Browsing by Author "M. P. Sirappa"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
- ItemPotensi dan Permasalahan Perbenihan di Sulawesi Barat(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Heryanto, Religius; M. P. SirappaSulawesi Barat merupakan salah satu daerah yang berpotensi sebagai penghasil beras dalam memenuhi kebutuhan dan mendukung swasembada beras nasional. Salah satu inovasi teknologi yang diandalkan dalam peningkatan produktivitas padi adalah varietas unggul berdaya hasil tinggi. Pada saat ini, masih banyak petani yang belum menggunakan benih padi bermutu/bersertifikat yang disebabkan oleh tidak tersedianya benih bermutu pada saat diperlukan. Untuk memenuhi kebutuhan benih secara “enam tepat” di Sulawesi Barat diperlukan sistim perbenihan yang ideal dengan menata regulasi perbenihan yang ada. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi dan masalah perbenihan di Sulawesi Barat. Hasil menunjukkan bahwa (a) Target produktivitas padi di Sulawesi Barat masih berpotensi untuk ditingkatkan dari 5,12 ton/ha menjadi 8 ton/ha melalui penggunaan benih bermutu, penggunaan varietas unggul baru, penerapan teknologi produksi, penanganan panen dan pascapanen yang tepat serta pembinaan penangkar/produsen benih disetiap daerah, (b) kebutuhan benih padi di Sulawesi Barat setiap tahun sekitar 2.545.150 kg dengan asumsi penggunaan benih 25 kg/ha dari luas lahan sawah 37.786 ha yang ditanami 2 kali dan 26.234 ha yang ditanami 1 kali. Kemampuan produksi para penangkar/lembaga produsen benih baru mencapai 1.231 ton per tahun sehingga masih berpeluang bagi produsen benih/penangkar untuk meningkatkan produksi benih, (c) Beberapa permasalahan di tingkat petani/penangkar/produsen benih adalah kurangnya modal, kerjasama kemitraan kurang baik, tidak adanya sarana dan prasarana untuk prosesing benih, keterbatasan lahan yang dimiliki oleh produsen benih, benih sering terlambat dan tidak sesuai permintaan, dan di beberapa kabupaten penangkar merasa terhambat dengan proses pelabelan, yang akan menyebabkan penjualan benih tidak tepat waktu, serta permintaan pasar yang masih rendah.