Browsing by Author "Mahrup"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemPenyimpanan Cendawan Blas Pyricularia grisea untuk Jangka Panjang(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2004) Bustamam, Masdiar; Mahrup; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianBlas adalah penyakit penting pada padi terutama padi gogo. Kerugian yang ditimbulkan akan sangat berarti apabila tanaman yang digunakan rentan penyakit blas. Karena itu, perakitan varietas unggul tahan blas selalu perlu dikembangkan. Suatu koleksi cendawan blas yang terpelihara viabilitas dan virulensinya sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan pemuliaan tanaman terhadap penyakit blas baik untuk pemetaan gen tahan blas pada padi yang akan dijadikan tetua donor atau untuk mendukung studi biologi dari cendawan blas itu sendiri. Secara teori ada beberapa cara untuk penyimpanan koleksi cendawan blas untuk jangka panjang, namun metode yang ada tidak dapat digunakan pada semua kondisi.
- ItemTeknik Pengujian Ketahanan Tanaman Padi terhadap Penyakit Blas (Pyricularia grysea) di Rumah Kaca(IAARD Press, 2019) Mahrup; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianPenyakit blas disebabkan oleh cendawan Pyricularia grysea, dapat menurunkan hasil sampai mencapai 70%. Penyakit blas dapat menginfeksi semua bagian tanaman yaitu; daun, buku, leher malai, bahkan pelepah daun. Keadaaan suhu yang kondusif pada kisaran 28C. Pemilihan varietas tahan dalam penanaman padi sangat disarankan, mengingat akan kerugian yang dapat ditimbulkan akibat penanaman varietas yang tidak tahan terhadap penyakit cendawan ini. Pengujian penyakit blas di rumah kaca sangat penting dilakukan untuk mendapatkan gambaran ketahanan galur padi terhadap serangan blas di lapangan. Ras 173, 133, 073 dan 033 adalah 4 ras penyakit blas yang sering digunakan dalam pengujian. Penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran teknik pengujian cendawan blas secara detil di rumah kaca. Hasil pengujian menunjukkan ras 133 merupakan yang paling virulen (86,67% = sangat peka) pada cek peka Kencana bali. Sedangkan ras 173 (72,59%), ras 073 (68,15%) dan ras 033 (63,70%) secara berurutan lebih rendah walaupun reaksinya sangat peka. Hasil pengujian menunjukkan hampir semua galur tidak ada yang tahan, kecuali hanya galur-16 yang agak tahan (11,11%) pada ras 033 yang secara teori ras yang paling rendah tingkat virulensinya. Hasil ini sejalan dengan angka yang ditunjukkan oleh varietas cek tahan (Asahan) yang peka pada ras 173 dan ras 133 (30,37% dan 34,07%) dan bereaksi sedang pada ras 073 dan 033 (24,44% dan 22,96%), padahal seharusnya tahan.