Browsing by Author "Manurung, Gohan Octora"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
- ItemHama dan Penyakit Utama Tanaman Padi(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung, 2013-12) Wijayanto, Bambang; Kiswanto; Manurung, Gohan OctoraPuji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga Petunjuk Teknis “ Hama dan Penyakit Utama Tanaman Padi “ ini dapat tersusun dengan baik. Petunjuk Teknis ini dimaksudkan untuk memberikan informasi dan petunjuk kepada praktisi yang bergerak di bidang pertanian, khususnya para penyuluh pendamping SL-PTT Padi dalam membimbing dan mendampingi pelaku utama di lapangan. Besar harapan kami semoga Petunjuk Teknis ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan dalam rangka mendorong pengembangan agribisnis padi di perdesaan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Petunjuk Tenis ini disampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya.
- ItemHUBUNGAN KESUKAAN SISWA PADA MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL (MULOK) PERTANIAN DENGAN NILAI AKHIR SISWA SD NEGERI 1 MERBAU MATARAM KECAMATAN MERBAU MATARAM KABUPATEN LAMPUNG SELATAN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Suryani; Manurung, Gohan Octora; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungYayasan Pendidikan ASTRA bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) melakukan kerjasama untuk lebih mengenalkan dunia pertanian lebih dini kepada siswa SD dan SMP bimaan YP ASTRA . lokasi terletak di kabupaten Lampung Selatan yaitu di kecamatan Merbau Mataram dan di kecamatan Tanjung Sari. Kajian dilaksanakan pada bulan September 2013 sampai Juni 2014. Sampel penelitian adalah SDNegeri .I Merbau Mataram, Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan, penelitian ditentukan secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel secara sengaja dengan kriteria semua siswa-siswi kelas 4 dan 5 yang mendapat pelajaran Pertanian. Metode yang digunakan dengan menyebarkan kusioner kepada 93 siswa. Hasil kajian terhadap kesukaan materi pertanian di peroleh prosentase Nilai sebesar 95,75%,Materi praktek di peroleh prosentase Nilai sebesar 96%, Materi dengan menggunakan media buku di peroleh presentasi Nilai sebesar 87,75% dan melalui media di LCD di peroleh prosentase Nilai sebesar 91,75%. Jumlah nilai kelas 4 sebesar 3547 atau rata-rata 73,89 sedang kelas 5 sebesar 3437 atau rata-rata 76,37 dan rata-rata keseluruhan 75,13. Hasil analisis menunjukan bahwa pengaruh kesukaan siswa terhadap pelajaran pertanian tidak berpengaruh secara nyata terhadap nilai semester akhir di Sekolah Dasar Negeri I Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan.
- ItemKARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DI TANAH ENTISOL RINGAN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Muzaiyanah, Siti; Artari, Rina; Manurung, Gohan Octora; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungKacang tanah merupakan komoditas tanaman penting di Indonesia. Untuk terus meningkatkan produksi kacang tanah nasional harus diperhatikan berbagai aspek, salah satunya adalah jenis varietas. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati karakteristik pertumbuhan dan produksi dari empat varietas kacang tanah. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Genteng Banyuwangi dengan jenis tanah entisol ringan. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) diulang empat kali. Perlakuan yang diujikan adalah jenis varietas yaitu Bima, Kelinci, Kancil dan Hyphoma. Analisis data dilakukan dengan Uji F dan apabila nyata maka pengujian dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. Varietas Bima dan Kelinci merupakan kacang tanah berbiji tiga, sedangkan Kancil dan Hyphoma berbiji dua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan varietas kacang tanah mempunyai tinggi tanaman saat panen, jumlah cabang, jumlah polong hampa dan berat 100 biji yang berbeda. Sedangkan jumlah polong isi per tanaman dan berat polong kering per tanaman dalam penelitian ini menunjukkan nilai sama dari empat jenis kacang tanah yang diuji. Kacang tanah berbiji tiga (Bima dan Kelinci) mempunyai ukuran biji lebih kecil dibanding kacang tanah berbiji dua (Kancil dan Hyphoma).
- ItemMengenal Hama dan Penyakit Utama pada Tanaman Jagung dan Kedelai(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung, 2014-12) Adriyani, Fauziah Yulia; Kiswanto; Manurung, Gohan OctoraGangguan hama dan penyakit merupakan masalah penting yang dihadapi petani dalam usahatani jagung dan kedelai. Serangan hama dan penyakit dapat menurunkan produksi serta berpotensi menurunkan kualitas hasil. Gejala serangan beberapa hama dan penyakit tertentu seringkali serupa atau mirip sehingga petani sering salah melakukan pengendaliannya. Oleh karena itu, gejala tersebut perlu diidentifikasi dengan tepat untuk menentukan cara pengendalian yang efektif dan efisien. Buku ini bisa digunakan berbagai pihak untuk mengenal hama dan penyakit utama pada tanaman jagung dan kedelai serta cara pengendaliannya.
- ItemPERBAIKAN MUTU BIJI KAKAO DENGAN PERLAKUAN SUHU PENGERINGAN DAN FERMENTASI DI KALIMANTAN BARAT(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) David, Jhon; Manurung, Gohan Octora; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungPenelitian ini bertujuan untuk melihat efektifitas suhu pengeringan dengan lama fermentasi optimum untuk menghasilkan biji kakao yang berkualitas sesuai dengan standar SNI. Penelitian ini di lakukan di desa desa Pegandang Kecamatan Sekayam pada tahun 2014 dengan menggunakan rancangan perlakuan acak lengkap dengan dua faktor yaitu Faktor pertama adalah suhu pengeringan (S): So = Suhu ruang, S1 = 45 0C, S2 = 50 0C, S3 = 55 0C, S4 = 600C dan faktor kedua lamanya Fermentasi (F0 = tanpa fermentasi, F1 = 4 hari, F2 = 6 hari, F3 = 8 hari, dengan parameter Variabel yang akan diteliti adalah mutu biji kakao dengan indikasi dan parameter: kadar air, kadar protein, kadar lemak, total abu, dan uji organoleptik. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa bahwa warna yang paling disukai dari biji kakao diperoleh pada perlakukan fermentasi 6 hari dan suhu pengeringan 55 0C. Kadar air terendah didapati pada suhu 55 0C pada semua perlakuan. Suhu pengeringan sangat penting dalam proses biji kakao karena efek Maillard. Hal ini merupakan tantangan utama dalam indutsri pasca panen coklat karena ekef ini berpengaruh terhadap tampak, aroma, warna dan kualitas bahan pangan secara keseluruhan, terutama pada biji kakao.
- ItemPERBAIKAN MUTU BIJI KAKAO DENGAN PERLAKUAN SUHU PENGERINGAN DAN FERMENTASI DI KALIMANTAN BARAT(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) David, Jhon; Manurung, Gohan Octora; Balai Pengkajian Teknologi PertanianPenelitian ini bertujuan untuk melihat efektifitas suhu pengeringan dengan lama fermentasi optimum untuk menghasilkan biji kakao yang berkualitas sesuai dengan standar SNI. Penelitian ini di lakukan di desa desa Pegandang Kecamatan Sekayam pada tahun 2014 dengan menggunakan rancangan perlakuan acak lengkap dengan dua faktor yaitu Faktor pertama adalah suhu pengeringan (S): So = Suhu ruang, S 1 = 45 0 C, S 2 = 50 0 C, S 3 = 55 0 C, S 4 = 60 0 C dan faktor kedua lamanya Fermentasi (F 0 = tanpa fermentasi, F 1 = 4 hari, F 2 = 6 hari, F 3 = 8 hari, dengan parameter Variabel yang akan diteliti adalah mutu biji kakao dengan indikasi dan parameter: kadar air, kadar protein, kadar lemak, total abu, dan uji organoleptik. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa bahwa warna yang paling disukai dari biji kakao diperoleh pada perlakukan fermentasi 6 hari dan suhu pengeringan 55 0 C. Kadar air terendah didapati pada suhu 55 0 C pada semua perlakuan. Suhu pengeringan sangat penting dalam proses biji kakao karena efek Maillard. Hal ini merupakan tantangan utama dalam indutsri pasca panen coklat karena ekef ini berpengaruh terhadap tampak, aroma, warna dan kualitas bahan pangan secara keseluruhan, terutama pada biji kakao.
- ItemPetunjuk Teknis Penggunaan Indo Jarwo Transplanter Sebagai Mesin Tanam Padi di Lahan Sawah(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung, 2014) Kiswanto; Wijayanto, Bambang; Manurung, Gohan OctoraUpaya peningkatan produksi padi menjadi kebijakan utama di Lampung. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi tersebut adalah terbatasnya tenaga kerja tanam. Kelangkaan tenaga kerja tanam tersebut menyebabkan jadwal tanam sering tidak tepat waktu/mundur, tanam tidak serempak, umur bibit lebih tua, sehingga berpeluang terhadap serangan hama penyakit dan kekeringan yang akhirnya berpengaruh terhadap penurunan produksi padi. Kondisi tersebut tentunya perlu adanya teknologi yang dapat mempercepat proses/waktu tanam, salah satu diantaranya adalah menggunakan mesin tanam Indo Jarwo Transplanter.