Browsing by Author "Ma’sumah"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Molekuler Dan Keragaan Agronomi Tanaman Padi BC3F2 Code X Qdth8 Untuk Umur Genjah Dan Hasil Tinggi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Ma’sumah; Tasliah; Prasetiyono, Joko; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Perbaikan varietas padi untuk sifat umur genjah dan hasil tinggi sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi padi nasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola alel lokus QTL untuk sifat umur berbunga serta melihat penampilan agronomi pada galur BC3F2 Code x NIL-qDTH8. Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian pada bulan Januari sampai dengan Juni 2015. Materi yang digunakan adalah tetua Code yang memiliki gen ketahanan hawar daunbakteri (Xa7), IR64-NILs-qDTH8 (YP1) yang memiliki lokus yang mengatur umur berbunga lebih genjah, dan BC3F2 Code x NIL-qDTH8. Sebanyak 200 tanaman BC3F2 dari persilangan Code x qDTH8 diseleksi menggunakan marka RM20582 untuk mengetahui posisi QTL gen Xa7, RM6838 dan RM5556 untuk posisi lokus qDTH8. Hasil seleksi molekuler telah diperoleh 20 individu BC3F2 Code x NIL-qDTH8 yang memiliki alel homozigot lokus gen Xa7, dan homozigot untuk qDTH8 (pola alel ABB). Berdasarkan keragaan agronomi menunjukkan galur-galur BC3F2-qDTH8 yang terpilih (berpola alel ABB) memiliki figur lebih tinggi dibanding Code, berumur lebih genjah, dan memiliki potensi hasil (bobot gabah isi/rumpun) lebih banyak 55,27% dibanding dengan tetua Code.
- ItemEvaluasi Fenotipik dan Molekuler Galur Bc6 F2 Ciherang-Pup1 Terkait Dengan Toleransi Terhadap Defisiensi Fosfor(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Ma’sumah; Prasetiyono, JokoIndonesia merupakan salah satu negara yang memiliki masalah defisiensi Fosfor (P). Masalah defisiensi fosfor ini bisa terjadi pada hampir semua jenis tanah di Indonesia, termasuk lahan kering (gogo) dan lahan sawah. Varietas padi yang toleran terhadap defisiensi P tidak saja harus memiliki kemampuan untuk memperoleh P yang lebih besar (efisiensi eksternal) tetapi juga dapat menggunakan P yang diserap secara lebih efisien (efisiensi internal). Oleh karena itu dilakukan penelitian memasukkan segmen lokus Pup1 ke dalam padi Indonesia dengan persilangan konvensional dan diseleksi menggunakan marka molekuler. Lokus Pup1 diketahui memiliki kemampuan menangkap P lebih banyak dengan membentuk akar lebih banyak pada kondisi defisiensi P. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi galur-galur BC6 F2 Ciherang-Pup1 melalui uji fenotipik dan molekuler. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan laboratorium biologi molekuler BB Biogen Bogor. Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian lima galur BC6 F2 Ciherang-Pup1 yaitu galur 70, galur 115, galur 165, galur 157, galur 181 serta varietas Ciherang dan Kasalath sebagai tetua kontrol. Primer spesifik untuk mendeteksi lokus Pup1 yang digunakan untuk penelitian adalah Kas 19C_2 dan Kas 30n-1. Berdasarkan hasil uji fenotipik telah diperoleh beberapa galur yang lebih baik dari tetuanya, dilihat dari jumlah anakan galur 165 memiliki anakan terbanyak (12,60), galur 157 memiliki malai terpanjang (25,69 cm), galur 165 memiliki bobot 100 butir tertinggi (2,50 gram) dan galur 115 memiliki bobot gabah perumpun tertinggi yaitu 32,35 gram. Hasil analisis molekuler dari 200 sampel telah didapatkan 23 galur yang mengandung lokus Pup1 dalam kondisi alel homozigot. Galur-galur pilihan ini dapat diteruskan untuk pengujian berikutnya.
- ItemEvaluasi Molekular Dan Agronomi Galur BC2F6 Persilangan Code × Nipponbare Dan Ciherang × Nipponbare Untuk Sifat Umur Genjah Dan Hasil Tinggi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Prasetiyono, Joko; Ma’sumah; Tasliah; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Padi berumur genjah dengan hasil tinggi diperlukan untuk meningkatkan produksi nasional. Sifat sensitifitas panjang penyinaran pada padi tipe japonica (Nipponbare) bisa dimanfaatkan untuk mempercepat waktu berbunga pada padi indica. Introgresi segmen lokus gen Hd2 pada Nipponbare telah dilakukan ke dalam varietas Code dan Ciherang melalui metode MABc. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi secara molekuler dan agronomi tanaman BC2F6 persilangan Code × Nipponbare dan Ciherang × Nipponbare untuk mendapatkan galur-galur yang berumur genjah dengan hasil tinggi. Penelitian ini dilakukan di KP Sukamandi, BB Padi dan Lab. Biologi Molekuler, BB Biogen, Bogor. Materi yang digunakan adalah 15 galur BC2F6 yang terdiri dari 11 galur BC2F6 6 Code × Nipponbare, 5 galur BC2F6 Ciherang × Nipponbare, tetua Code, Ciherang, IR64, dan Nipponbare. Analisis molekuler dilakukan pada setiap galur menggunakan marka RM1362 dan RM7601 yang merujuk pada lokus gen Hd2, sebagai lokus pengatur umur genjah. Pengamatan karakter agronomis dilakukan sebelum panen dan komponen hasil. Hasil analisis molekuler menunjukkan dari 15 galur BC2F6 persilangan Code × Nipponbare dan Ciherang × Nipponbare yang digunakan terdapat empat galur yang pola alel untuk marka lokus gen Hd2 yang menyimpang, yakni BC6 × Nipponbare nomor 3, 4, 5, dan 10 (DA3, DA4, DA5, dan DA10). Galur-galur yang memiliki umur genjah dengan hasil lebih tinggi dibanding Code adalah DA2 dan DA6, sedangkan yang melebihi Ciherang adalah DB1, DB3, dan DB5. Umur berbunga galur-galur tersebut berkisar 81-84 HSS (Code = 85 HSS, Ciherang =86 HSS), dengan hasil gabah isi per rumpun sebanyak 246,22–473,88 gram (Code = 177,44 gram, Ciherang = 235,11 gram).
- Item. Evaluasi Molekuler Dan Agronomis Tanaman BC3F2 CODE × NIL-QTSN4 Untuk Peningkatan Jumlah Bulir Padi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Tasliah; Ma’sumah; Prasetiyono, Joko; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Perbaikan varietas padi untuk sifat potensi hasil tinggi sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi padi nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola alel lokus gen Xa7 dan lokus gen pengendali sifat jumlah spikelet, serta karakter agronomis pada galur BC3F2 Code × NIL-qTSN4. Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian pada bulan Januari sampai dengan Juni 2015. Materi yang digunakan adalah tetua Code yang memiliki gen ketahanan hawar daun bakteri (Xa7), IR64-NILs-qTSN4 (YP9) (disingkat NIL-qTSN4) yang memiliki lokus yang mengatur jumlah spikelet/bunga lebih banyak, dan BC3F2 Code × NIL-qTSN4. Sebanyak 200 tanaman BC3F 2 dari persilangan Code × NIL-qTSN4 diseleksi menggunakan marka RM20582 untuk mengetahui posisi QTL gen Xa7, RM17483 dan RM6909 untuk posisi lokus qTSN4. Hasil seleksi molekuler telah diperoleh 34 individu BC3F2 Code x NIL-qTSN4 yang memiliki alel homozigot untuk lokus gen Xa7 dan lokus qTSN4 (pola alel ABB). Galur-galur BC3F2-qTSN4 yang terpilih memiliki figur lebih pendek dibanding Code, berumur lebih genjah, dan memiliki potensi hasil (bobot gabah isi/rumpun) lebih banyak 46,1% dibanding dengan tetua Code.