Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Maintang"

Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
  • No Thumbnail Available
    Item
    Karakterisasi Tiga Aksesi Plasma Nutfah Kacang Tunggak Asal Jeneponto Sulawesi Selatan
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Hanifa, Arini Putri; Maintang; Hidayah, Ismatul; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku
    Eksplorasi sumber daya genetik di Jeneponto Sulawesi Selatan mendapati tiga aksesi kacang tunggak yaitu kacang tunggak dengan biji berwarna merah, putih dan hitam di Desa Langkura, Desa Paitana, Desa Bonto Matene dan Desa Bonto Lebang Kecamatan Turatea serta di Desa Tolo Utara Kecamatan Kelara. Hasil eksplorasi tanaman kemudian direjuvinasi/dikoleksi untuk selanjutnya dikarakterisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi 3 aksesi kacang tunggak asal Kabupaten Jeneponto yang ditanam di Kebun Percobaan Gowa. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan karakter agronomis terutama pada pigmentasi batang tanaman: kacang tunggak merah berpigmentasi sedang, demikian halnya kacang tunggak putih berpigmentasi sedang pada buku batang, sementara kacang tunggak hitam tidak berpigmentasi. Pigmentasi polong muda yang solid Nampak pada kacang tunggak merah. Lokul biji kacang tunggak merah paling banyak (15) dibandingkan kacang tunggak biji hitam (13) putih (13,3) , berat 100 biji paling ringan hitam (18g), putih (23,2 g), merah(26 g)
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Keragaan Pertumbuhan Dan Hasil Varietas Unggul Baru Padi Pada Lahan Sawah Irigasi Dengan Penambahan Pupuk Organik Di Kecamatan Alletangae Kab.Maros
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Maintang; Suriani; Ohorella, Irfan; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku
    Penggunaan Varietas Unggul Baru dan pupuk organik adalah dua komponen teknologi utama dalam PTT yang diharapkan berkontribusi nyata dalam meningkatkan produktivitas padi tanpa merusak lingkungan tumbuh tanaman. Kajian bertujuan untuk melihat keragaan pertumbuhan dan hasil Varietas Unggul Baru (VUB) di lokasi display yang diberikan pupuk organik. Pengkajian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Sebagai perlakuan adalah Lima VUB yaitu Inpari 22, Inpari 23, Inpari 25, Inpari 29 dan Inpari 30 serta satu varietas pembanding yaitu Inpari 4 yang dikelola dengan cara petani dan tanpa pupuk organik. Analisis data sidik ragam dan uji nilai tengah perlakuan menggunakan uji Duncan 5 %. Hasil kajian menunjukkan adanya keragaan pertumbuhan dan hasil varietas Unggul Baru pada lahan sawah yang diberikan pupuk organik. Pada beberapa peubah yang diamati hasilnya tidak jauh lebih baik dibandingkan dengan Inpari 4 tetapi pada komponen hasil, VUB yang diberikan pupuk organik menunjukkan hasil yang lebih baik. Keragaan hasil VUB yang dikaji menunjukkan kenaikan hasil 28 -33 % dibandingkan dengan VUB Inpari 4 yang dikelola dengan cara petani dan tanpa pupuk organik.
  • No Thumbnail Available
    Item
    MORPHOLOGI DAN POTENSI BEBERAPA JENIS TANAMAN SAGU
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Nappu, M. Basir; Wahid, Abdul; Maintang; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat
    Sagu ( Metroxylon sagu Rottb ) dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dan bahan baku industri yang sangat penting, namun komoditas ini belum menjadi perhatian yang serius terutama dalam hal pemanfaatan pati dan berbagai hasil ikutannya serta pengembangan budidayanya. Diperkirakan 40% dari jumlah tegakan sagu merupakan tanaman produktif yang siap panen sehingga potensi ini dapat dimanfaat kan sebagai sumber cadangan pangan pada masa yang akan datang. Contoh areal pertanaman sagu yang tersebar di Merauke, Timika, Fakfak, Manokwari, Biak Numfor, Sorong, Yapen, Waropen, dan Jayapura baru dimanfaatkan sekitar 0,34%. Tulisan ini bertujuan untuk menginformasikan bagaimana cara mengenal suatu jenis tanaman sagu dengan berdasarkan ciri morphologi serta mengetahui potensi produksi jenis sagu tersebut. Hasil penelusuran pustaka disimpulkan bahwa jenis sagu asal jayapura termasuk sagu berduri yaitu Para Huphon, Para Hongsay, Rondo, Munggin, Puy, Manno, Epesum, Ruruna, dan Yakhalope dan sagu tidak berduri atau Metroxylon sagu Rottb yang terdiri dari Yepha Hongsay, Yepha Hongleu, Yepha Ebung, Osokhulu, Follo, Pane, Wani, Ninggih, Yukulam, Hapolo, Yakhe, Hili, Fikhela dan Hanumbo, selain aspek morfologi jenis sagu tersebut memiliki keragaman dalam hal warna dan kualitas pati. Sagu jenis Hapholo Hongleu, Hapholo Hongsay, Yepha Hongleu , Yepha Hongsay, Rondo. Hongleu, Rondo Hongsay, Osohulu Hangleu, Panne, Follo Hongleu dan Para adalah jenis sagu Unggul asal Sentani (Papua), 4 diantaranya menghasilkan tepung sagu lebih dari > 8,0 ton/ha/tahun yaitu Osohulu Hangleu, Hapholo Hongsay. Para, Yepha, Ruruna dan Rondo termasuk jenis sagu yang banyak dimanfaatkan.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Pengelolaan Tanaman Terpadu dan Teknologi Pilihan Petani: Kasus Sulawesi Selatan
    (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2012-11-19) Maintang
    Pengelolaan Tanaman (dan Sumber Daya) Terpadu (PTT) yang merupakan pendekatan dalam pengelolaan lahan, air, tanaman, dan organisme pengganggu secara terpadu telah diterapkan pemerintah dalam upaya meningkatkan produksi padi nasional. Untuk mendorong pengembangannya lebih lanjut, Pemerintah telah meluncurkan Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) sejak beberapa tahun yang lalu. Dalam implementasinya, PTT yang mengacu kepada prinsip partisipatif, spesifik lokasi, terpadu, sinergis, dan dinamis ini menawarkan teknologi yang dikelompokkan dalam komponen dasar dan pilihan. Kajian di berbagai daerah umumnya melaporkan bahwa pendekatan PTT berhasil meningkatkan produktivitas padi di samping menghemat penggunaan sarana produksi. Di Sulawesi Selatan, kajian lapang menunjukkan bahwa petani tidak menerapkan semua komponen teknologi yang diperkenalkan secara utuh. Mereka mempunyai pertimbangan sendiri dalam menerapkan teknologi, terutama yang memberikan produktivitas tinggi dan mudah diterapkan. Hal ini berpengaruh kepada keberlanjutan penerapan teknologi. Penerapan penggunaan pupuk organik dan tanam jajar legowo, misalnya, turun drastis setelah petani tidak lagi terlibat dalam program SL-PTT. Faktor ketersediaan dan ruah (bulky) pupuk organik dan tidak nyatanya peningkatan hasil dengan pemakaian pupuk ini serta kesulitan dalam menerapkan jajar legowo menjadi alasan petani untuk tidak lagi menerapkan kedua komponen tersebut. Demikian pula halnya dengan pengairan berselang, penggunaan bagan warna daun (BWD), dan tanam bibit muda. Kondisi seperti ini perlu menjadi pertimbangan dalam pengembangan PTT selanjutnya. Penekanan kepada dua atau tiga komponen teknologi yang paling berpengaruh terhadap hasil panen dan pendapatan petani serta kemudahan dalam proses adopsi tampaknya perlu mendapat perhatian yang lebih besar daripada mendorong petani untuk menerapkan semua komponen teknologi. Keberhasilan PTT ditentukan oleh ketepatan pemilihan teknologi dan kualitas penerapannya di lapang.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    RESPON PERKECAMBAHAN BENIH PADI LOKAL TORAJA TERHADAP INVIGORASI
    (BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Hanifa, Arini Putri; Maintang; BPTP Jambi
    Mutu fisiologis benih merupakan faktor penentu kualitas benih yang tergambarkan dari respon perkecambahannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon perkecambahan lima varietas padi Toraja (Tille, Seba, Kaloko, Tallang, Bau Busa) terhadap perlakuan invigorasi dengan merendam benih menggunakan 2 jenis media (air dan ekstrak bawang merah) selama 24 jam kemudian ditiriskan semalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon perkecambahan terhadap invigorasi berbeda antar varietas. Varietas Tallang memiliki nilai tertinggi untuk peubah daya berkecambah (97,2%), potensi tumbuh maksimum (97,8%), keserempakan tumbuh (97,8%), indeks vigor (95,0%). Terdapat interaksi antara varietas dengan media perendaman terhadap kecepatan tumbuh benih, panjang akar, dan tinggi batang.Varietas Tallang dan Tille memperoleh nilai tertinggi untuk kecepatan tumbuh benih dan tinggi batang. Berat kering akar tertinggi (0, 11 g) diperoleh pada varietas Tille, sementara berat kering batang tertinggi (0,11 g) pada varietas Tallang.

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback