Browsing by Author "Miswarti"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemPengolahan Pisang Jantan(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, 2004) Miswarti; Darmadi, Agus; Gunawan; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
- ItemTeknologi Budidaya Padi Dengan Larikan Gogo (Largo) Super(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu, 2020) Nurmegawati; Sastro, Yudi; Yuliasari, Shannora; Yartiwi; Miswarti; Putra, Wawan Eka; Puspitasari, Monita; Astuti, Herlena BidiProvinsi Bengkulu memiliki lahan bukan sawah seluas 1.63 juta ha. Namun produktivitasnya masih relatif rendah dengan rata-rata produktivitas padi gogo yaitu 3,08 t/ha (BPS, 2017). Tingkat produktivitas padi gogo masih rendah, disebabkan antara lain oleh rendahnya adopsi teknologi budidaya oleh petani diantaranya adanya serangan organisme pengganggu tanaman (opt), belum menggunakan varietas unggul. Produktivitasnya masih di bawah padi sawah. Untuk meningkatkan produksi padi gogo dibutuhkan inovasi teknologi yang adaptif terhadap berbagai cekaman lingkungan pada lahan kering. Varietas unggul menjadi salah satu teknologi penting dalam sistem produksi padi pada lahan kering.
- ItemTeknologi Budidaya Padi Dengan Larikan Gogo (Largo) Super(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu, 2020) Nurmegawati; Sastro, Yudi; Yuliasari, Shannora; Yartiwi; Miswarti; Putra, Wawan Eka; Puspitasari, Monita; Astuti, Herlena BidiPotensi lahan kering untuk pengembangan pertanian di Indonesia sangat besar yaitu 144,47 juta ha, sekitar 99,65 juta (68,98%) merupakan lahan potensial untuk pertanian, sedangkan sisanya sekitar 44,82 juta ha tidak potensial untuk pertanian sebagianbesar terdapat di kawasan hutan (Heryani dan Ningrum, 2019). Lahan kering yang mampu berproduksi optimal adalah lahan kering yang relatif subur, berkontur datar sehingga lebih mudah diolah, dan memiliki tanah berasal yang bahan vulkanik. Sedangkan di Indonesia, sebagaimana lahan kering daerah tropika basah didominasi oleh jenis tanah Alfisol, Ultisol dan Oksisol.
- ItemTeknologi Peningkatan Produksi Jeruk RGL di Provinsi Bengkulu(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu, 2021) Calista, Irma; Mikasari, Wilda; Sastro, Yudi; Puspitasari, Monita; Dinata, Kusmea; Nurmegawati; Putra, Wawan Eka; Astusti, Herlena Bidi; Miswarti; Ivanti, Lina; Fauzi, EmlanJeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dikembangkan di Indonesia dan dapat ditanam dimana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi (Falo et al., 2016). Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura strategis yang dapat dikembangkan dalam menyongsong persaingan global, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun juga untuk pangsa ekspor.\ Diantara berbagai jenis jeruk komersial yang ada, jenis jeruk yang cukup banyak dikembangkan oleh petani adalah jeruk siam, jeruk keprok, pamelo dan jeruk manis. Untuk di Provinsi Bengkulu, prospek pengembangan jeruk keprok RGL sangat bagus, baik untuk pasar domestik maupun pasar ekspor. Jeruk Rimau Gerga Lebong atau yang biasa dikenal dengan sebutan jeruk RGL merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan daerah di Provinsi Bengkulu. Komoditas tanaman jeruk RGL ini berkembang pesat di Kabupaten Lebong, bahkan saat ini sudah mulai dikembangkan juga di Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten pahiang.