Browsing by Author "Masganti... et al"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemArkeologi rawa(Balittra, 2017-09) Masganti... et al; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaIstilah Agmekologi muncul sekitar tahun 1980an, sebagai upaya untuk memadukan antara kegiatan pertanian dengan lingkungannya seiring dengan semakin kuatnya tuntutan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan digagas sebagai respon keprihatin atas laporan Komisi Lingkungan Hidup Sedunia pada tahun 1987 yang menyatakan semakin buruknya lingkungan hidup baik di negara maju (Eropa dan Amerika Serikat) maupun yang sedang berkembang (Asia dan Afrika) akibat kegiatan pembangunan sehingga membuat kekhawatiran akan masa depan manusia di pemukaan bumi ini. Pembangunan berkelanjutan diartikan sebagai "pembcmgunan yang berusaha memenuhi kebutuhan sekarang, tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka”. Pesan dari buku Agmekologi Rawa ini adalah untuk memberikan gambaran dan makna caxa-cara pengelolaan pertanian di lahan rawa yang menyeimbangkan antara kepentingan produksi pertanian/perkebunan, termasuk perikanan atau peternakan dengan kepentingan lingkungan sehingga tidak berdampak negatif atau merusak sumberdaya lahan dan lingkungaxmya. Misalnya, pengelolaan lahan gambut yang diperuntukan bagi perkebunan hanya dianjurkan untuk ketebalan gambut < 3 m dan bagi tanaman pangan dianjurkan hanya pada ketebalan gambut < 1 m, kemudian mempunyai lapisan pirit pada kedalaman > 50 cm dan' permukaan tanah, dan tidak berada di atas lapisan pasir kuarsa, serta bukan termasuk daerah intrusi air laut yang kuat. Pada prinsipnya pengelolaan lahan rawa perlu bersifat adaptif (adaptive magenwnt) atau berkemuaian dengan tanaman terpilih yang akan ditanam sehinngga memberikan sumbangan nyata terhadap pendapatan secara ekonomi dalam jangka panjang dengan tetap mempertahankan kelestarian sumber daya lingkungannya.
- ItemInovasi Teknologi Lahan Rawa Mendukung Kedaulatan Pangan(Balittra, 2018-11) Masganti... et al; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaBuku Inovasi Teknologi Lahan Rawa: Mendukung Kedaulatan Pangan mengemukakan tentang berbagai teknologi pengelolaan lahan dan budidaya pertanian di lahan rawa, termasuk aspek sosial ekonomi dan kelembagaannya yang disusun dalam 5 Bab Utama. Bab 1 sebagai pendahuluan mengemukakan sekilas tentang kebutuhan dan peran inovasi teknologi pertanian di lahan rawa masa depan. Bab 2 mengemukakan tentang inovasi teknologi di lahan rawa pasang surut meliputi pengendalian keracunan AI dan Fe, perbaikan budidaya padi, penggunaan rhizobium untuk tanaman kedelai, perbaikan pola tanam padi, perbaikan budidaya kedelai, produksi benih sumber padi, peningkatan efisiensi dan efektivitas pemupukan padi, penekanan susut hasil pada panen dan pasca panen, dan penggunaan alsintan. Bab 3 mengemukakan tentang inovasi teknologi di lahan gambut meliputi pengaruh ameliorasi terhadap lahan gambut terdegradasi, peningkatan produksi tanaman hortikultura, kearifan lokal dalam pengelolaan lahan gambut untuk pertanian, pemulihan lahan gambut terdegradasi melalui pengelolaan air dengan sekat kanal, dan remediasi lahan gambut terdegradasi untuk kelapa sawit. Bab 4 mengemukakan tentang inovaSi teknologi lainnya meliputi pembuatan pupuk organik dari tanaman rawa, pertanian ramah lingkungan di lahan rawa terdegradasi, teknologi pupuk hayati dan budidaya kacang hijau. Bab 5 sebagai penutup mengemukakan seki|as tentang implementasi teknologi dan prospek bengembangan lahan rawa untuk pertanian ke depan secara komprehensif.
- ItemOptimasi Lahan Rawa Akselerasi Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045(Balittra, 2020-03) Masganti... et al; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaBuku ini mengemukakan tentang berbagai informasi dan teknologi pengelolaan lahan dan budidaya pertanian di lahan rawa, temasuk aspek sosial ekonomi dan kelembagaannya, disusun dalam enam bab utama. Bab I sebagai pendahuluan mengemukakan sekilas tentang program ”Serasi sebagai jalan menuju Lumbung Pangan Dunia pada tahun 2045. Bab II tentang Infrastruktur dan Tata Kelola Air mengemukakan aspek tentang perbaikan dan peningkatan infrastruktur dan tata kelola air untuk pertanian di lahan rawa. Bab III tentang Teknologi Produksi Tanaman mengemukakan tentang peluang dan potensi dari tanaman pangan dan upaya peningkatan produksi secara komprehensif meliputi komoditas (padi, sagu), kinerja penggunaan sarana produksi (pupuk hayati), dan potensi wilayah perbatasan sebagai kawasan strategis ekspor. Bab IV tentang Teknologi Pengelolaan Lingkungan mengemukakan tentang aspek pemanfaatan bahan organik, perbaikan kualiatas air, potensi lumpur, aspek perubahan iklim dan dampak terhadap degradasi lahan dan emisi gas rumah kaw. Bab V tentang Partisipasi dan Kelembagan Petan. Terakhir Bab VI Penutup mengemukakan tentang pemikiran pentingnya katalisasi dalam kata lain perspektif dalam percepatan peningkatan produksi hingga terwujudnya LPD tahun 2045. Dengan tersusunnya buku ini, kami penyunting menghaturkan terimakasih kepada para penulis yang telah menyumbangkan waktu, tenaga dan pikirannya hingga tersusunnya buku ini. Kami menyadari bahwa apa yang kami sajikan atau himpun dalam buku ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan masukann untuk penyempurnaan isi buku ini sangat diharapkan dan diterima dengan senang hati sehingga pada edisi revisi nantinya dapat lebih sempurna. Harapan kami semoa buku ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta berguna dalam memajukan pengembangan lahan tawa untuk pembangunan penanian di masa datang
- ItemSumber Daya Lahan Rawa(Balittra, 2019-08) Masganti... et al; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaProyek Pembukaan Persawahan Pasang Surut (1979-1984) dan Proyek Pembukaan Lahan Gambut (PLG) Sejuta Hektar di Kalimantan Tengah (1996-1999) menjadi catatan sejarah dalam pengembangan lahan rawa. Sejarah pengembangan lahan rawa tidak lepas dengan kondisi produksi pangan nasional yang defisit. Berbagai program upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi sudah dilakukan mulai dari Bimas, Inmas. lnsus. Sutpa. Gemapalagung dan sekarang Upsus yang dipusatkan pada Iahan-Iahan sawah irigasi. sedangkan lahan rawa masih belum disentuh secara proporsional. Sejak 2016, pemerintah di bawah Kementerian Pertanian menginisiasi Program :Serasi (Selamatkan Rawa dan Sejahterakan Petani) untuk mengoptimasi lahan rawa, khususnya pada enarn provinsi dengan rencana seluas 1 juta hektar. Program #Serasi ini diharapkan menjadi pendukung dalam target maha besar dan mulia dari pemerintah untuk Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia (LDP) pada tahun 2045. Pencapai maksud tersebut tentunya perlu dukungan inovasi teknologi, lebih khusus dalam pemgembangan lahan rawa melalui Program #Serasi di atas. Buku SUMBER DAYA LAHAN RAWA: Dukungan Teknologi Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045, mengemukakan tentang berbagai inovasi teknologi pengelolaan lahan dan budi daya pertanian di lahan rawa, termasuk aspek sosial ekonomi dan kelembagaannya. Buku ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam memahami dan mengatasi beberapa masalah dalam pengelolaan dan budi daya pertanian di lahan rawa. Namun demikian. tidak lepas tentu dari kekurangannya, mengingat kompleks dan beragamnya masalah di lahan rawa, maka kami mengharapkan adanya masukan dan saran untuk melengkapi dan menyempurnakan buku ini. Dengan tersusunnya buku ini, kami penyunting menghaturkan terima kasih kepada para penulis yang telah meluangkan waktu. tenaga, dan pikirannya untuk mengisi buku yang ada di tangan Anda ini. Semoga buku ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta berguna dalam memajukan pengembangan lahan rawa untuk pembangunan pertanian di masa datang. Buku ini patut dan penting dibaca oleh para penyuluh, pejabat. pemerhati, peneliti, pengajar dan mahasiswa, termasuk perencana pembangunan dan perancang kebijakan yang menggeluti bidang pertanian. khususnya penanian lahan rawa.