Browsing by Author "Nurjanani"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemPengaruh Penggunaan Jenis Pupuk Npk Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Pada Musim Kemarau(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Nurjanani; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan jenis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi cabai di musim kemarau untuk mendukung gerakan tanam cabai saat kemarau (GTCK), dilaksanakan di Kecamatan Tolo Selatan, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, pada musim kemarau mulai bulan Juli sampai Desember 2015. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Benih cabai yang digunakan adalah varietas Kencana dan varietas Lingga. Sebagai perlakuan adalah NPK Phonska, NPK Mutiara, dan NPK Super masing-masing 400 kg per ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada varietas Kencana tinggi tanaman pada perlakuan NPK Mutiara mencapai 37.65 cm, terendah padaperlakuan NPK Ponskha 28.45 cm dan pada varietas Lingga tertinggi pada perlakuan NPK Super 45.85 cm dan tinggi tanaman terendah pada perlakuan NPK Ponska yaitu 41.5 cm. Lebar kanopi pada varietas Kencana tidak berbeda nyata di setiap perlakuan, dan pada varietas Kencana, perlakuan NPK Mutiara memiliki lebar tajuk tertinggi (24.77 cm) dan terendah pada NPK Ponskha (19,02 cm). Lebar kanopi tertinggi terdapat pada varietas Lingga pada NPK Super (33,57 cm) dan terendah pada perlakuan NPK Ponska (27.35 cm). Produksi tertinggi dicapai oleh varietas Kencana pada perlakuan NPK Mutiara (1951,9 kg) dan pada varietas Lingga pada perlakuan NPK Mutiara (4.779,5 kg).
- ItemPengendalian Penyakit Busuk Daun Menggunakan Pestisida Nabati Dan Rotasinya Dengan Fungisida Sintetik Pada Tanaman Kentang Di Sulawesi Selatan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Nurjanani; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPenyakit busuk daun kentang (Phytophthora infestans) merupakan penyakit utama pada tanaman kentang di Sulawesi Selatan karena dapat menurunkan hasil kentang 50-100%, bergantung kondisi lingkungan dan kerentanan varietas yang ditanam. Pengendalian yang dilakukan petani adalah penyemprotan fungisida secara intensif 2-3 hari sekali. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, keracunan konsumen, dan resistensi patogen. Salah satu alternatif pengendalian yang ramah lingkungan adalah menggunakan pestisida nabati. Beberapa jenis pestisida nabati telah dilaporkan dapat menekan perkembangan P. infestans baik secara in vitro di laboratorium maupun di lapang. Kegiatan ini bertujuan untuk (1) mendapatkan satu sampai dua jenis fungisida nabati yang efektif mengendalikan penyakit busuk daun pada tanaman kentang, (2) mendapatkan minimal satu pola rotasi fungisida nabati dengan fungisida sintetik secara bergiliran yang efektif mengendalikan penyakit busuk daun pada tanaman kentang. Kegiatan telah dilaksanakan di Kabupaten Gowa, mulai bulan Maret hingga Agustus 2014. Kegiatan terdiri dari 9 perlakuan pestisida nabati dan rotasinya dengan fungisida sintetik, yaitu: A. Ekstrak buah pinang merah (PM); B. Ekstrak daun Sirih (DS); C. Ekstrak daun cengkeh (DC); D. Ekstrak buah maja (BM); E. PM-dimetomorf 50%-PM-Mankozeb 80%-PM-dimetomorf 50%-PM; F. DS- dimetomorf 50%-DS-Mankozeb 80%-DS-dimetomorf 50%-DS; G. DC-dimetomorf 50%-DCMankozeb 80%-DC-dimetomorf 50%-DC; H. DM-dimetomorf 50%-DM-Mankozeb 80%-DM-dimetomorf 50%DM; I. Dimetomorf 50%. Data yang dikumpulkan adalah intensitas serangan P. infestans, produksi umbi sehat dan sakit, input-output. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%. Sementara data input-output pengendalian dianalisis dengan R/C ratio. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa: (1) Pestisida nabati ekstrak buah pinang merah terindikasi dapat digunakan sebagai bahan alternatif untuk mengendalikan penyakit busuk daun yang disebabkan oleh cendawan P. infestans, (2) Aplikasi menggunakan ekstrak buah pinang merah digilir dengan fungisida Dimetomorf 50% dan Mankozeb 80% efektif menekan serangan cendawan P. infestans, dan ekstrak buah pinang merah secara tunggal dapat digunakan untuk mengendalikan cendawan P. infestans pada tanaman kentang dan (3) Aplikasi ekstrak buah pinang merah digilir dengan fungisida Dimetomorf 50% dan Mankozeb 80% dapat memberikan produksi setara 15,91 t/ha dengan pendapatan bersih sebesar Rp. 63.324.500 dan R/C ratio 2,31.
- ItemUJI POTENSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH DALAM MENGHASILKAN BIJI BOTANI DI DATARAN TINGGI SULAWESI SELATAN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Nurjanani; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratPenelitian bertujuan mengetahui satu sampai dua varietas bawang merah yang bisa menghasilkan biji botani (TSS) di atas 1 g/rumpun. Penelitian dilaksanakan di Desa Loka, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto dari bulan Maret hingga September 2015. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dengan empat perlakuan varietas, dan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan tinggi tanaman dan jumlah anakan empat varietas yaitu Trisula, Pancasona, Mentes dan Maja Cipanas tidak berbeda nyata. Varietas Trisula menunjukkan waktu berbunga tercepat (3-7 hari) dari varietas lainnya. Produksi biji tertinggi diperoleh pada varietas Trisula dan Pancasona yakni 4,90 g dan 4,18 g per rumpun. Hasil analisis R/C ratio menunjukkan bahwa produksi benih TSS kedua varietas tersebut layak diusahakan dengan R/C ratio 1,3. Hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) Varietas yang menghasilkan biji terbanyak adalah Trisula dan Pancasona masing-masing 4,90 g dan 4,18 g per rumpun, dengan persentase tanaman berbunga masing-masing 93% dan 90%. Sedangkan varietas Maja Cipanas dan Mentes menghasilkan biji masing-masing 1,85 g dan 1,49 g, namun persentase tanaman yang berbunga pada varietas Maja Cipanas hanya 60% dan varietas Mentes 30%. Sehingga dua varietas bawang merah yaitu Trisula dan Pancasona dapat direkomendasikan sebagai penghasil benih TSS bawang merah di dataran tinggi kering Sulawesi Selatan.