Browsing by Author "Nurbani"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
- ItemDukungan Inovasi Pertanian Di Kabupaten Nunukan Di Kawasan Perbatasan Kalimantan Utara(BPTP KALTIM, 2017) Nurbani; Amin, Muhammad; Hidayanto, Muhamad; Banu P, Wawan; Rizal Ramdani, Dadang; BPTP KALTIMPembangunan pertanian yang berkelanjutan pada prinsipnya adalah pengelolaan sumberdaya alam yang mengarah pada upaya perbaikan mutu hasil pertanian, peningkatan kesejahteraan petani, dan perbaikan lingkungan hidup. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka perlu diterapkan suatu sistem usaha tani yang terpadu, dengan mengoptimalkan segenap potensi yang ada. Pendampingan inovasi pertanian di kawasan perbatasan Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan yaitu pendampingan komoditas padi adan, yang mana padi tersebut merupakan komoditi yang sangat terkenal di kawasan perbatasan terutama di negara tetangga Malaysia dan Brunai Darussalam. Padi adan ini sudah biasa ditanam secara turun temurun oleh masyarakat perbatasan (dayak) dan telah mendapat sertifikasi indek geografis (SIG). Padi adan termasuk padi lokal krayan, berumur panjang Ā± 6 bulan, rasa nasi pulen dan aromatik, produktivitasnya rendah sekitar 1,5- 2 ton GKP/ha. Teknologi budidaya padi yang diusahakan oleh petani masih sangat sederhana. Dukungan inovasi pertanian di Kabupaten Nunukan di kawasan perbatasan Kalimantan Utara bertujuan : (1). Penerapan model usahatani padi adan pada lahan sawah tadah hujan dataran tinggi untuk meningkatkan pendapatan petani, (2). Penerapan pola tanam jawor 2:1 padi adan melalui inovasi teknologi, berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hasil demplot kegiatan dukungan inovasi pertanian antara lain: (1).Dukungan inovasi teknologi pertanian di wilayah perbatasan Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan adalah pendampingan komoditas padi adan organik yang dilakukan di 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan Krayan Induk, Krayan Barat dan Krayan Timur masing-masing 15 (lima belas) orang petani pelaksana, dengan masing-masing luas tanam 1 (satu) ha dengan pola tanam jajar legowo 2:1 (20:40) x 10 cm. (2). Pendampingan dan bimbingan teknis (bimtek) telah dilakukan yaitu bimtek pembuatan pupuk organik dengan mengunakan MOL (Mikro Organisme Lokal), serta pestisida nabati dengan mengunakan akar tuba. (3). Hasil pendampingan demplot dukungan inovasi teknologi pertanian (Jarwo) di Kecamatan Krayan Induk pertumbuhan vegetatif yaitu rata-rata tinggi tanaman 151,87 cm, jumlah anakan 13,20, jumlah anakan produktif 12,53. Sedangkan cara petani rata-rata tinggi tanaman padi adan 110,53 cm, jumlah anakan 9,20 dan jumlah anakan produktif 8,07. Begitu pula di Kecamatan Krayan Barat rata-rata pertumbuhan vegetatif (jarwo) tinggi tanaman padi adan 166,27 cm, jumlah anakan 12,00 dan jumlah anakan produktif 11,73 berbanding cara petani tinggi tanaman 147,27 cm, jumlah anakan 7,53 dan jumlah anakan produktif 7,40. Di Kecamatan Krayan Timur rata-rata pertumbuhan vegetatif (jarwo) tinggi tanaman 135,80 cm, jumlah anakan 11,13 dan jumlah anakan produktif 10,20 berbanding cara petani rata-rata tinggi tanaman padi 114,87 cm, dengan jumlah anakan 6,07 dan jumlah anakan produktif 5,67. (4). Berdasarkan analisa usahatani padi adan antara demplot dibandingkan cara petani non demplot, dengan penambahan biaya produksi sebesar Rp. 2.100.000,- dapat meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp. 15.540.000,- atau 60,29 % (5). Penerapan jajar legowo 2:1 dapat meningkatkan produktivitas GKP rata-rata sebesar 800 kg atau 53,33 %, dari 1500 kg/ha menjadi 2.300 kg.ha. (6). Jika produktivitas rata-rata meningkat sebesar 800 kg GKP/ha dengan luas lahan sawah di Kecamatan Krayan 3.466 ha, maka terjadi peningkatan sebesar 2.773 ton GKP atau setara dengan beras sebesar 1.747 ton.
- ItemMengenal Tanaman Jarak Pagar(BPTP KALTIM, 2007) Chary Septiadi, Muhammad; Nurbani; Rahmad Abadi, Farid; BPTP KALTIM
- ItemPengelolaan Sumberdaya Genetik Terkoleksi dan Terdokumentasi(BPTP Kaltim, 2017) Sumarmiyati; Handayani, Fitri; Nurbani; Fiana, Yossita; Pebriyadi, Bachrian; Hidayanto, Muhamad; BPTP Kaltim
- ItemPerbenihan Lada(BPTP KALTIM, 2017) Nurbani; Setyono; Pangeran, Junaedi Saputra; BPTP KALTIMTanaman lada (Piper nigrum L) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomis tinggi. Tanaman ini dapat mulai berbuah pada umur tanaman berkisar antara 2-3 tahun. Di Kalimantan Timur komoditas ini banyak diusahakan petani dalam bentuk perkebunan kecil yang diusahakan secara turun temurun dengan padat tenaga kerja. Tanaman lada dapat diperbanyak secara generatif dengan biji, dan vegetatif dengan setek. Perbanyakan menggunakan setek lebih praktis, efisien dan bibit yang dihasilkan sama dengan sifat induknya. Untuk menghasilkan tanaman lada yang dapat tumbuh baik pada tanaman penegak, sebaiknya menggunakan bahan tanaman yang berasal dari sulur panjat. Setek lada dari sulur panjat yang baik diperoleh dari tanaman lada yang belum berproduksi pada umur fisiologis bahan setek 6-9 bulan, pohon induk dalam keadaan pertumbuhan aktif dan tidak berbunga atau berbuah. Setek tidak boleh terlalu tua atau terlalu muda dan diambil dari sulur yang belum menjadi kayu. Bibit lada yang terlalu tua pertumbuhannya tidak baik, sedang yang terlalu muda tidak kuat. Bahan tanaman untuk bibit sebaiknya berasal dari tanaman yang tumbuh kuat, daunnya berwarna hijau tua, tidak menunjukkan gejala kekurangan hara dan tidak memperlihatkan gejala serangan hama dan penyakit. Bahan tanaman tersebut dapat diambil dari kebun perbanyakan yang sudah dipersiapkan atau dari kebun produksi yang masih muda serta telah disertifikasi. Kegiatan perbenihan lada bertujuan melakukan produksi perbenihan lada varietas Malonan sebanyak 17.000 bibit, dengan keluaran yang diharapkan di dapatkannya bibit lada yang berkualitas, sehat dan berproduksi tinggi. Kata kunci: Perbenihan Lada, Verietas Malonan, Lahan Kering
- ItemPOTENSI PENGEMBANGAN TANAMAN PADI LAHAN PASANG SURUT DI KABUPATEN BULUNGAN(Balai Pengunjian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa, 2007) Nurbani; Sriwulan P. Rahayu; Dhyani Nastiti.PKabupaten Bulungan mempunyai luas wilayah 18.010,50 kmĀ² dengan jumlah penduduk sebesar 40.398 jiwa terdiri atas 30.072 laki-laki dan 10.326 perempuan. Pola hujan termasuk ke dalam pola A (pola curah hujan tunggal), B (curah hujan bulanan sedikit berfluktuasi), dan C (pola curah hujan ganda), termasuk kedalam zona iklim A (daerah beriklim hujan tropis). Lahan pasang surut di kabupaten Bulungan termasuk katagori tipe luapan A dan B utamanya yang dekat dengan daerah aliran sungai, sedangkan yang lebih atas umumnya telah mengarah ke tipe luapan C dan D. Penggunaan lahan pertanian terutama untuk lahan sawah seluas 6.354 ha terdiri atas irigasi setengah teknis 30 ha, irigasi sederhana 90 ha, irigasi desa/non PU 637 ha, tadah hujan 3.235 ha, dan pasang surut 2.862 ha. Dari luas lahan sawah 6.354 ha pada tahun 2005 hanya 3.349 ha ditanami padi sawah, sehingga masih ada 3.005 ha lahan sawah yang tidak dimanfaatkan. Sistem budidaya yang dilakukan petani umumnya masih secara tradisional, penanaman padi dilakukan 1 - 2 kali setahun tergantung pada tipe luapan. Padi yang ditanam adalah varietas IR 64 dan pada umumnya petani menanam varietas lokal. Benih padi umumnya masih menggunakan produksi sendiri ataupun hasil tukar dengan petani lain, sehingga kemurnian dan kualitas rendah akibatnya hasil yang diperoleh belum optimal. Dengan kondisi demikian maka produksi gabah yang dihasilkan masih rendah yaitu 19,19 ku/ha. Untuk peningkatan produktivitas perlu perbaikan tata air, pengolahan tanah, pemupukan dan ameliorasi. Untuk meningkatkan produksi padi di wilayah ini, ekstensifikasi lahan masih bisa dilakukan perlu didukung oleh kebijakan pemerintah melalui program transmigrasi