Browsing by Author "Noflindawati"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemPengaruh Kadar Lengas Media terhadap Pertumbuhan Pepaya di Persemaian(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Noflindawati; Budiyanti, Tri; Dewi, Fatria; BPTP JambiPepaya merupakan tanaman herbaceus dimana sebagian besar bagian tanamannya terdiri dari air. Besarnya kebutuhan air setiap fase pertumbuhan selama siklus hidupnya tidak sama. Hal ini berhubungan langsung dengan proses fisiologis, morfologis dan kombinasi kedua faktor di atas dengan faktor-faktor lingkungan.Tanaman pepaya merupakan tanaman yang membutuhkan air sekaligus rentan dengan kondisi kelebihan air. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar lengas media terhadap respon fisiologis tanaman pepaya di persemaian. Penelitian dilaksanakan Januari-Desember 2015 di rumah kasa KP Balitbu Tropika. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 3 ulangan, faktor pertama adalah kadar lengas media terdiri dari Kapasitas Lapang (KL), 50% KL dan 25% KL dan faktor kedua perlakuan cekaman pada benih ; terdiri dari benih tanpa cekaman dan benih yang diberi cekaman PEG-6000. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh interaksi antara kadar lengas media dengan cekaman pada benih nyata pada peubah tinggi tanaman,panjang daun, jumlah ruas, lebar daun dan bobot basah batang, berat kering akar, berat kering batang. Pengaruh kelengasan media 25% KL nyata menurunkan tinggi tanaman jumlah daun, panjang dan lebar daun, jumlah ruas, diameter batang,panjang akar , bobot basah dan bobot kering tanaman. Pada kondisi kelengasan media 50% KL serta cekaman PEG- 6000benih tidak nyata menurunkan tinggi tanaman, panjang dan lebar daun, jumlah daun dan jumlah ruas dibandingkan pada kondisi kelengasan media 100%KL.
- ItemProduksi Benih Alpukat Secara Klonal(Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, 2010) Noflindawati; KuswandiTanaman alpukat (Persea americana) telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia, tanaman ini sering ditanam sebagai tanaman pekarangan atau sebagai tanaman pelindung di rumah-rumah penduduk tanpa perawatan sama sekali. Sampai saat ini alpukat belum diusahakan secara khusus, dan kebanyakan alpukat yang ditanam masyarakat tidak berasal dari bibit sambungan. Agar tidak terjadi kesalahan dalam prosedur produksi benih buah-buahan, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika sebagai salah satu institusi yang juga menyelenggarakan produksi benih tanaman buah memandang perlu untuk menyusun buku petunjuk teknis tentang produksi benih alpukat secara klonal agar benih yang dihasilkan memiliki karakter yang sama dengan pohon induknya
- ItemUJI ADAPTASI TUJUH HIBRIDA PEPAYA DI DUA LOKASI(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Budiyanti, Tri; Sunyoto; Fatria, Dewi; Noflindawati; BPTP JambiBalai Penelitian Tanaman Buah Tropika telah melakukan kegiatan pemuliaan pepaya melalui tahap eksplorasi, koleksi, seleksi, penggaluran dan hibridisasi. Kegiatan tersebut memperoleh 7 hibrid terseleksi. Untuk mengetahui adaptasi dari 7 hibrid pepaya tersebut perlu dilakukan evaluasi di lokasi yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adaptasi 7 hibrid pepaya pada fase vegetatif di dua lokasi yang berbeda altitudenya. Penelitian dilakukan pada dua lokasi yaitu di Kebun Percobaan Sumani, Solok, Balitbu Tropika dengan ketinggian tempat 360 m dpl (dari permukaan laut) dan di BPP Padang Sago, Padang Pariaman dengan ketinggian tempat 90 m dpl. Bahan tanaman yang digunakan adalah 7 hibrid dengan menggunakan rancangan acak kelompok yang diulang 3 (tiga) kali.Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi yang nyata antara lingkungan dengan varietas pada karakter jumlah ruas dan tinggi tanaman. Selain itu terdapat perbedaan yang nyata antar genotipe pada karakter lebar daun, panjang tangkai daun, tinggi bunga pertama, tinggi tanaman, jumlah ruas dan diameter batang. Tinggi bunga pertama dari hibrid yang diuji menunjukkan di KP. Sumani, Solok lebih rendah dibandingkan di BPP Padang Sago, Padang Pariaman Pertumbuhan diameter batang tanaman menunjukkan di KP Sumani lebih besar dibanding di Padang Sago. Pada lokasi yang lebih rendah altitudenya menunjukkan karakter tinggi tanaman yang lebih tinggidan jumlah ruas yang lebih banyak.