Browsing by Author "Novarianto, Hengky"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemPOTENSI PENGEMBANGAN KELAPA PUAN KALIANDA (KPK)(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Maskromo, Ismail; Novarianto, Hengky; Djufry, Sudarsono Fadjry; M. Syakir; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungKelapa Puan atau Kelapa Kopyor adalah salah satu di antara kelapa eksotik yang merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman yang diduga merupakan hasil mutasi alami ini, ditemukan dalam jumlah yang terbatas di beberapa sentra produksi kelapa di Indonesia. Ciri khusus jenis kelapa eksotik terletak pada buahnya, yaitu memiliki daging buah yang lunak, dan cenderung lepas dari tempurungnya. Pemanfaatan daging buah puan saat ini, selain dikonsumsi segar juga sebagai bahan baku es krim. Harga buah kelapa ini yang relatif tinggi, yaitu mencapai sepuluh kali lipat dari buah kelapa biasa, memberikan peluang pengembangannya untuk meningkatkan nilai tambah yang diperoleh petani kelapa. Pada tahun 2010 telah dirilis tiga varietas kopyor tipe Genjah asal Pati, Jawa Tengah, kemudian diikuti pelepasan varietas tipe Dalam pada tahun 2016, yaitu varietas Kelapa Puan Kalinda asal Lampung Selatan. Keunggulan Kelapa Puan Kalianda terletak pada ukuran buahnya yang relatif besar, kuantitas endosperm yang tinggi serta kandungan lemak tak jenuh dan asam laurat yang relatif tinggi, dibanding kelapa Genjah kopyor Pati. Dua produk utama yang dihasilkan tanaman heterozigot Kelapa Puan Kalianda adalah buah puan dan benih atau cikal. Potensi produksi buah puan kurang lebih 25 %, sedangkan potensi benih sebanyak 50 % dari jumlah buah total pertandan. Dari rata-rata jumlah buah 8 butir pertandan akan dihasilkan 2 butir kelapa puan dan 4 butir benih. Pada luasan 1 ha lahan dengan jumlah tanaman 164 pohon (jarak dan sistem tanam 8 m x 8 m segitiga) dan menghasilkan 12 tandan per pohon pertahun, akan diperoleh buah puan sebanyak 3.936 butir dan benih puan sebanyak 7.872 butir. Jika harga perbutir puan Rp. 25.000 maka pendapatan perhektar pertahun dari buah puan adalah 3.936 butir x Rp. 25.000,- = Rp. 78.720.000. Jika 80 % dari benih tumbuh menjadi cikal sebanyak 6.297 cikal dengan harga Rp.15.000/cikal akan diperoleh pendapatan sebesar Rp. 94.745.000,-. Total pendapatan kotor per hektar pertahun dari kebun produksi buah dan benih puan sebasar Rp. 173.465.000,-. Potensi pengembangan Kelapa Puan Kalianda di Indonesia cukup besar. Kebutuhan buah puan hingga saat ini belum terpenuhi, karena keterbatasan jumlah tanaman di lapang. Selain untuk kebutuhan lokal, produk daging buah puan berpotensi untuk ekspor. Syarat tumbuh dan kesesuaian lahan untuk pengembangan kelapa puan relatif tidak berbeda dengan tanaman kelapa pada umumnya. Ketersediaan benih Kelapa Puan Kalianda di Lampung Selatan saat ini cukup untuk pengembangan pada lahan seluas 75-100 ha pertahun. Pengembangan kelapa puan secara luas dalam bentuk kebun produksi buah puan sekaligus sebagai kebun sumber benih kelapa puan, diharapkan akan dapat meningkatkan produksi buah puan untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.
- ItemPOTENSI PENGEMBANGAN KELAPA PUAN KALIANDA (KPK)(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Maskromo, Ismail; Novarianto, Hengky; Djufry, Fadjry; Balai Pengkajian Teknologi PertanianKelapa Puan atau Kelapa Kopyor adalah salah satu di antara kelapa eksotik yang merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman yang diduga merupakan hasil mutasi alami ini, ditemukan dalam jumlah yang terbatas di beberapa sentra produksi kelapa di Indonesia. Ciri khusus jenis kelapa eksotik terletak pada buahnya, yaitu memiliki daging buah yang lunak, dan cenderung lepas dari tempurungnya. Pemanfaatan daging buah puan saat ini, selain dikonsumsi segar juga sebagai bahan baku es krim. Harga buah kelapa ini yang relatif tinggi, yaitu mencapai sepuluh kali lipat dari buah kelapa biasa, memberikan peluang pengembangannya untuk meningkatkan nilai tambah yang diperoleh petani kelapa. Pada tahun 2010 telah dirilis tiga varietas kopyor tipe Genjah asal Pati, Jawa Tengah, kemudian diikuti pelepasan varietas tipe Dalam pada tahun 2016, yaitu varietas Kelapa Puan Kalinda asal Lampung Selatan. Keunggulan Kelapa Puan Kalianda terletak pada ukuran buahnya yang relatif besar, kuantitas endosperm yang tinggi serta kandungan lemak tak jenuh dan asam laurat yang relatif tinggi, dibanding kelapa Genjah kopyor Pati. Dua produk utama yang dihasilkan tanaman heterozigot Kelapa Puan Kalianda adalah buah puan dan benih atau cikal. Potensi produksi buah puan kurang lebih 25 %, sedangkan potensi benih sebanyak 50 % dari jumlah buah total pertandan. Dari rata-rata jumlah buah 8 butir pertandan akan dihasilkan 2 butir kelapa puan dan 4 butir benih. Pada luasan 1 ha lahan dengan jumlah tanaman 164 pohon (jarak dan sistem tanam 8 m x 8 m segitiga) dan menghasilkan 12 tandan per pohon pertahun, akan diperoleh buah puan sebanyak 3.936 butir dan benih puan sebanyak 7.872 butir.
- ItemTeknologi Budi Daya dan Pascapanen Sagu(IAARD Press, 2014) Syakir, Muhammad; Novarianto, Hengky; Lay, Abner; Mashud, Nurhaini; Barlina, Rindengan; Karouw, Steivie; Hosang, Meldy L.A.Sagu merupakan salah satu komoditas perkebunan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Walaupun sagu belum dibudidayakan seperti halnya tanaman perkebunan lainnya, produktivitas sagu dapat ditingkatkan melalui sentuhan teknologi. Penerapan teknologi yang tepat dan lebih baik, seperti penggunaan varietas unggul, budi daya yang baik mulai dari penyediaan bahan tanaman, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, rehabilitasi hamparan hutan sagu, sampai panen dan pengolahan hasil berpotensi meningkatkan produktivitasnya menjadi 15-20 t/ha. Sagu mengandung karbohidrat yang cukup penting dan menempati urutan keempat setelah ubi kayu, jagung, dan ubi jalar. Keunggulan pati sagu yang tidak dimiliki pati dari tanaman lain yaitu pada keadaan basah dengan kadar air sekitar 33 % dapat tahan disimpan selama 2- 3 bulan. Ditinjau dari kandungan gizinya, sagu tergolong berkadar protein rendah, namun daya terima sagu sebagai bahan substitusi pada beberapa produk makanan olahan (snack, noodles, gel dan lain-lain) cukup baik. Ini menunjukkan bahwa potensi sagu dapat ditingkatkan melalui teknologi pengolahan makanan. Dari sagu juga dapat diperoleh produk energi terbarukan etanol dan biogas serta produk-produk lainnya seperti biodegradable plastic, pupuk organik, dan herbisida organik.
- ItemTeknologi Unggulan Kelapa : Budidaya Pendukung Varietas Unggul(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2007) Mahmud, Zainal; Novarianto, Hengky; Barlina, Rindengan; Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan