Browsing by Author "Minsyah, Nur Imdah"
Now showing 1 - 12 of 12
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Ketersediaan dan Konsumsi Beras di Provinsi Jambi Periode 2006-2015(BPTP Jambi, 2006) Minsyah, Nur Imdah; BPTP JambiKe depan untuk mencukupi kebutuhan berasnya secara mandiri, Provinsi Jambi dihadapkan pada masalah : (1) penyempitan luas areal padi; (2) kenaikan produktivitas padi yang lambat; (3) penurunan kualitas lahan; dan (4) pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi.
- ItemEvaluasi Tingkat Adopsi Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dalam Rangka Peningkatan Produksi Padi Nasional di Provinsi Jambi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Minsyah, Nur Imdah; Muzirman; Suharyon; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiEvaluasi Tingkat Adopsi Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi di Provinsi Jambi. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari : 1). Tingkat adopsi teknologi PTT pada kegiatan SL-PTT padi, dan; 2). peluang peningkatan tingkat adopsi teknologi PTT padi. Pengkajian ini di laksanakan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Merangin dan Kerinci. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengolahan data dilakukan dengan teknik tabulasi sederhana, sedangkan analisisnya berupa analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil Pengkajian menunjukkan petani yang menggunakan vareitas unggul baru 53 %, vareitas unggul biasa 47 %: berdasarkan kualitas benih, 90 % benih yang digunakan berkualifi kasi baik; jumlah responden yang secara rutin memberikan bahan organik sebanyak 63 %; berdasarkan sistem tanam jajar legowo sebanyak 57 % dan tegel 43 %; dasar yang digunakan dalam penentuan dosis pupuk yang digunakan sebanyak 70 % berdasarkan hasil uji PUTS dan BWD dan anjuran petugas, kebiasaan 13 %; pengendalian OPT 28 % menggunakan teknik PHT, 3 % pengendalian hayati dan pestisida nabati, dan 69 % menggunakan pestisida kimia; Pengolahan tanah, sempurna 55 %, pengolahan tanah minimum 25 % dan TOT 20 %; Umur bibit, kurang dari 21 hari 55 %, 21 hari 40 % dan lebih 21 hari 7 %; jumlah bibit perlubang 1-3 bibit 78 %, 4 – 10 btg 22 %; frekwensi penyiangan 1 kali per MT 22 %, 2 kali per MT 78 %; waktu panen dilakukan bila sebagian tanaman padi telah berwarna kuning sebanyak 93 % responden, gabah mulai rontok 7 %.
- ItemEvaluasi Tingkat Adopsi Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dalam Rangka Peningkatan Produksi Padi Nasional di Provinsi Jambi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Minsyah, Nur Imdah; Muzirman, Muzirman; Suharyon, Suharyon; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiEvaluasi Tingkat Adopsi Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi di Provinsi Jambi. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari : 1). Tingkat adopsi teknologi PTT pada kegiatan SL-PTT padi, dan; 2). peluang peningkatan tingkat adopsi teknologi PTT padi. Pengkajian ini di laksanakan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Merangin dan Kerinci. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengolahan data dilakukan dengan teknik tabulasi sederhana, sedangkan analisisnya berupa analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil Pengkajian menunjukkan petani yang menggunakan vareitas unggul baru 53 %, vareitas unggul biasa 47 %: berdasarkan kualitas benih, 90 % benih yang digunakan berkualifi kasi baik; jumlah responden yang secara rutin memberikan bahan organik sebanyak 63 %; berdasarkan sistem tanam jajar legowo sebanyak 57 % dan tegel 43 %; dasar yang digunakan dalam penentuan dosis pupuk yang digunakan sebanyak 70 % berdasarkan hasil uji PUTS dan BWD dan anjuran petugas, kebiasaan 13 %; pengendalian OPT 28 % menggunakan teknik PHT, 3 % pengendalian hayati dan pestisida nabati, dan 69 % menggunakan pestisida kimia; Pengolahan tanah, sempurna 55 %, pengolahan tanah minimum 25 % dan TOT 20 %; Umur bibit, kurang dari 21 hari 55 %, 21 hari 40 % dan lebih 21 hari 7 %; jumlah bibit perlubang 1-3 bibit 78 %, 4 – 10 btg 22 %; frekwensi penyiangan 1 kali per MT 22 %, 2 kali per MT 78 %; waktu panen dilakukan bila sebagian tanaman padi telah berwarna kuning sebanyak 93 % responden, gabah mulai rontok 7 %.
- ItemKaitan Antara Animo Petani Terhadap Kelapa Sawit Dengan Produksi Padi dan Kesejahteraan Petani di Kabupaten Tanjung Jabung Timur(BPTP Jambi, 2006) Minsyah, Nur Imdah; BPTP JambiKabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan penyumbang terbesar dan lumbung padi bagi Provinsi Jambi. Pada tahun 2003 sumbangannya 150.515 ton atau 26, 03 persen. Untuk bertahan sebagai penyumbang terbesar, kabupaten ini dihadapkan pada masalah tingginya animo petani terhadap kelapa sawit yang realisasinya dilakukan dengan menjadikan lahan pangannya menjadi kebun kelapa sawit.
- ItemKAJIAN EFISIENSI USAHATANI JAGUNG VARIETAS BIMA 3 BANTIMURUNG(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Suddin, Andi Faisal; Minsyah, Nur Imdah; Gaffar, Abd; BPTP JambiPenelitian ini bertujuan Menganalisis efisensi dan kelayakan usahatani Jagung Varietas Bima-3 Bantimurung berdasarkan aspek pemasaran, teknis lingkungan, dan finansial. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mattirowalie, Kecamatan tanete Riaja, Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan mulai April hingga Juli 2013. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif tentang keadaan aktual dari aspek pasar dan pemasaran, teknis , dan lingkungan serta analisis R/C ratio.Hasil penelitian membuktikan bahwa : (1) Produksi jagung bima 3 bantimurung yang sudah dipanen dibeli langsung oleh pedagang pengumpul selanjutnya ke pedagang besar dan lembaga – lembaga pemasaran lainnya hingga sampai kepada konsumen. (2) Pengembangan teknologi jagung bima 3 bantimurung masih menggunakan teknologi sederhana. (3) Usahatani jagung varietas Bima-3 memberikan dampak yang positif dari segi social dan ekonomi terhadap masyarakat setempat, (4) Tingkat efisiensi Usahatani jagung Varietas Bima-3 cukup tinggi dengan R/C Ratio = 4,2)
- ItemKERAGAAN AGRO-EKONOMI KOPI LIBERIKA TUNGKAL KOMPOSIT PADA LAHAN GAMBUT KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Minsyah, Nur Imdah; BPTP JambiKeragaan Agro-ekonomi Kopi Liberika Tungkal Komposit pada Lahan Gambut Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Karakterisitk yang menonjol dari jenis kopi ini adalah buahnya yang besar, cita rasa yang has, dan satu-satunya jenis kopi liberika yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada lahan gambut. Tujuan penelitian: 1). Mengetahui dan mempelajari pengelolaan usahatani kopi Libtukom, dan; 2). Menganailis biaya dan pendapatan usahatani kopi libtukom. Penelitian dilaksanakan di Desa Mekar Jaya, dan di Desa Teluk Kulbi, Kecamatan Batara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Analisisnya berupa analisis deskriptif kantitatif dan kualitatif. Bila dibandingkan dengan potensi genetiknya yang dapat mencapai 900 kg biji kering, produksi kopi libtukom yang diperoleh petani baik Pada lahan gambut di Kecamatan Barata adalah rendah (605 Kg/ha), disebabkan disebabkan oleh pemeliharaan yang sangat kurang, didalamnya termasuk frekwensi pembersihan, dosis dan jenis pupuk yang digunakan jauh dibawah dari yang dikehendaki, serta pencegahan serangan hama dan penyakit yang sangat minim. Sebagian besar (73,33 %) petani menanam kopi libtukomnya diantara tanaman piang, selebihnya menanamnya diantara kelapa (16,67 %) dan diantara kelapa sawit (10,00). selain berfungsi sebagai tanaman naungan, dari sisi ekonomi tanaman pinang merupakan sumber penghasilan yang cukup besar. Dibandingkan dengan harga jenis kopi lainnya, dalam bentuk biji kopi kering, harga kopi libtukom hampir dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan harga kopi lainnya.
- ItemKetersediaan Teknologi Usahatani Lahan Rawa Lebak dan Faktor Pembatas Pengembangannya di Prov. Jambi(BPTP Jambi, 2008) Minsyah, Nur Imdah; BPTP JambiLahan rawa lebak di provinsi Jambi memiliki potensi yang dapat dikembangkan sebagai lahan pertanian yang produktif. Tulisan ini bertujuan memberikan gambaran mengenai: (1) ketersediaan teknologi usahatani, dan; (2) faktor pembatas untuk pengembangannya. Teknologi yang telah tersedia untuk dikembangkan dalam skala yang luas adalah: (1) teknik penataan lahan dan pengelolaan air, dan; (2) teknik budidaya tanaman semusim ikan air tawar. Faktor pembatas pengembangannya antara lain: (1) tingkat ketersediaan air; (2) ketersediaan tenaga kerja; (3) infrastruktur yang belum memadai; (4) ketidak tersediaan sarana produksi, dan; (6) budaya masyarakat dan budaya usahatani setempat.
- ItemModel Pembentukan Modal Kelompok Secara Bergulir dan Karya Usaha Mandiri(BPTP Jambi, 2001) Minsyah, Nur Imdah; Izhar, Nurli; Mulyana; BPTP JambiPembangunan perekonomian nasional selama ini dititk beratkan pada sektor pertanian, sektor ini memegang peran yang strategis dengan kedudukannya
- ItemPewilayahan Komoditas Pertanian Berdasakan Zona Agro Ekologi Studi Kasus: Lembar Peta Muaro Bungo, Kabupaten Tebo dan Bungo Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2008) BS, Busyra; Mulyatri; Minsyah, Nur Imdah; BPTP JambiMenghadapi era pasar bebas, produksi suatu komoditas pertanian yang dibutuhkan adalah berkualitas dan mampu bersaing di pasar. Pemanfaatan lahan perlu didasarkan pada kelas kesesuaian lahan dan agro ekologinya, sehingga kerusakan lingkungan dapat diantisipasi lebih dini. Pewilayahan komoditas pertanian pada tingkat local memberi kesempatan kepada petani untuk mengembangkan komoditas pertanian terpilih yang sudah teruji secara fisik dan layak secara ekonomi.
- ItemPola Pengembangan Agribisnis Kentang di Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2004) Minsyah, Nur Imdah; BPTP JambiKentang banyak manfaatnya dalam kehidupan manusia yaitu sebagai bahan makanan pokok, sayuran, pengobatan berbagai jenis penyakit di negara-negara maju pati kentang digunakan sebagai bahan baku industri seperti industri kertas, industri tekstil, perekat, sabun, pembuatan baterai juga diolah menjadi produk industri makanan.
- ItemProspek dan Peluang Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit di Prov. Jambi(BPTP Jambi, 2008) Minsyah, Nur Imdah; BPTP JambiSejarah menunjukan bahwa penyuluhan pertanian mengalami gelombang pasang dan surut sesuai dengan kebutuhan dan tuntutannya. Pemberdayaan Penyuluh Pertanian bukanlah hanya sekedar meningkatkan ketrampilan Penyuluh Pertanian, melainkan lebih berorientasi pada proses menerima pengetahuan, ketrampilan dan kreativitas untuk menganalisa dan mengambil tindakan yang tepat untuk memutuskan sesuatu. Penyuluhan pertanian adalah proses pendidikan bagi petani dan keluarganya agar mereka mau dan mampu berusaha lebih baik, lebih menguntungkan dan hidup lebih sejahtera.
- ItemUPAYA PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) DI LAHAN TADAH HUJAN : STUDI KASUS DI KABUPATEN SAROLANGUN JAMBI(BB Pengkajian Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Suharyon; Busyra; Minsyah, Nur Imdah; BPTP JambiLahan tadah hujan merupakan salah satu jenis lahan yang potensial untuk difungsikan sebagai sentra produksi padi, mendukung swasembada beras berkelanjutan, termasuk lahan-lahan tadah hujan di wilayah Kabupaten Sarolangun Jambi. Upaya optimalisasi peran lahan tadah hujan di Kabupaten Sarolangun sebagai sentra produksi padi, terus dilakukan antara lain dengan meningkatkan produktivitas padi tadah hujan melalui pengembangan varietas unggul baru (VUB) spesifik lokasi. Namun demikian, upaya pengembangan VUB di lahan tadah hujan juga dihadapkan pada kendala rendahnya adopsi VUB karena masih tingginya penggunaan varietas lokal di tingkat petani sehingga rata-rata produktivitas padi di lahan tadah hujan Kabupaten Sarolangun Jambi belum sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian untuk mengungkap faktor-faktor pendorong dan penghambat adopsi VUB serta merumuskan upaya percepatannya. Kajian dilakukan di Kecamatan Sarolangun Kabupaten Sarolangun pada tahun 2013 dengan menggunakan pendekatan survei, focus group discussion, dan wawancara individual kepada kelompok tani pengguna VUB dan varietas lokal. Hasil kajian menunjukkan bahwa secara umum varietas yang banyak berkembang di lokasi kajian masih didominasi varietas lokal. Faktor -faktor yang mendorong percepatan adopsi adalah potensi biofisik lahan, penyediaan benih, dan sumberdaya manusia. Peluang pengembangan VUB juga terbuka dengan adanya dukungan kebijakan pemerintah pusat, teknologi, dan infrastruktur. Sedangkan tantangan yang dihadapi sebagai penghambat dalam mengembangkan VUB adalah persaingan usahatani padi dengan usaha produktif lainnya dan preferensi masyarakat. Mengacu pada identifikasi tersebut, maka upaya percepatan adopsi VUB di lahan tadah hujan Kabupaten Sarolangun menggunakan pendekatan peta jalan yang diterapkan secara bertahap melalui model upaya percepatan selama satu sampai dua tahun. Upaya percepatan juga perlu didukung dengan kebijakan pemerintah daerah melalui penumbuhan penangkar benih tingkat petani dan pengalokasian dana khusus untuk pengembangan VUB, yang terintegrasi dalam program pemda.