Browsing by Author "Novalinda, Dewi"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
- ItemANALISA MUTU FISIK GABAH LAHAN PASANG SURUT MELALUI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Asni, Nur; Novalinda, Dewi; BPTP JambiPermintaan gabah dan beras berkualitas semakin meningkat seiring dengan tercapainya swasembada pangan dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Konsumen menghendaki beras dengan mutu yang bagus dan rasa nasi yang enak, sementara itu produsen menginginkan rendemen beras giling yang tinggi. Hal ini membuat mutu gabah dan beras merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Penerapan prinsip-prinsip Good Handling Practices (GHP) dapat menghasilkan mutu gabah yang tinggi melalui penerapan teknologi, sistem dan cara panen yang tepat, penggunaan mesin perontok, teknologi pengeringan (sinar matahari dan alat pengering), dan teknologi penyimpanan (cara dan lama penyimpanan), dengan tujuan utama meningkatkan kualitas dan menekan susut hasil. Tujuan kegiatan ini adalah : 1)untuk melihat dan mengetahui kualitas gabah yang dihasilkan oleh petani dilahan pasang surut dan 2)mendapatkan gabah yang berkualitas memenuhi standar mutu perdagangan, melalui penerapan teknologi penanganan panen dan pascapanen yang baik dan benar (GHP).Pengkajian dilaksanakan di salah satu daerah sentra produksi padi di lahan pasang surut yaitu Desa Marga Mulya Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi pada tahun anggaran 2015. Proses pengkajian dilakukan dengan pendekatan melalui penerapan inovasi penanganan pascapanen (teknologi penanganan panen, perontokan dan pengeringan) dengan prinsip-prinsip GHP ditingkat petani sehingga petani dapat menerapkan teknologi di lapangan dan padi yang dihasilkan berkualitas memenuhi standar mutu, mempunyai daya saing, dan susut hasil dapat ditekan. Analisa mutu gabah dihitung dengan menganalisa mutu fisik gabah yang sesuai dengan standar mutu SNI 01-6128-2008. Hasil kajian memperlihatkan bahwa analisa mutu gabah yang dihasilkan dengan cara penanganan GHP memperoleh mutu 1 dengan kadar air gabah 13.9%, gabah hampa 1.4%, butir rusak 0.6%, butir mengapur 1.9%, butir merah 0.6% dan benda asing/kotoran 0.2%. Dari hasil kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan inovasi pascapanen dengan prinsip-prinsip GHP dapat meningkatkan kualitas gabah dilahan pasang surut. Hasil kajian diharapkan dapat dimanfaatkan oleh petani padi, terutama untuk mengatasi permasalahan di lapangan dan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
- ItemKeamanan Pangan pada Pasca Panen Sayuran(BPTP Jambi, 2008) Yanti, Linda; Novalinda, Dewi; BPTP JambiSaat ini peningkatan produksi pertanian dituntut untuk mempertahankan faktor keamanan pangan disamping faktor mutu. Sayuran sebagai produk pertanian mengalami perjalanan panjang sebelum sampai ke konsumen. Selama ini dalam perjalanan tersebut ada kemungkinan sayuran mengalami berbagai pengaruh lingkungan yang dapat berakibat pada kerusakan dan cemaran, sehingga dapat menurunkan mutu dan nilai gizi dan yang paling fatal berakibat terhadap kesehatan manusia. Oleh sebab itu perlu mengimplementasikan aturan keamanan pangan secara menyeluruh dan total agar dapat menjamin keamanannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Dalam konsep keamanan pangan ; kriteria aman adalah apabila bebas dari cemaran/kontaminasi sesuai dengan standar keamanan pangan yang sudah ditetapkan. Sayuran dikonsumsi dalam keadaan segar, maka dari itu faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap keamanan pangan pada sayuran antara lain penanganan pasca panen, jenis kontaminasi dan cara pengendaliannya harus diperhatikan.
- ItemPengolahan kopra Berkualitas dengan rumah Pengering Plastik(BPTP Jambi, 2008) Asni, Nur; Novalinda, Dewi; Suheiti, Kiki; BPTP JambiDalam skala industri besar dan menengah, minyak kelapa umumnya diolah dari bahan baku kopra. Kualitas minyak kelapa yang dihasilkan sangat ditentukan oleh kualitas kopra. Petani kelapa umumnya di Provinsi Jambi mengolah kopra dengan cara pengasapan langsung atau pengeringan dengan sumber panas api. Cara ini menghasilkan kopra yang masih dibawah standar mutu dengan kadar air yang cukup tinggi sekitar 15-25% sehingga mudah kena serangan mikroorganisme, berwarna coklat sampai coklat kehitaman dan berbau asap. Untuk menghasilkan kopra yang berkualitas BPTP Jambi telah melakukan pengkajian teknologi pengolahan kopra dengan menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi yaitu berupa “rumah pengering plastik”dengan atap dan dinding dari plastik transparan. Teknologi ini menghasilkan kopra yang memenuhi standar mutu dan dikenal dengan “kopra putih”yang berkadar air rendah yaitu 5-8%, mengandung minyak sekitar 63%, asam lemak bebas 0.5%-1% dan berwarna putih sampai putih kekuningan. Pengkajian ini dilakukan di daerah sentra produksi kelapa Kecamatan Muaro Sabak Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun anggaran 2006.
- ItemTeknologi Pembekuan Lateks Dengan Deorub(BPTP Jambi, 2010) Novalinda, Dewi; BPTP JambiSebagian besar petani karet di Indonesia membuat bahan olahan karet (bokar) masih menggunakan bahan pembeku yang dapat merusak mutu karet seperti cuka para, TSP dan tawas.
- ItemTeknologi Pengolahan Gula Kelapa(BPTP Jambi, 2010) Novalinda, Dewi; BPTP JambiGula kelapa adalah gula yang dihasilkan dari penguapan nira pohon kelapa. Nira kelapa diperoleh dengan memotong bunga betina yang belum matang, dari ujung bekas potongan akan menetes cairan nira yang mengandung gula pada konsentrasi 7,5 sampai 20,0 %.
- ItemTEKNOLOGI PENGOLAHAN SUKUN SEBAGAI SUMBER PANGAN ALTERNATIF PENDAMPING BERAS DI PROVINSI JAMBI(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2-05-31) Yanti, Linda; Novalinda, Dewi; BPTP JambiSukun (Artocarpus altilis) mempunyai peluang sebagai pangan alternatif dalam rangka menunjang ketahanan pangan. Potensi lain dari sukun yang telah ditemukan sebagai pendamping pangan pokok beras adalah waktu panen yang cukup panjang. Saat bahan pangan lainnya dalam keadaan paceklik karena baru melalui periode musim kemarau, pohon sukun tetap berbuah sehingga keadaan seperti ini dapat membantu kehidupan ekonomi petani/masyarakat pedesaan. Di Provinsi Jambi, sukun termasuk salah satu tanaman yang dikembangkan dalam program percepatan penganekargaman konsumsi pangan pada periode 3 tahun terakhir. Namun demikian untuk penyimpanan sukun sebagai sumber pangan perlu ditangani dengan baik agar dapat disimpan lama dan dapat tersedia setiap waktu serta tetap stabil mutunya saat dikonsumsi. Oleh karena itu dengan menerapkan teknologi pascapanen dan pengolahan, sukun dapat dibuat dalam bentuk produk seperti tepung, gaplek dan pati sebagai bahan baku pangan serta diolah dalam berbagai produk yang berdaya saing dengan sajian menarik. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan pemikiran dan ulasan terkait potensi sukun sebagai sumber pangan alternatif dari manfaatnya, penanganan panen dan pascapanen dan produk olahan yang berdaya saing berbasis pada teknologi inovatif yang sudah dihasilkan selama ini. Tulisan ini merupaka review dari berbagai bahan kajian dan dokumen yang terkait dengan pemanfaatan sukun terutama yang telah dilakukan di Jambi.
- ItemTeknologi Pengolahan Susu Kedelai Berkualitas(BPTP Jambi, 2010) Novalinda, Dewi; BPTP JambiSusu kedelai adalah cairan hasil ekstrasi protein biji kedelai dengan menggunakan air panas. Susu kedelai berwarna putih seperti susu, dan bergizi tinggi mengandung protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin. Dalam pelaksanaan pembuatan susu kedelai, teknologinya sangat sederhana, peralatan yang dibutuhkan seadanya dan mudah dipahami teknik pembuatannya.
- ItemTumpangsari Tanaman Jahe secara Organik diantara Karet Muda(BPTP Jambi, 2006) Mildaerizanti; Novalinda, Dewi; BPTP JambiKonsumsi obat tradisional yang berbahan baku tanaman cenderung semakin meningkat, baik di dalam maupun di luar negeri sebagai akibat semakin mahalnya beberapa jenis bahan obar yang terbuat dari bahan kimia atau bahan sistesis lainnya.
- ItemUsaha Sayuran Sehat di Dataran Rendah(BPTP Jambi, 2007) Nugroho, Hery; Novalinda, Dewi; BPTP Jambi