Browsing by Author "Nurfaizin"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
- ItemMineral blok dari daun kelor(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2018) Nurfaizin; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku
- ItemPembuatan jamu ternak(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku, 2019) Nurfaizin
- ItemPengaruh Pengolahan Terhadap Kadar Vitamin C Pada Beberapa Komoditas(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Nurfaizin; Ratnawaty, Fauzia; Mustaha, Muhammad Alwi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengolahan terhadap kandungan vitamin C pada tomat, cabai merah, jambu biji, dan nanas. Terdapat 4 (empat) perlakuan yang dilakukan, yaitu buah segar dipotong besar, buah segar dipotong kecil, buah dipotong besar + blansing 80oC selama 5 menit, dan buah dipotong kecil + blansing 80oC selama 5 menit. Metode yang digunakan adalah titrasi iodimetri dengan prinsip titrasi redoks. Kadar vitamin C tomat yang diperoleh pada penelitian ini berkisar antara 50,75-58,33 mg/100 gram, cabai merah 51,14 - 119,23 mg/100 gram, jambu biji 42,49 -117,77 mg/100 gram, dan nanas 17,33-43,58 mg/100 gram. Beberapa tahap pengolahan seperti penyimpanan, pemotongan dan penggilingan (menggunakan blender) dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kadar vitamin C dari sampel.
- ItemPeranan Tanaman Gamal Sebagai Pakan Ternak Ruminansia Kecil(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Nurfaizin; Matitaputty, Procula R; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuTernak ruminansia kecil memiliki keunggulan yaitu mudah dipelihara dengan memanfaatkan pakan hijauan.Ketersediaan hijauan pada saat musim kemarau dan kering terbatas, sehingga menjadi masalah umum dalam peternakan rakyat. Kebutuhan hijauan untuk pakan ternak terus meningkat seiring dengan peningkatan populasi ruminansia kecil karena usaha peternakan ruminansia kecil misalnya kambing dan domba memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan.Solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menanam hijauan yang tahan terhadap segalacuaca dengan produktivitas tinggi, misalnya adalah tanaman gamal. Gamal merupakan tanaman berkayu yang mudah ditemui karena mudah tumbuh dan biasanya dimanfaatkan sebagai pagar hidup di lingkungan pedesaan. Daun gamal memiliki nutrisi yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan oleh ternak.
- ItemProduktivitas Biomassa Sorgum Batang Manis Yang Memperoleh Biourin Sebagai Sumber Pakan Hijauan Untuk Ternak Sapi(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Dinata, Anak Agung Ngurah Badung Sarmuda; Nurfaizin; Ridwan; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuSuatu penelitian dilakukan untuk mengetahui produktivitas biomassa sorgum batang manis yang memperoleh biourin sebagai sumber pakan hijauan untuk ternak sapi. Penelitian dilakukan di taman agro inovasi pertanian BPTP-Bali selama 95 hari. Tanaman sorgum yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas RIO. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 3 perlakuan dan 15 ulangan. Adapun perlakuan yang diberikan adalah : tanaman sorgum diberi pupuk biourin 1 liter (S1), tanaman sorgum diberi pupuk biourin 1 liter + kompos 250 gram/pohon (S2) dan tanaman sorgum diberi pupuk kompos 500 gram/pohon (S3). Parameter yang diamati meliputi : (1) berat biomassa segar dan (2) berat biomassa kering udara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat biomassa segar dan kering pada tanaman sorgum yang memperoleh perlakuan P1 paling tinggi yakni masing-masing sebesar 683,67 dan 226,41 gram/pohon. Produksi biomassa tersebut bisa digunakan sebagai sumber pakan hijauan untuk 23,98 ekor sapi/ha/tahun yang memiliki bobot badan rata-rata 250 kg. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tanaman sorgum yang memperoleh biourin memiliki produktivitas biomassa yang paling tinggi untuk dijadikan sumber pakan hijauan pada sapi. Dapat direkomendasikan bahwa pemberian biourin 1 liter/pohon pada tanaman sorgum dapat meningkatkan produktivitas dalam upaya untuk memenuhi ketersediaan pakan hijauan pada ternak sapi.
- ItemRespon Petani Terhadap Kegiatan Pemberdayaan Model Demfarm Padi Di Kabupaten Seram Bagian Barat(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Mahu, Hamid; Nurfaizin; Watkaat, Florentina; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Malukusawah dan agroekologi lahan kering disebabkan oleh tidak tersedianya varietas unggul spesifik lokasi dan penerapan teknik budidaya yang sederhana. Petani masih menggunakan varietas lokal bermutu rendah yang digunakan secara berulang-ulang. Teknik budidaya yang diterapkan oleh petani setempat selalu mengikuti kebiasaan mereka dari tahun ke tahun tanpa menerapkan teknologi inovatif sehingga produksi yang dicapai tetap rendah. Salah satu cara mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan teknologi spesifik lokasi dengan pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT). PTT dilaksanakan melalui pemberdayaan petani dalam bentuk demonstration farmer (denfarm) sehingga terjadi pada proses transfer teknologi diharapkan memberikan respon atau tanggapan dari petani. Berdasarkan pengkajian diketahui bahwa petani memiliki persepsi yang tingi, motivasi yang sedang dan rendah, dan partisipasi yang sedang terhadap kegiatan denfarm PTT padi di Kabupaten Seram Bagian Barat.
- ItemUPAYA PERBAIKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DAGING ITIK MELALUI PERSILANGAN ENTOG DENGAN ITIK(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Matitaputty, Procula R.; Nurfaizin; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratPeranan itik lokal di Maluku baru sebatas sebagai sumber penghasil telur, sedangkan dagingnya belum banyak dimanfaatkan. Itik potong yang dijual berasal dari itik petelur jantan atau betina afkir. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan, produksi daging ternak itik, entog dan hasil persilangan (entog dan itik) serta efek heterosis. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan (jenis itik) dan masing-masing perlakuan 5 ulangan. Penelitian menggunakan d.o.d itik, entog dan hasil persilangan, sebanyak 75 ekor yang terdiri atas 25 ekor itik; 25 ekor entog dan 25 ekor hasil persilangan. Umur pemeliharaan sampai pemotongan selama 12 minggu. Hasil penelitian menujukkan bahwa Pemeliharaan selama 12 minggu, pertambahan bobot badan akhir ternak itik (1.332,47g); entog (1.894,70g) dan hasil persilangan (1.584,56g). Untuk bobot karkas entog sebarat 1.499,33g (45%) paling tinggi (p<0.05), dibandingkan itik 800,00g (24%) dan hasil persilangan, sementara hasil persilangan 1.005,12 (31%) lebih tingg (p<0.05) dibandingkan itik. Persentase potongan karkas bagian dada, paha, punggung dan sayap terjadi perbedaan nyata antar jenis ternak, entog lebih tinggi (p<0.05) dibandingkan dengan hasil persilangan dan itik, begitu pula hasil persilangan lebih tinggi (p<0.05) dari itik. Nilai heterosis pada ukuran tubuh ternak persilangan terhadap tetua murni menunjukkan nilai positif, pada bagian panjang punggung, panjang sayap, dan panjang tibia dengan persentase tinggi, sedangkan lebar paruh, panjang sternum, dan lebar dada memiliki nilai lebih kecil. Ukuran-ukuran tubuh ternak ini sangat menunjang pertumbuhan ternak potong, dan sebagai tempat melekatnya otot daging bagi ternak tersebut.