Browsing by Author "Melani, Dewi"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemEfektivitas Asap Cair terhadap Colletotrichum capsici pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.)(Jurnal AgroSainTa: Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa, 2020-12-03) Melani, Dewi; Pusat Pelatihan Pertanian, BPPSDMP, Kementerian PertanianAntraknosa merupakan salah satu jenis penyakit penting tanaman cabai yang dapat menimbulkan kerugian secara ekonomi mempengaruhi kualitas buah dan benih yang disebabkan oleh .Colletotrichum capsici Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas asap cair berbahan dasar tempurung kelapa dan sekam terhadap pertumbuhan jamur Colletotrichum capsici penyebab penyakit antraknosa pada tanaman cabai merah (Capsicum annum L) secara in vitro. Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 2x4 dengan variabel pertama adalah jenis asap cair (sekam {B1}dan tempurung kelapa {B2}) dan variabel kedua adalah taraf konsentrasi {K} ((1.0%; 3.0%; 5,0% , 7.0% dan kontrol). Diameter koloni jamur dan persentase penghambatan jamur Colletotrichum capsici diamati selama 14 hari. Aplikasi asap cair tempurung kelapa dan sekam berpotensi untuk menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum capsici secara in vitro . Asap cair tempurung kelapa dan sekam dengan konsentrasi 1% dapat menghambat pertumbuhan koloni jamur sebesar 27,54% dan 16,88% secara berurutan, sedangkan pada konsentrasi 3%, 5% dan 7%, kedua jenis asap cair ini dapat menghambat jamur sebesar 100%.
- ItemEFEKTIVITAS MINYAK ATSIRI DAN LIMBAH RIMPANG JERINGAU (ACORUS CALAMUS LINNAEUS) TERHADAP AKTIVITAS LARVASIDA SPODOPTERA LITURA FABRICIUS (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE)(Jurnal Agrosainta, 2018) Melani, Dewi; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa bioaktif dan toksisitas minyak atsiri dan limbah rimpang jeringau (A. calamus) terhadap aktivitas larvasida Spodoptera litura. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi minyak atsiri (10 3 , 2x10 3 , 3x10 3 , 4x10 3 , 5x10 3 ppm), ekstrak etil asetat dan metanol (2x10 4 , 4x10 4 , 6x10 4 , 8x10 4 , 10 5 ppm). Minyak atsiri diperoleh dengan metode distilasi sedangkan ekstrak limbah rimpang diperoleh dengan metode maserasi bertingkat dengan pelarut etil asetat dan metanol secara berurutan. Larva S. litura instar ketiga digunakan pada penelitian ini dengan metode celup daun. Pengamatan terhadap mortalitas diamati 24 jam setelah aplikasi. Analisis kandungan kimia minyak atsiri dilakukan dengan gas chromatography–mass spectrometry (GCMS) sedangkan limbah rimpang jeringau (A. calamus) dianalisis kandungan fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa bioaktif minyak atsiri A. calamus terdiri dari lima komponen yaitu Methyl isoeugenol; 3,9Decadien1Ol,3Methyl6(1Methylethenyl); 4Pentyl1(4 Propylcyclohexyl) 1 Cyclohexene; ɣ asaron; dan ß asaron sebagai komponen utama dengan area relatif 98,08% sedangkan limbah rimpang jeringau (A. calamus) dalam bentuk ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol mengandung flavonoid, alkaloid, dan saponin. Aplikasi minyak atsiri dan limbah rimpang jeringau (A. calamus) dalam bentuk ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol mampu meningkatan mortalitas larva S. litura sebesar 92,50; 82,50; 92,50% dengan nilai LC50 586,962; 87.064,88;58.688,36 ppm Toksisitas minyak atsiri lebih tinggi 148,331 kali dibandingkan toksisitas limbah rimpang jeringau (A. calamus) dalam bentuk ekstrak etil asetat.