Browsing by Author "Nurhasanah, Ana"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
- ItemCHARACTERIZATION OF SORGUM MUFFIN (Sorghum bicolor) OF KD 4 VARIETY WITH SOAKING GRAIN AND SORGUM FLOUR CONCENTRATION TREATMENT(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, ) Yustina, Ita; BPTP Jawa Timur; Nurhasanah, Ana; Antarlina, SS.
- ItemEvaluasi Aspek Teknis dan Finansial Penerapan Mesin Pengepres Biji Jarak untuk Memenuhi Kebutuhan Bahan Bakar Skala Pedesaan(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2010-04) Suparlan, Suparlan; Wijaya, Erlita Rahmarestia; Nurhasanah, Ana; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianMinyak jarak merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dikembangkan untuk mensubstitusi minyak bakar berbahan baku fosil. Teknologi prosesing minyak jarak telah tersedia, namun status teknologi tersebut masih dalam tahap pengembangan sehingga perlu dilakukan analisis kelayakan baik dari aspek teknis maupun finansial. Hal tersebut perlu dilakukan dalam rangka mendukung program pengembangan desa mandiri energi (DME). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi teknis dan finansial terhadap penerapan mesin pengepres minyak biji jarak tipe double stage yang dikembangkan BBP Mekanisasi Pertanian, Serpong, dan membandingkan dengan mesin pres tipe single stage yang dikembangkan oleh BALITAS, Malang. Analisis teknis dan finansial dihitung berdasarkan hasil kinerja mesin baik di laboratorium maupun di lokasi penerapan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada kondisi operasi optimum diperoleh kapasitas pengepresan untuk mesin pres tipe double stage lebih rendah (65 kg/jam) dibandingkan tipe single stage (80 kg/jam). Tipe double stage mempunyai efisiensi pengepresan lebih tinggi (68,1%) dibandingkan tipe single stage (64,3%). Sedangkan rendemen minyak hasil pengepresan adalah 26,0% untuk tipe double stage dan 24,1% untuk tipe single stage. Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa jika harga biji jarak Rp 1000/kg, maka penggunaan mesin pres akan memberikan keuntungan apabila harga jual minyak jarak minimum Rp 5.000/liter, dengan B/C ratio 1,13. Jika harga biji jarak Rp 1.500/kg, maka harga jual minyak jarak minimum Rp 6.500/liter, dengan B/C ratio 1,12. Satu unit mesin pengepres jarak yang dikembangkan BBP-Mektan dapat digunakan untuk mengolah hasil tanaman jarak seluas 31 ha pada tingkat produktivitas hasil 4.36 ton/ha/tahun.
- ItemKajian Proses Pengeringan Gabah Dengan Perangkat Analisis Eksergi(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2011-10) Rosmeika, Rosmeika; Widodo, Teguh Wikan; Nurhasanah, Ana; Harmanto, Harmanto; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianAnalisis eksergi digunakan untuk mencapai penggunaan sumber energi yang lebih efektif karena mampu menentukan kehilangan energi pada setiap tahapan proses. Analisis eksergi pada proses pengeringan merupakan perangkat penting untuk desain, analisis dan optimasi sistem termal. Penggunaan energi pada proses pengeringan adalah untuk menguapkan lengas air dalam bahan ke permukaan bahan dan selanjutnya di serap oleh aliran udara dengan suhu dan kelembaban tertentu. Tujuan kajian ini adalah untuk menganalisis eksergi pada proses pengeringan gabah. Metode analisis yang dipergunakan adalah pendekatan teoritis dart sistem pengeringan dengan memfomulasikan input dan output dart produk yang dikeringkan dan udara pengering kedalam persamaan kesetimbangan eksergi. Exergy inflow dan outflow cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya waktu proses pengeringan, sedangkan exergy flow rate untuk air dalam gabah cenderung menurun karena ikatan molekul air dalam gabah yang semakin kuat. Eksergi destruksi pun mengalami penurunan sejak awal pengeringan, sedangkan efisiensi eksergi cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya waktu proses pengeringan, dengan rata-rata efisiensi eksergi sebesar 30,9%. Efisiensi eksergi ini dapat ditingkatkan dengan cara melakukan re-sirkulasi udara keluar dari pengering karena RH masih cukup rendah dan meningkatkan efisiensi panas dart tungku sekam. Kata kunci: Analisis eksergi, proses pengeringan, tungku sekam, gabah
- ItemKajian Status Mekanisasi Pertanian Mendukung Program Swasembada Padi Di Provinsi Papua(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Nurhasanah, Ana; Budiharti, Uning; Nursani, Daragantina; Wulandari, Septi; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Konsekuensi dari negara dengan jumlah penduduk yang besar berdampak pada tingginya pemenuhan kebutuhan pangan yang merupakan kebutuhan pokok. Salah satu permasalahan substantif yang dihadapi dalam percepatan pencapaian swasembada pangan adalah semakin berkurangnya jumlah dan mahalnya upah tenaga kerja pertanian serta kurangnya mekanisasi pertanian (alat dan mesin pertanian). Dengan penerapan alsintan dalam kegiatan usaha tani dapat memberikan mutu hasil yang lebih baik dan lebih efisien serta efektif. Selain itu melalui pemanfaatan alsintan, dapat mendukung upaya pemecahan masalah kelangkaan tenaga kerja di sektor pertanian yang banyak terjadi di daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji status mekanisasi pertanian (alsin produksi padi) di Provinsi Papua untuk mendukung swasembada pangan nasional. Survey data alsin produksi padi ini dilakukan dalam rangka kegiatan identifkasi status mekanisasi serta pemetaan mekanisasi berbasis GIS dalam upaya peningktan produksi padi tahun 2016. Responden dipilih secara purposive sampling. Survey dilakukan di Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, Merauke, Keerom dan Nabire. Dari hasil survey dapat diketahui bahwa penggunaan alsin produksi padi yang sudah banyak digunakan adalah traktor roda dua, RMU, thresher serta combine harvester, sedangkan alsin traktor roda 4 dan dryer sangat terbatas dan hanya ada di kabupaten Merauke. Traktor roda 2 yang umum digunakan adalah yang bertenaga diesel 8,5 HP, sedangkan thresher bertenaga 6,5 HP. Hasil analisa menunjukkan bahwa tingkat kecukupan alsintan di Provinsi Papua baik tingkat kabupaten maupun tingkat kecamatan pada tahun 2015 rata-rata jenuh. Walaupun demikian alsintan akan sangat banyak diperlukan terkait target pembukaan lahan sawah 9 juta hektar hingga tahun 2025. Untuk mempermudah penyebaran informasi, status mekanisasi pertanian ini dapat secara langsung diakses di katam.info.
- ItemModifikasi dan Uji Mesin Pencacah Kakao Segar untuk Pakan Ternak(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2012-10) Harsono, Harsono; Widodo, Puji; Nurhasanah, Ana; Kinkin, Gambuh Asmara; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianKendala utama petani dalam pengembangan ternak disebabkan oleh keterbatasan pakan ternak terutama pada musim kemarau. Limbah kulit buah kakao segar yang dicacah dapat berperan sebagai penyediaan bahan pakan ternak , disamping hijauan lainnya. Mesin pencacah (Chopper) telah banyak digunakan, namun penggunaan mesin tersebut untuk kakao tidak sesuai sehingga pada bagian tertentu mesin pencacah perlu dilakukan modifikasi untuk meningkatkan kualitas hasil cacahan. Modifikasi mesin pencacah dilakukan pada sistim pengumpan (hopper), jarak antar pisau pemotong dan saringan hasil cacahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memodifikasi dan menguji mesin pencacah kulit kakao segar untuk penyediaan pakan ternak. Pengujian menggunakan mesin pencacah kulit kakao segar yang telah dimodifikasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kapasitas mesin pencacah kakao rata-rata 837,2 kg/jam pada putaran rata-rata 1666,7 rpm dengan beban dan ukuran hasil potongan kulit kakao 1 cm.
- ItemPengembangan Mesin Pengering Hybrid Chip Mocaf(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2012-10) Nurhasanah, Ana; Nuryawati, Titin; Harsono, Harsono; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prototipe mesin pemipil jagung berkelobot (tanpa kupas kulit) dan melakukan uji kinerja mesin baik dari aspek teknis dan ekonomi. Pengembangan prototipe mesin dilakukan dengan memodifikasi mesin pemipil jagung yang sudah direkayasa sebelumnya oleh BBP Mektan. Modifikasi dilakukan pada bagian ayakan getar (sudut kemiringan, lubang ayakan, dan panjang langkah eksentrik), dan putaran blower pembersih. Pengujian dilaksanakan di sentra produksi jagung di Lampung dengan varietas jagung Bisi-816 dan Bisi-2, dimana ukuran dimensi tongkol jagungnya berbeda. Hasil uji lapang memperlihatkan bahwa kinerja mesin pemipil jagung berkelobot secara teknis cukup baik dan secara ekonomi menguntungkan karena dapat menekan biaya pengupasan kelobot dan penjemuran tongkol jagung. Kapasitas kerja pemipilan dipengaruhi oleh kadar air jagung dan ukuran dimensi tongkol jagung. Pemipilan jagung varietas Bisi-816 dengan kadar air awal 34% dan ukuran tongkolnya lebih kecil diperoleh kapasitas kerja pemipilan sebesar 884 kg/jam, dengan tingkat kebersihan 98 %, tingkat kerusakan biji 3,4%, dan konsumsi bahan bakar 0,96 l/jam. Sedangkan pemipilan jagung varietas Bisi-2, dengan kadar air awal 26%, dengan ukuran tongkol lebih besar diperoleh kapasitas kerja sebesar 1.213 Kg/jam; dengan tingkat kebersihan 99 %, tingkat kerusakan biji 1,0% dan konsumsi bahan bakar 0,90 l/jam. Besarnya biaya operasional mesin adalah Rp 35/kg jagung pipil. Besarnya nilai B/C rasio dan BEP berturut-turut adalah 1,14 dan 1,62 tahun. Penggunaan mesin tersebut dapat memberikan keuntungan secara ekonomi jika luas cakupan lahan tanaman jagung minimal seluas 25 ha per musim, dengan jumlah musim tanam per tahun minimal dua kali.
- ItemPengembangan Unit Alsin Composting dalam proses Pengolahan Kompos Limbah Pertanian(BPTP Jambi, 2008) Harmanto; Nurhasanah, Ana; Wiyono, Joko; Rahmarestia, Elita; BPTP JambiIndonesia mempunyai potensi limbah pertanian (jerami, blothong jagung, molase, limbah sawit, rumput ilalang dll) yang cukup melimpah dan pada saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah pertanian ini dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik dengan proses dekomposisi untuk mendapatkan beberapa manfaat sekaligus memecahkan masalah. Pengolahan limbah pertanian dapat menanggulangi masalah pencemaran lingkungan sedangkan pupuk organik yang dihasilkan dapat mengatasi masalah kelangkaan pupuk. Penelitian ini bertujuan melakukan pengkajian proses pengkomposan limbah pertanian untuk perbaikan disain unit alsin pembuat kompos (composting) sehingga dapat memudahkan dan meningkatkan produksi serta efisiensi pengolahan kompos.
- ItemRekayasa dan Pengujian Reaktor Biogas Skala Kelompok Tani Ternak(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2006-04) Widodo, Teguh Wikan; Asari, Ahmad; Nurhasanah, Ana; Wijaya, Elita Rahmarestia; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianTeknologi biogas telah berkembang sejak lama namun aplikasi penggunaannya sebagai sumber energi alternatif belum berkembang secara luas. Beberapa kendala antara lain yaitu kekurangan technical expertise, reaktor biogas tidak berfungsi akibat bocor/ kesalahan konstruksi, disain tidak user friendly, penanganan masih secara manual dan biaya konstruksi yang mahal. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan reaktor biogas skala kelompok tani ternak. Reaktor didesain dengan kapasitas 18 m3 untuk menampung kotoran sapi sebanyak 10–12 ekor. Berdasarkan perhitungan disain, reaktor mampu mengahasilkan biogas sebanyak 6 m3/ hari. Produksi gas metana dipengaruhi oleh C/N rasio input (kotoran ternak), residence time, pH, suhu dan toxicity. Suhu digester berkisar 25–27oC dan pH 7–7,8 menghasilkan biogas dengan kandungan gas metana (CH4) sekitar 77%. Penggunaan lampu penerangan diperlukan biogas 0.23 m3/jam dengan tekanan 45 mmH2O dan untuk kompor gas diperlukan biogas 0.30 m3/jam dengan tekanan 75 mmH2O. Analisa dampak lingkungan dari lumpur keluaran dari reaktor biogas menunjukkan penurunan COD sebesar 90% dari kondisi bahan awal dan pebandingan BOD/COD sebesar 0,37 lebih kecil dari kondisi normal limbah cair BOD/COD=0,5. Analisa unsur utama N, P dan K menunjukkan hasil yang hampir sama dengan pupuk kompos (referensi).
- ItemUji Kinerja Alsin Pengering Bahan Bakar Sekam Termodifikasi (Studi Kasus di Muara Telang Sumatera Selatan)(BPTP Jambi, 2008) Nurhasanah, Ana; Harmanto; Wiyono, Joko; Rahmarestia, Elita; BPTP JambiSekam masih merupakan limbah (hasil samping) penggilingan padi yang belum dimanfaatkan secara optimal padahal sekam merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang sangat potensial. Tungku sekam merupakan alat pembangkit energi dari sekam untuk pengering gabah tipe bak terbuka telah dikembangkan oleh Balai Besar Penelitian Padi (Balitpa), Sukamandi. Dalam pengoperasiannya, kinerja tungku sangat tergantung pada operator terlebih apabila letak tungku ini terintegrasi dengan unit penggilingan padi. Pengumpanan sekam masih dilakukan secara manual dan pengaturan panas pada tungku dirasakan masih sulit dikontrol. Untuk itu perlu dilakukan introduksi hasil modifikasi tungku yang dapat meningkatkan kinerja tungku ini yang telah dilakukan oleh Balai Besar Pengembangan (BBP) Mektan, Serpong. Tujuan penelitian ini adalah melakukan introduksi tungku sekam hasil modifikasi yang sudah dikembangkan tersebut diatas, terutama pada desain tungku sekam, perbaikan tata letak dengan unit penggilingan padi dan sistem pengumpanan sekamnya.