Browsing by Author "Misnawati"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemKoreksi Bias Curah Hujan Global Precipitation Climatology Centre (GPCC), Studi Kasus: Jawa Barat(Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, 2019-11-20) Misnawati; Balai Penelitian Agroklimat dan HidrologiPenggunaan data-data global curah hujan semakin meningkat karena minimnya ketersedian data observasi curah hujan, akan tetapi curah hujan global masih memiliki bias terhadap curah hujan observasi sehingga perlu dilakukan koreksi bias terhadap data-data global sebelum penggunaan lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan koreksi bias curah hujan Global Precipitation Climatology Centre (GPCC) bulanan untuk wilayah Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah curah hujan GPCC sebelum dikoreksi lebih tinggi dari curah hujan observasi (overestimate) dan setelah dilakukan koreksi bias, jumlah curah hujan GPCC mendekati curah hujan observasi. Nilai korelasi (r) antara curah hujan GPCC terkoreksi lebih tinggi dibandingkan dengan curah hujan GPCC yang belum dikoreksi yaitu 0.522 sebelum dikoreksi dan 0.947 setelah dikoreksi. Pola spasial curah hujan GPCC terkoreksi hampir sama dengan pola spasial curah hujan observasi dan nilai perbedaan (gap) curah hujan GPCC terkoreksi lebih kecil dibandingkan dengan GPCC yang belum terkoreksi.
- ItemPenentuan Waktu Tanam Padi Wilayah Jawa Tengah Berdasarkan Analisis Neraca Air Tanaman(Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, 2022-02-14) Santosa, Irwan; Misnawati; Balitklimat / BBSDLP / Balitbangtan / Kementerian PertanianSebagai negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia memiliki mata pencaharian sebagai petani dan padi merupakan tanaman pokok bagi penduduk Indonesia. Dalam dunia pertanian , tentunya permasalahan yang sangat umum terjadi khususnya pada tanaman padi adalah gagal panen yang dimana dapat diakibatkan oleh beberapa faktor baik itu terserang hama dan penyakit , kekeringan , bencana alam , cuaca ekstrem dan lainnya. Jawa Tengah sebagai salah satu wilayah dengan hasil produksi padi terbesar di Indonesia memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan pangan padi bagi penduduk Indonesia apabila dilakukan penanaman padi secara baik dan tepat. Penentuan waktu tanam sangat penting dilakukan mengingat kini sering terjadinya kondisi cuaca yang tak menentu sehingga berpotensi menigkatkan faktor – faktor yang dapat menyebabkan gagal panen. Tujuan Penelitian ini adalah untuk Menentukan waktu tanam padi wilayah Jawa Tengah dengan menggunakan metoda Neraca Air beserta komponen-komponen yang diperlukan. Perhitungan neraca air dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa komponen yang terkait antara lain data curah hujan (CH) , kapasitas lapang (KL) , ketersediaan air tanah (KAT) , kandungan air pada titik layu permanen (TLP) dan evapotranspirasi aktual (ETA). Penelitian dilakukan pada 2 wilayah di Jawa Tengah dalam rentang waktu 10 tahun yakni tahun 2002-2011 dan 2 wilayah yang dikaji adalah kabupaten Tegal dan kabupaten Cilacap.
- ItemPeta Prediksi Tanam dan Kebutuhan Air Komoditas Strategis Perkebunan(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2019) Subagyono, Kasdi; Dikin, Antarjo; Gunadi, Dudi; Harmanto; Apriyana, Yayan; Surmaini, Elza; Pramudia, Aris; Syahbuddin, Haris; Ripaldi, Adi; Nugroho, Anindito Adi; Misnawati; Firda, Dariin; Ronal, Muhamad; Agustian, Moh; Las, Irsal; Maya, Deden Indra Teja; Widarto, Heru Tri; Arsiah; Sukanadi, Ketut Ayu; Rulianti, Ebi; Direktorat Jenderal PerkebunanAir merupakan salah satu faktor penting dalam usaha meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan. Salah satu kendala dalam usaha peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan yaitu kekurangan air terutama pada saat musim kemarau. Untuk mengurangi risiko kegagalan panen akibat kondisi tersebut, perlu disusun informasi mengenai prediksi tanam dan kebutuhan air terutama pada wilayah-wilayah pengembangan komoditas strategis perkebunan. Informasi tersebut selanjutnya akan menjadi pedoman dalam menentukan jadwal tanam yang tepat, melakukan antisipasi kekurangan air terutama apabila penanaman dilakukan di luar musim (off season). Sehubungan dengan kebutuhan akan informasi-informasi tersebut, maka disusunlah Buku Peta Prediksi Tanam dan Kebutuhan Air Komoditas Strategis Perkebunan yang merupakan kerjasama antara Direktorat Jenderal Perkebunan dengan Balai Agro Klimat dan Hidrologi ± Badan Litbang Pertanian, mencakup informasi mengenai tentang prediksi tanam dan kebutuhan air untuk 10 komoditas strategis perkebunan (Lada, Pala, Cengkeh, Tebu, Kelapa Dalam, Kelapa Sawit, Karet, Kakao, Kopi dan Teh) pada provinsi pelaksana kegiatan pengembangan komoditas perkebunan tahun anggaran 2019
- ItemPotensi Tanam Padi pada Musim Kemarau 2020 di Provinsi Jawa Timur(Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, 2020-11-11) Misnawati; Firda, Dariin; Rachmawati, Naadaa; Balai Penelitian Agroklimat dan HidrologiPadi merupakan makanan pokok untuk penduduk indonesia yang kebutuhannya selalu meningkat setiap tahunnya karena peningkatan populasi. Salah satu upaya peningkatan produksi padi adalah dengan memanfaatkan potensi tanam pada musim kemarau. Potensi tanam pada musim kemarau sangat ditentukan oleh faktor ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan tanaman padi. Artikel ini merupakan sebuah review untuk mengetahui potensi tanam padi pada musim kemarau 2020 di Jawa Timur berdasarkan prediksi iklim dari SI Pertanian dan BMKG. Kondisi musim kemarau 2020 yang cenderung lebih basah dibandingkan rerata kimatologis 1981-2010, dapat dimanfaatkan untuk peningkatan produksi tanaman padi yang melalui peningkatan indeks penanaman mencapai IP 300. Berdasarkan SI KATAM TERPADU, potensi luas tanam padi pada musim kemarau 2020 meningkat 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, kondisi prediksi curah hujan dalam SI Iklim Pertanian menunjukkan curah hujan tergolong rendah di seluruh wilayah Jawa Timur pada April-Agustus dengan curah hujan <50 mm per dasarian dan berpeluang tinggi untuk deret hari kering >10 hari berturut-turut. Melihat kondisi tersebut, selain curah hujan, penyediaan dan pemanfaatan infrastruktur air juga diperlukan agar dapat mendukung potensi penanaman padi pada musim kemarau 2020.