaksin, dan juga belum bisa melakukan vaksinasi sendiri. Demikian juga tentang manajemen beternak, umumnya masih perlu ditingkatkan. Sehingga masih dibutuhkan bimbingan dan kerja keras dari dinas peternakan setempat/bidang yang membawahinya
- ItemPemetaan Kasus Rabies dan Korban Gigitan Hewan Penularan Rabies di Propinsi Sumatera Barat Tahun 2016(Balai Veteriner Bukittinggi, 2017) Hartini, Rina; Fitria, Yul; Martdeliza; Susanti, Tri; Febrianto, Niko; Desmira VM; Rahmi EP; Nurwan, RioRabies adalah penyakit infeksi akut yang menyerang susunan syaraf pusat. Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang bersifat zoonosis. Peneguhan diagnosa kasus rabies dapat diketahui melalui pemeriksaan sampel otak di laboratorium. Pemeriksaan sampel otak di laboratorium BVet Bukittinggi tahun 2016 menunjukkan persentase hasil positif rabies sekitar 84%. Hewan penular rabies (HPR) yang paling sering ditemukan adalah anjing. Data kasus rabies dan korban gigitan HPR ini dikumpulkan di Seksi Informasi Veteriner dengan menggunakan program Infolab dan pengolahan datanya dilakukan dengan Program excell. Dari data ini dapat diketahui bahwa korban gigitan anjing rabies paling tinggi adalah dari kelompok umur 10-19 tahun dan korban gigitan paling banyak adalah berjenis kelamin laki-laki. Untuk lokasi gigitan, paling banyak terjadi pada daerah kaki dan tangan. Risiko manusia untuk kontak atau tergigit anjing akan meningkat sebanding dengan seberapa sering kontak atau interaksi dengan anjing. Oleh karena itu, untuk mendukung kegiatan pengendalian dan pemberantasan rabies, sangat diperlukan komitmen pemerintah dan kewaspadaan masyarakat terhadap gigitan anjing rabies sehingga diharapkan dapat menekan kejadian kasus rabies dan mengurangi kasus gigitan, terutama gigitan yang terjadi pada kelompok umur anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa.
- ItemPerbandingan Hasil Uji KIT ELISA Deteksi Antibodi dan Antigen Hog Cholera di Balai Veteriner Bukittinggi(Balai Veteriner Bukittinggi, 2017) Fitria, Yul; Febrianto, Niko; Rahmi E.P.; Nurwan, Rio; Desmira; Sri, Wilna; Miswati, Yuli; MartdelizaTelah dilakukan uji deteksi antigen dan antibodi dengan metode ELISA di Balai Veteriner Bukittinggi. Untuk melihat sensitifitas uji dengan konfirmasi dengan uji RT PCR. Dengan menggunakan 71 sampel serum, diuji dengan kit ELISA deteksi antigen dan antibodi, dan ada kesamaan uji positif antibodi dengan deteksi RT PCR. 26 sampel positif antibodi dan positif deteksi RT-PCR sedangkan secara antigen hanya terdeteksi 7 dari sampel.
- ItemSurveillans Clasical Swine Fever di Propinsi Sumatera Barat dalam Rangka Mempertahankan Status Bebas(Balai Veteriner Bukittinggi, 2015) Hartini, Rina; Martdeliza; Febrianto, Niko; Oktavia, Rahmi; Sri, Wilna; Nurwan, Rio; Miswati, Yuli; AzfirmanSumatera Barat sudah dinyatakan bebas Hog Cholera atau Clasical Swine Fever (CSF) berdasarkan Keputusan Menteri No.:181/KPTS/PD.620/2/2014, perlu terus dilakukan surveilans untuk detect desease dalam rangka mempertahankan status bebas. Perhitungan jumlah sampel yang dibutuhkan di Propinsi Sumatera Barat dengan menggunakan Detect Desease. Jumlah sampel (sample size) dihitung dengan menggunakan program win episcop 2.0 untuk detect Desease dengan populasi target sebanyak 500 ekor di propinsi Sumatera Barat, tingkat konfidensi 95%, perkiraan aras infeksi Hog Cholera 5% dan galat (random error sebesar 5% adalah sebanyak 179 sampel. Pemeriksaan antibodi CSF dilakukan secara Elisa Kompetitif. Reagen yang digunakan berupa Kit ELISA antibodi CSF VDPro ® CSFV Antibody C-ELISA Kit. Rev. 05, sedangkan Darah Antikoagulan dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan metode PCR. Tahun 2014 sampel surveillan dan diagnosa penyakit Hog Cholera di Propinsi Sumatera Barat yang terdapat di Kabupaten Padang Pariaman, Kecamatan Batang Anai dan Kabupaten Pasaman, Kecamatan Panti yang ditargetkan sampel sebanyak 179 sampel, dari kegiatan diperoleh sampel sebanyak 105 sampel. Dari hasil pemeriksaan diperoleh 100 % seronegatif. Pengawasan check point perlu terus ditingkatkan dan diperketat penerbitan SKKH-nya dengan mengharuskan berdasarkan hasil uji laboratorium berwenang dengan hasil negatif hog cholera dan deteksi, lapor dan respon cepat jika dilapangan ditemukan gejala klinis mirip CSF.
- ItemUji Validitas RFFIT (Rapid Fluorescent Foci Inhibition Test) di Balai Veteriner Bukittinggi(Direktorat Kesehatan Hewan, 2019) Fitria, Yul; Putri, Rahmi Eka; Febrianto, Niko; Arianti, Roza; Nurwan, Rio; Mudaris, Desmira V; Subekti, Didik TulusRFFIT (Rapid Fluorescent Foci Inhibition Test) merupakan uji netralisasi serum rabies untuk mengukur kemampuan antibodi spesifi k dan nonspesifi k rabies menghambat infeksi virus dan perkembangan virus. Penelitian terbatas ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan uji RFFIT yang dilakukan di Balai Veteriner Bukittinggi. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan serum anjing yang sudah jelas status vaksinasi. Kegiatan ini menggunakan 51 serum yang telah diketahui riwayat vaksinasi dan dilakukan pemeliharaan di kandang Hewan Coba Balai Veteriner Bukittinggi. Hasil uji validitas RFFIT di Balai Veteriner Bukittinggi adalah sensitifi tas 97,56% ( 87,15-99,94%), Spesifi sitas 90,00% (55,49%-99,75%), , Nilai Prediktif Positif 90,00%(56,23%-98,44%) dan Nilai Prediktif Negatif 90,00% (56,23%-98,44%), Nilai Akurasi 96% dan AUC 0,94 (0,833-0,986). Nilai Validitas yang dihasilkan sangat baik diatas 90,00%.
- ItemUpaya Pemberantasan Penyakit Avian Influenza di Provinsi Kepulauan Riau(Balai Veteriner Bukittinggi, 2018) Martdeliza; Nurwan, Rio; Fitria, Yul; Miswati, Yuli; Hartini, Rina; Krisnandana; Dela, Ana; HonismandriDalam Roadmap Indonesia Bebas AI Tahun 2020; Propinsi Kepri termasuk wilayah resiko sedang dan diharapkan bebas AI Tahun 2018. AI terdeteksi di wilayah Provinsi Kepri pada Tahun 2005.Setiap terjadi kasus Bidnak BPKP Provinsi Kepri melakukan upaya pemberantasan dan penanggulangan dini dengan Unit Respon Cepat Penyakit Hewan Menular Strategis dan melaksanakan strategi pengendalian dan pemberantasan AI yang tercantum dalam roadmap pembebasan AI yang merupakan revisi dari 9 strategis pembebasan AI Tahun 2004. Strategi yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: Biosekuriti, Depopulasi, Surveilans, Pengawasan lalu lintas, Penataan rantai pemasaran unggas dan kompartemen, Public awareness dan Peraturan Perundangan. Berdasarkan hasil surveilans yang dilakukan oleh BVet Bukittinggi dan Lab Kepri Provinsi Kepri setiap tahun dari Tahun 2005 sampai Tahun 2018 masih ditemukan virus AI sehingga belum memenuhi syarat untuk dinyatakan sebagai daerah bebas AI. Sehingga pada workshop AI yang dilaksanakan Tahun 2018 disepakati untuk Provinsi Kepri dalam rangka pembebasan AI akan dilaksanakan secara kompartemen.